RESENSI BUKU JEJAK LANGKAH

 

RESENSI BUKU ‘JEJAK LANGKAH’

 

Judul : Jejak Langkah

Penulis : Pramoedya Ananta Toer

Diterbitkan dan diluaskan : Lentera Dipantara

Desain saampul :  Ong Hari Wahyu

Editor : Astuti Ananta Toer

Cetakan kelima : Oktober 2006

Cetakan keenam : Desember 2007

Cetakan ketujuh : Januari 2009

Cetakan kedelapan : Juni 2010

Cetakan kesembilan : Februari 2012

 

Jejak Langkah adalah Tetralogi Buru seri ketiga. Naskah ini pernah diterbitkan oleh :

1.     . - Hasta Mitra, 1985 (Jejak Langkah), edisi Indonesia.

2.       -Manus Amici, 1989/1991 (Veotsporen), edisi Amsterdam, Pent. Henk Maier.

3.      -Da Xue, 1989 (Zu Ji), edisi Beijing, Pent. Huangchen Fang Xiao, Zhang Yuan, Ju Sangbuan Yi.

4.      -Penguin Books, 1990, 1996, 2001 (Footsteps), edisi Australia, Pent. Max Lane.

5.      -Shingkuwara Mekong Published, 1995, 1998 (Soku Seki), edisi Jepang.

6.      -William Morrow & Co. Inc, 1994 (Footsteps), edisi New York, Amerika, Pent. Max Lane.

7.      -Aghanton, 1995 (Voersparen), edisi Belanda, Pent. Henk Maier.

8.      -Strom Verlag Lunzen, 1991 (Kind Aller Volker), edisi German.

9.      -De Geus Bv, 1988, 1999, (Kind van Aller Volker), edisi Breda, Belanda.

10.  0Uitgeverij De Geus, 1999 ( Voetsparen),  edisi Breda, Pent. Henk Meier.

11.  Txalaaparta, 1997 (Hacia El Manama), edisi Nafarora, Spanyol, Pent. Alfoonso Ormaegtxea.

12.  Payot  & Rivages, 2001 , edisi Paris Prancis.

13.  Pax Forlag A/S , 2001 (Fostpor), edisi Oslo Norwegia, Pent. Kjell Olaf Jensen.

14.  Edisiones Destino, S.A., 2001/ 2003/ 2004, edisi Barcelona, Spanyol.

15.  Union Verlag, 2002 (Spur der Scbritte), edisi Jerman, Pent. Giok Hiang Garnik.

16.  Radio 68H, 2002 (Jejak Langkah dalam cerita bersambung di radio).

17.  Kobfai Publishing, 2004 (Footsteps), edisi Thai, Pent. Pekavadi Verapaspag.

18.  Dou Shi Chu Ban Selagor, bahasa China, edisi Malaysia.

19.  Wira Karya, (Jejak Langkah), edisi Kuala Lumpur, Malaysia.

20.  Moskwa, edisi Rusia.

21.  II Sanggiatore, 1990, edisi Milan, Italia.

22.  Express Editio, 1984, edisi Berlin, Jerman.

23.  Albert Klutsch Verlag Vertrag, 1984, edisi Durch.

24.  Folaget Hjulet, 1986, edisi Stockholm, Swedia.

25.  Leopard Forlag, 2003, edisi Stockholm, Swedia.

26.  Alfa Narodna Knijiga, 2003,edisi Serbian.

27.  Sverigos radio, Sweden, 2004.

28.  S.A.A Qudsi, Calicut, Kereta strate, 2005, edisi Malayam, Indian.

 

 

Buku ini merupakan seri ketiga dari Tetralogi Buru, buku sebelumnya adalah Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, dan setelah buku ini ada seri keempat yaitu Rumah Kaca.

Dalam buku ini sosok ‘Minke’ telah berubah dewasa, berkumis dan pembawaanya tegas. Minke semakin dewasa ketika masalah silih berganti menghampirinya. Karena satu dan lain hal, Minke gagal mengenyam pendidikan Kedokterannya di STOVIA Betawi dan diharuskan membayar denda yan g tidak sedikit.

Alur dan informasi yang banyak dan padat diceritakan secara detail dan runtut. Pada buku ini penulis menyorot awal mula pembentukan organisasi Priyayi yang ada di Nusantara/ Hindia Belanda ini. Terfokus pada Syarikat Priyayi yang berdiri pada tahun 1906, Syarikat Dagang Islam berdiri, dan Boedi Oetomo berdiri pada tahun 1908. Serta diceritakan berdirinya Medan Priyayi yang merupakan penerbitan koran berbahasa Melayu. Yang semua karyawannya merupakan kaum pribumi. Medan Priyayi merupakan koran pertama yang dikelola kaum pribumi.

 

Siapakah sosok Minke sebenarnya?

Mungkin pembaca bertanya tanya dan penasaran siapakah sosok asli Minke didunia nyata setelah membaca ketiga seri Tetralogi Buru ini. Untuk pertama kalinya novel ini menyebutkan inisial nama Minke, yaitu T.A.S yang merujuk pada Tirto Adhi Soerja, pada halaman 596. Pada tahun 2006, Tirto Adhi Soerja dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional dan Bapak Pers Nasional. Karena kiprahnya mendirikan Medan Priyayi pada tahun 1907. Medan Priyayi dibawah kepemimpinan Tirto Adhi Soerja tidak sekedar berfungsi sebagai perwarta saja, tetapi juga sebagai lembaga hukum yang mendampingi rakyat yang menerima perlakuan tidak adil. Ketidakadilan dibongkar secara terang terangan oleh Medan Priyayi tanpa rasa gentar meski banyak halangan yang melintang.

Dalam novel ini selain menampilkan kisah sejara organisasi di Nusantara, ditampilkan juga kisah kisah roman. Di novel ini Minke mendapat tiga pemeran baru sebagai pasangannya. Yang pertama merupakan Ang San Mei, seorang aktivis Tiongkok yang kabur dari negaranya sendiri. Mei, nama panggilannya merupakan istri kedua Minke. Kemudian yang  kedua merupakan May Marais, anak dari sang sahabat Jean Marais. Minke dijodohkan dengan May, namun May menolak karena lebih memilih melanjutkan sekolahnya  di Paris Prancis. Yang terakhir merupakan Prinses van Kasitura, putri dari Raja Bacan, Kesultanan Bacan yang terbuang dari negerinya sendiri. Tokoh tokoh yang muncul di novel ini tidak hanya numpang lewat saja, tetapi ikut andil dalam membantu Minke. Diantaranya ada, Thamrin Muhammad Thonhir, R.A Kartini, dan Dewi Sartika, dan masih banyak lagi. Berhubung aku tidak mengerti dengan jelas sejarah sejarah organisasi di Indonesia, jadi aku tidak bisa membedakan mana yang kejadian nyata dan kejadian fiksi yang diciptakan Pram. Hanya satu yang aku tidak suka dinovel ini, adanya affair antara Minke dan Mir sungguh membuatku jengkel.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gabut 68

Kucing dan Ikan Asin

Aku