Gabut 33
Catatan Harian si Dina, Rabu 25 November 2020. Hari ini
aku bangun dengan estetik, yaitu dengan mengulet ala tarian ular. Apalagi tiba
tiba badanku yang asyik mengulet ini di tindih oleh dua bocil, Aidil dan Fira. Apalagi
mereka berdua main sambil loncat loncat. Aku menduga dalam hati pasti bentar
lagi mereka bertengkar. Dan terjadilah firasat ku tadi tidak lama kemudian,
Aidil yang jahil dan Fira yang cengeng merupakan perpaduan yang pas. Aku cuman
diam memperhatikan mereka, selain tidak tahu cara menenangkan bocil bertengkar,
nyawaku juga belum sepenuhnya terkumpul. Dimana mana pasti aku kebagian jaga
bocil, tidak di rumah Mojokerto tidak di rumah Madura sama saja. Kemudian aku
bangkit untuk cuci muka dan skincarean pagi. Aku ke teras karena para bocil
kumpul di situ, ada Rifda juga, adeknya Fira dan Nana. Rifda ini masih bayi
baru berumur 2 bulan, tapi sudah gembul banget, pipinya tumpeh tumpeh. Setelah puas
main sama bocil aku ke kamar untuk rebahan sambil baca Wattpad, ada mas sepupuku juga. Dia ini memang selalu nempel padaku
kalau aku di madura. Pukul 09.00 WIB aku melihat informasi di group chat Whatsapp kelas bahwa mata kuliah hari
ini di Google Classroom saja karena
dosennya sedang sibuk. Materi sudah di share di Google Classroom beserta absennya. Karena tidak ada tugas yang
perlu diselesaikan aku pun tidur, dan bangun pukul 12.45 WIB. Saat lihat group
chat kelas aku baru ingat belum absen, yasudah aku absen meski telat 3 jam. Aku
bangun jam segitu karena katanya hari ini mas sepupuku ini mengajak mandi di
sumber bersama mas sepupuku yang satunya sebelum jam 13.00 WIB. Karena katanya
di sumber tersebut akan hujan kalau diatas jam 13.00 WIB. Karena mas sepupuku
yang satunya belum pulang dari kampus jadi kita tungguin dia dulu. Sambil nungguin
mas sepupuku yang satunya ini, sebut saja mas sepupuku yang satunya ini mas
Andi, aku bantuin mengerjakan tugas dari mas sepupuku yang bernama mas Doni. Saat
mas Andi sudah datang ternyata mas Doni
berangkat beli sepatu mana lama banget lagi perginya, ingin ku mengumpat, dia
yang ngajak dia pula yang ngaret. Saat mas Doni pulang ternyata sudah mendung,
jadi kita dilarang berangkat oleh orang rumah. Padahal aku sudah berganti baju
dan pakai sunblock. Yasudah di tunda
minggu saja sepulang aku diklat. Kalau hari biasa tidak bisa karena kita semua
sekolah. Karena aku ingat kalau aku belum sarapan jadi aku sarapan dulu di
siang hari ini yang biasa di sebut bruch
atau breakfast and luach, gk tahu deh kalau tulisan bahasa
inggrisnya salah. Setelah itu aku bantuin mas Doni mengerjakan tugas nya yang
lain, dia cuman memberi arahan dan aku yang bekerja. Atas rasa terimakasih, mas
Doni inisiatif membuatkanku camilan. Dia menggoreng bakpau, tapi gosong, katanya
itu bukan gosong tapi coklatnya naik. Waww impressive.
Sebenarnya aku pingin ngobrol ngobrol dengan mas sepupuku yang satunya, cuman
dia terlalu pendiam dan akhir akhir ini sibuk dengan urusan kuliahnya. Apalagi dia
ini mendaftar jadi duta fakultas membuatnya sering bolak balik kampus, entah apa
saja. Daripada aku gabut jadi aku mandi saja. Saat magrib aku disuruh menjaga
Rifda karena orang orang pada sholat. Rifda ini meski bayi sepertinnya sudah
ngerti menonton tv, dia anteng saja dengan pandangan ke tv menonton Demen Makan di Trans TV. Kemudian keluargaku
memborong sate ayang yang lagi keliling jadi aku makan malam deh. Kemudian aku
ke kamar untuk rebahan, meski tidak tenang karena masih banyak godaan keributan
dari para bocil, apalagi ketambahan Irsyat, sepupuku dari Petrah. Sudah dulu ya
aku mau rujakan bersama para sepupu ini, wassalam.
Komentar
Posting Komentar