Gabut 7

 

Catatan Harian si Dina Rabu 28 Oktober 2020, cerita ini di mulai saat kemarin aku selesai menulis blog kemarin. Pukul 14.00 WIB aku baru bisa mandi dan siap siap untuk acara Sepeda Hias, dengan desscrode putih hitam aku bergegas kumpul di perapatan yang sudah di penuhi dengan para bocah lengkap dengan sepeda mereka yang sudah di hias. Aku kebagian untuk mengawal di belakang dengan membawa bendera, aku di bonceng oleh kembaranku. Kepin, adek sepupuku yang berumur 4 tahun memaksa ingin ikut dan di bonceng di depan. Kepin yang terlalu aktraktif membuatku takut membuatnya jatuh dari motor. Melihat euforia yang sangat antusias membuatku terharu dan bangga dengan kekompakan para remaja Karang Taruna GEMA GAMA, pukul 15.50 WIB rombongan Sepeda Hias di berangkatkan oleh pak RT selaku ketua pelaksana. Baru juga berangkat aku mengkibar kibarkan bendera ke atas eh tanganku sudah terluka terkena bambu yang ku pegang, keluar darah banyak tidak membuatku koar koar heboh, cukup ku usap pada celana darahnya sudah berhenti sendiri. Tetap ku pegang bambu tersebut meski kemungkinan tangan ku terluka bisa terjadi lagi, untungnya aku membawa kresek berisi masker untuk di bagikan pada peserta Sepeda Hias yang sudah habis jadi bisa ku lilitkan pada bambu untuk pegangan agar tidak terluka lagi. Acara berjalan lancar meski ada beberapa masalah tapi masih bisa kita atasi, kalau fotonya sudah di share akan ku sisipkan disini.

Pulang dari acara tersebut aku langsung bergegas untuk vidio call bersama 2 temanku untuk latihan Lomba Debat yang akan di laksanakan pada esok hari. Setelah magrib kenduren di mulai, aku masih memakai pakaian yang sama meski muka sudah make-up. Baru kali ini aku melihat kenduren Maulid Nabi semeriah ini, Bapak bapak memakai seragam batik berwarna biru dan ibu ibu memakai gamis couple berwarna ungu dengan motif dan model yang sama. Setelahnya aku berganti pakaian dengan pakaian khas madura berwarna merah mentereng, aku segera berangkat ke rumah mas Dani untuk breafing singkat sebelum tampil 15 menit kemudian. Dengan saling membantu untuk melengkapi kostum membuat kami gerogi serta tremor, kostum kita membuatku ingin menangis terharu karena keantusiasan nya. Kami tampil dengan maksimal tanpa menghiraukan banyak kamera yang menyoorot dan suara tangis penonton karena terharu. Saat sesi menyanyi lagu Syukur aku rasanya ingin menangis terharu dan menahan tawa karena rok batik yang kukenakan melorot dari ikatan tali rafia. Rok ku melorot setelah di injak mas Wahyu saat adegan perang saudara membuatku panik memegangi agar tidak melorot sampai jatuh yang tentu akan membuatku malu di hadapan semua orang. Setelah tampil kita semua foto foto dan keliling di stan sponsor untuk sekedar minta tester produk mereka. Dengan mendengar pengajian yang di tampilkan kyai Syahroni dari Mojokerto kita kumpul lagi sekedar untuk berbincang serta bercanda menghangatkan suasana masih dengan baju kostum yang melekat di badan, meski gerah dan risih kita tetap pakai karena sehabis acara nanti kita akan foto bersama untuk kalender 2021. Acara yang selesai pukul 23.00 WIB membuat kita langsung bersih bersih perapatan setelah foto bersama                        ibu ibu Dan bapak bapak, dan setelahnya kita makan bersama. Dan aku bisa pulang setelah pukul 00.45 WIB, karena aku besok harus bangun pagi. Besoknya aku bangun pukul 06.00 WIB lebih dengan terkejut karena waktu yang mepet dan membuatku pusing, setelah siap siap aku memulai lomba. Lomba selesai meski aku tidak keluar sebagai pemenang dan mendapat nilai terendah aku tetap bangga. Agak siangan kami mendapat tamu dari madura, meski singkat tapi aku senang. Cukup sekian cerita hari ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gabut 68

Kucing dan Ikan Asin

Aku