Gabut 6
Catatan Harian si Dina, Rabu 28 Oktober 2020 cerita di mulai saat aku selesai menulis blog
kemarin. Aku sengaja menulis blog ini pukul 13.00 WIB karena hari ini aku lebih sibuk
daripada hari kemarin, hari ini merupakan hari puncak acara yang dari berbulan-bulan
kemarin sudah di persiapkan dengan matang. Acara hari ini di mulai dengan Sepeda Hias
yang di mulai pukul 15.00 WIB, tentu sebagai panitia aku dan teman temanku yang lain harus
kumpul sebelum acara yaitu pukul 14.00 WIB untuk melakukan brefing. Dari siang aku
sudah mempersiapkan apa saja yang perlu di gunakan saat acara nanti seperti kebaya, make
up, dan segala persiapan yang lainnya. Acara Sepeda Hias ini di peruntukkan untuk para
bocil, dan sebagai panitia kita di haruskan memakai dresscode hitam putih agar terlihat
kompak, aku mencari kaos putih susah sekali karena kebanyakan kaosku bergambar wisata
wisata yang ada di Indonesia seperti Bali dan Jogja. Tidak mungkin aku memakainya karena
akan memalukan, jadi aku mencari baju kaos putih di almari mamaku dan aku
menemukannya, saat ku buka lipatannya lha kok malah bergambar Lactamil? Ituloh susu
khusus ibu hamil, semakin tidak jelas saja. Saat ku ingat ingat rupanya aku punya kaos putih
berlengan hijau toska, tidak papa meski terhilat seperti iklan Luwak White Coffe yang penting
aku ada baju kaos warna putih untuk di kenakan. Semalam setelah menulis blog aku pergi
latihan drama kolosal, sampai di perapatan rupanya sudah ramai meski sedikit gerimis. Aku
mengajak teman yang lainnya untuk foto foto terlebih dahulu di deretan bendera Merah Putih
yang di kibarkan di sepanjang jalan dan di Display Vespa Lawas yang terlihat sangat
Aestetic. Aku perhatikan sekitar ternyata Karang Taruna GEMA GAMA banyak mendapat
sponsor, mulai dari rokok Djarum, roti Ramayana, kopi Lima Jari Khas Lampung,
perumahan yang entah ada dimana karena aku tidak tahu lokasinya, oh tidak lupa Indosat
yang kami tolak karena kami merasa sudah tidak mampu mengendors barang lagi saking
banyaknya.
Aku dan kawanku kumpul di rumah pak RT karena hujan serta melihat anak yang kebagian
memakai baju adat mencoba kostumnya disana. Pukul 21.00 WIB latihan baru dimulai karena
hujan mulai reda, melihat anak anak penari membawa tempeh aku tertarik untuk
memainkannya, barbar begini aku bisa menyeimbangkan tempeh di kepala meski aku banyak
tingkah sekalipun, bakat ini di turunkan dari mamaku yang selalu memenangkan Lomba
Nyuwun Tempeh selama 5 tahun berturut turut. Setelah latihan sampai pukul 23.45 WIB kita
semua di perbolehkan istirahat dan makan hasil sumbangan para orang tua untuk anak
anaknya agar tetap semangat untuk tampil besok. Makan tengah malam bersama sama di
tengah jalan memang paling nikmat, setelahnya kita berdiskusi untuk persiapan acara besok,
yaitu hari ini. Pada acara puncak hari ini yang berarti drama kolosal di tampilkan kami para
remaja akan memakai baju adat berupa kebaya biasa untuk peran rakyat dan pakaian adat dari
seluruh Indonesia dengan pilihan. Tentu tidak lupa kostum untuk peran Belanda yang akan
berbeda dengan kita semua, aku pada acara nanti malam akan memakai pakaian adat Madura.
Sebelum acara puncak, tepatnya ba’da magrib akan di persembahkan banjari modern beserta
pengajian untuk memperingati Hari Maulid Nabi SAW. Cukup sampai disini saja sepertinya
karena aku harus bersiap siap untuk memulai acara hari ini.
Komentar
Posting Komentar