Gabut 17

 

Catatan Harian si Dina, Minggu 06 November 2020. Aku akan cerita di mulai dari acara perkumpulan remaja di rumah Mas Heru kemarin, berhubung kemarin kami membahas agenda tahun baru jadi sangat lama. Sebenarnya sudah biasa saat kumpul kumpul begitu kami pulangnya sangat larut, bahkan ketika mendekati acara kami sering pulang tengah malam. Beruntungnya kami semua menjadi semakin akrab dan hafal dengan sifat dan kebiasaaan masing masing. Kemarin kami kedatangan tamu dari salah satu komunitas pecinta reptil di salah satu universitas yang ada di malang yang ingin mengadakan sosialisasi “Penanganan pertama saat menghadapi ular dan menjinakkanya”. Kami di ajarkan untuk mengenali jenis ular terlebih dahulu sebelum di bawa ke rumah sakit saat tergigit ular. Karena penawar yang akan di berikan berasal dari bisa ular Welang Weling dan entah ini satunya apa, aku lupa. Jika penawar dan jenis ular yang menggigit bebeda maka akan mempercepat kematian karena penawar tersebut tidak memerangi apa apa. Di Indonesia kasus kematian karena tergigit ular menjadi kasus yang paling tinggi. Penyebabnya adalah karena penawar hanya berada di rumah sakit kota kota besar, sedangkan korban kebanyakan dari daerah daerah yang masih mempertahankan alamnya, biaya pembelian penawar yang tinggi membuat pasien tidak mampu membeli dan mengandalkan pengobatan tradisonal. Selain itu penanganan yang salah membuat bisa ular cepat menyebar ke syaraf dan jantung. Beberapa jenis ular yang berbisa biasanya dapat di tandai dengan warna kulit yang mencolok, tapi tidak semua ular dengan warna mencolok berbisa. Penanganan dengan memberi ular garam sebenarnya tidak efektif karena ular tidak takut garam, melainkan takut pada manusia. Saat ada ular di depan mata, usahakan jangan panik dan membuat gerakan yang mengagetkan. Cukup mengambil ranting yang kira kira panjangnya 1 meteran. Dan arahkan ke bawah kepala ular agar ular tersebut bergelantungan di ranting, jika sudah begitu dapat di pastikan ular tersebut anteng. Kami juga membahas anggaran untuk acara tahun baru. Rencananya kami akan memasang tenda camping yang di depannya kami akan bakar bakar ikan dan jagung. Yang paginya pada tanggal 31 Desember 2020 mengadakan khataman qur’an di mushollah. Aku tentu sangat mendukung acara ini karena betepatan dengan hari ulang tahunku dan kembaranku yaitu 1 Januari. Kami juga membahas rencana keberangkatan rekreasi hasil dari penjualan kopi. Setelahnya kami semua pulang, dirumah aku masih diskusi dengan para remaja lawas tentang apa saja yang di bahas di pertemuan ini. Kemudian aku mengerjakan tugas, setelahnya aku scroll Tiktok dan baca Wattpad seperti biasa dan tertidur karena mengantuk.

Paginya aku bangun untuk sholat subuh, kali ini aku tidak tidur lagi karena akan ke Car Free Day dengan kembaran yang diadakan oleh Karang Taruna PUTRA MAJAPAHIT. Aku kesana hanya membeli 4 kerudung bergo dan tidak beli makanan atau minuman apapun, tidak selera. Pemandagan di sana bagus karena jalan tersebut berada di tengah sawah dengan view gunung Penanggungan yang mejulang tinggi serta gagah, tidak lupa udara sejuk di pagi hari membuat pernapasan lancar. Setelahnya aku dan kembaran pulang yang sudah di sambut oleh Reppa di depan rumah. Dia berjingkrak kesenangan karena mengira aku membawa makanan. Pukul 07.00 WIB aku dan mama ke perapatan untuk memulai senam bersama. Pulangnya aku hanya malas malasan saja sampai sore karena pegal dan mengantuk. Ba’da Asyar aku mengerjakan tugas sampai pukul 21.00 WIB yang kemudian di lanjutkan dengan menulis ini. Cukup sekian dan Terimakasih.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gabut 68

Kucing dan Ikan Asin

Aku