Gabut 23

 

Catatan Harian si Dina, Sabtu, 14 November 2020. Cerita ini di mulai sebelum aku menulis blog kemarin, tepatnya sore hari. Kemarin sore aku main sama Reppa, dia minta di tatah ke perapatan. Capek juga ternyata menatahnya, sedangkan yang di tatah semangat selalu ingin jalan jalan terus. Magribnya aku masih main bersama Reppa di teras rumah, kemudian aku janjian bersama temanku untuk COD di kuburan. Jadi kita itu punya rencana beli sovernir untuk di berikan pada salah satu sahabat kami yang bernama Linda. Yang rencananya tanggal 16 bulan ini akan mengadakan lamaran. Jadi aku bersama ke 6 sahabatku ingin memberikan kenang kenangan sebagai simbol bagi yang pertama nikah. Sahabatku si Arlandi ini yang menampung uang iuran dari kami semua, dan meminta ketemuan di kuburan saja. Itu karena rumahnya dekat area pabrik yang gelap, jadi karena aku takut jadi janjian saja di tempat terang. Dan tempat terang itu adalah si Gerbang Merah alias kuburan. Mana jum’at malam lagi, sepi pula, nungguin dia lama banget. Setelah itu aku pulang dan di sambut wajaah cemberut Reppa yang tidak ku ajak pergi. Reppa ini sangat maja padaku dan keluargaku yang lain, makannya kalau ada Kaisha dia akan cemburu. Setelah itu aku belajar make-up  untuk menunggu waktu diskusi bedah buku bersama LPM. Kemudian aku maka mie bkinan om ku yang endull banget rasanya. Itu hanya mi indomie biasa yang di olah bersama telur, bawang dan bumbu lainnya. Saat beberapa menit diskusi di mulai, papaku dating dari walimahan membbawa berkat. Aku ingin makan juga tapi gaboleh ninggalin camera. Diskusi berjalan dengan seru dan membuka pikiran serta menambah wawasanku. Tapi aku mengantuk sekali, jadi setelah diskusi berakhir aku langsung sholat dan tidak sempat mengaji, lalu lanjut menulis blog. Aku baru bisa tidur pukul 01.20 WIB, karena tidak bisa tidur jadi setelah menulis blog aku scroll Tiktok di Instagram dan baca Wattpad. Paginya aku bangun seperti biasa, setelah sholat subuh aku langsung merenung di teras. Reppa yang melihatku dari balik kaca jendela rumahnya berteriak dan memukul mukul kaca depannya. Sampai mamaku keluar dari dapur untuk melihat ada kekacaua apa di pagi hari seperti ini. Setelah tahu ada Reppa mama berniat menggodanya dengan memelukku. Reppa yang cemburu berteriak teriak kesal dan terus menukul kaca jendela. Kemudian aku tidur lagi dan di bangunkan pukul 07.00 WIB sama papaku karena di depan ada Reppa. Saat ku ke depan aku pura pura tidak tahu Reppa ada dimana dan menanyakan keberadaan Reppa ke Reppa sendiri. Si kecil ini malah menunjuk seekor ayam, yang katanya ayam itu adalah Reppa. Aduhh gemoii sekali bocil ini. Setelah menyerahkan tugas lembar amaliyah, aku bermain bersama Reppa, sampai siang menjelang sore pun aku main bersama Reppa terus di teras rumah bersama anak tongkrongan yang lainnya. Rupanya anak tongkrongan ini sangat suka membully Reppa, dia memang sangat lucu ekspresianya saat kesal. Siang menjelang sore aku ketiduran dan bangun saat pukul 15.30 WIB. Karena anak remaja RT mengajakku bermain Volly. Setelah bersih bersih rumah dan siram siram, aku berangkat ke lapangan. Sampai lapangan rupanya sudah ada bannyak lelakinya, duhh jadi malu. Untung saja ada 2 mbak pelatih. Sedangkan kami cuman ber 4. Kami main cukup lama, detainya akan ku ceritakan di blogku besok, intinya akan ada banyak kejadian lucu disana. Setelah membuat bola nyangsang ke genteng rumah orang aku dan teman teman bergegas pulang, tapi rupanya memang rejeki anak baik. Kami di traktir pentol sama anak remaja cowok. Cukup dulu ya, wassalam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gabut 68

Kucing dan Ikan Asin

Aku