Gabut 14

 

Caatan Harian si Dina, Kamis 05 November 2020. Cerita di mulai ketika aku selesai menulis blog kemarin, aku di ajak mamaku ke rumah salah satu tetangga beda RT yang habis hajatan. Karena mama mama mau beli gula 10 Kg di situ untuk bowoh di hajatan yang lain, kebiaasan membeli gula borongan di rumah orang habis hajatan sudah biasa bagi warga perkampungan seperti rumahku ini. Karena harga lebih murah dan barangnya sudah ready. Hal ini juga di sebabkan karena musim hajatan biasanya persediaan gula di warung maupun toko jadi terbatas bahkan habis, harga gula pun melonjak drastis. Setelah mama membayar uang gula, aku dan mama lanjut ke toko gerabah. Karena gulanya sudah di antar siang tadi oleh tetanggaku yang juga beli gula disana. Sesampainya di toko gerabah mama memilih milih pot bunga yang lucu lucu. Tidak tahu kenapa semenjak pandemi Covid-19 ini mama papaku jadi maniak menanam tanaman apapun. Yang bibitnya mencari cari dari dimanapun asalkan itu langka mama papaku akan menanamnya, meski akhirnya mati karena tidak cocok dengan iklim. Pernah suatu ketika papaku tertarik dengan pohon Kelor Merah di Madura dan berkeinginan menanamnya di Mojokerto. Setelah mendapat bibitnya dan di tanam di halaman rumah, bibit tersebut tetap tidak muncul tunas daun atau cabang. Padahal sudah di siram sampai tergenang tetap tidak hidup itu bibit. Kemudian aku berpikir, ini kan tanaman yang sebelumnya tumbuh di tanah gersang Madura kemudian di tanam penuh air di Mojokerto, jelas gagal. Pernah juga papa mencari bibit pohon mahoni sampai ke pinggir sungai di segala penjuru Bangkalan, dan papa juga pernah membawa entah pohon apa yang jelas di dapatkan di pantai daerah Kwanyar. Beda dengan papa, mama lebih suka bertukar bibit tanaman dari temannya dengan barter bibit yang sudah di tanam pot sebelumnya. Nahh mamaku ini juga ikut terkena korban viral tanaman yang mahal itu, satu daun berharga Rp 10.000.00-. mama membeli yang masih kecil dengan 3 daun, tapi sayang satu daunnya sudah di cabut Reppa. Untung saja yang berbuat ulah anak kesayangan dan masih bocil, coba aku yang melakukannya sudah pasti di suruh ganti aku. Mama juga suka menanam seledri yang bibitnya di ambil dari  rumah Madura, Padahal seledri dimana saja sama. Tanaman mama ini punya penjaga tersendiri, yaitu Reppa. Reppa akan menangis dan menjerit saat ada orang yang menyentuh deretan seledri mama yang ada di pagar beton depan rumah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RESENSI BUKU JEJAK LANGKAH

RESENSI BUKU GADIS PANTAI

RESENSI BUKU ANIMAL FARM