Gabut 12
Catatan Harian si Dina, Selasa 3 November 2020. Cerita
di mulai saat aku selesai menulis blog kemarin, aku buru buru untuk menyelesaikan
tulisan. Karena laptopku akan di pakai anak tongkrongan depan lagi lagi untuk
menonton vidio drama kolosal hari sumpah pemuda. Hari kemarin lumayan mendung
tapi tidak hujan, seperti kata pepatah ‘Dekat
belum tentu jadian’ J. Sebenarnya malam ini aku di suruh
kondangan, berhubung aku tidak di undang dan tidak kenal yang nikah jadi aku
tidak mau. Kata mama aku harus ikut kondangan karena biar nanti pas aku nikah
juga banyak yang kondangan. Tahu sendiri sistem datang ke hajatan di jawa itu
hutang menghutang yang di sebut bowoh,
yang gula, uang dan rokok bawaan tamu undangan akan di catatan dan kemudian
hari di kembalikan saat tamu undangan mengadakan hajatan. Dan rencananya anak
GEMA GAMA yang akan kondangan akan berangkat bersama agar lebih kompak. Benar saja,
dari vidio yang di bagikan ke group Whatsapp GEMA GAMA terlihat mereka
menjadi pusat perhatian karena heboh dan bergerombol banyak. Apalagi Mas Wahyu
atau biasa di sebut Mileng menambah piring makanan dan menjadi gosip ibu ibu
yang ada di sana. Setelah pulang kondangan mereka langsung menuju ke rumahku
yang sudah menjadi basecamp, kemudian megopohi ku untuk pinjam laptop. Mereka yang
kesemuanya cowok terkadang membuatku canggung jika ikut nimbrung di obrolan
mereka. Setelah mengantarkan laptop ke teras aku berniat masuk ke kamar lagi,
tapi aku melihat mama yang heboh menjarah tas kertas berisi bingkisan dari
kondangan untuk di ambil tasnya saja. Mereka memaklumi saja karena sudah menganggap
mamaku sebagai mbak mereka sendiri. Oh iya, di lingkunganku ini orang tuaku
tidak di panggil om, tante, bude ataupun pakde, mereka biasa memanggilnya cak,
yuk/ mbak. Padahal seharusnya anak seusiaku atau di bawahku itu memanggil yang
lebih sopan, tapi saat ku tanya kenapa memanggil seperti itu, rata rata mereka
menyebut orangtuaku lebih pantas di panggil cak, yuk/mbak karena masih muda. Aku
masuk ke kamar dan sudah rebahan, tapi mama menyuruhku keluar karena di teras
ramai. Akhirnya aku ke teras dan bergabung bersama mereka menonton drama
kolosal. Sadar tidak sadar lama kelamaan aku tertular kebiasaan mereka, dari
cara berbicara, candaan sampai cara tertawa pun sama. Aku ini butuh asupan
tongkrongan cewek selain kembaranku:”). Semakin malam aku mengantuk jadi aku
kekamar setelah menjarah botol Teh Pucuk
Harum hasil bingkisan kondangan
mereka, hihihi. Seperti biasa aku scroll
Tiktok dan baca Wattpad setelahnya aku tidur meski tidak tenang karena belum ada
tugas yang masuk dari kating.
Paginya aku bangun seperti biasa, dan karena hari
ini ada kelas pukul 08.45 WIB jadi bersiap siap dan sarapan. Kelas berakhir
pukul 12.30 WIB dan aku pun sholat dhuhur kemudian ke teras untuk bermain
bersama Reppa, Sakira dan Kepin, 3 bocil
yang suka kepo saat aku kelas onlen. Sorenya
aku rebahan dan berpikir mulai menulis catatan harian agar nanti malam bisa
bersantai, tapi aku malah kepikiran untuk potong poni. Aku memotongnya sendiri
di pondok bekas kandang kambing belakang rumah dengan bantuan vidio di Tiktok yang pernah ku tonton saat scroll di Instagram. Ternyata terlalu pendek dan terkesan seperti dakocan, Reppa sampai melihatku seperti
orang asing. Setelah mandi aku mengeluarkan laptop untuk menulis ini tapi malah
keterusan menonton sinetron dulu. Sekian cerita hari ini terima kasih.
Komentar
Posting Komentar