Hasil Ngobrol Dengan Orang Asing

 

HASIL BERBINCANG DENGAN ORANG TIDAK DI KENAL

Hari ini aku pergi ke sebuah warung untuk memenuhi tugas, sebenarnya aku kesulitan untuk berbincang dengan orang asing, terlebih dengan orang yang lebih tua. Aku keterbatasan bahasa, aku tidak mahir berbahasa jawa krama. Di warung itu aku bertemu bapak bapak seumuran papaku kurasa, beliau memakai jaket dan mengayuh sepeda untuk menuju warung ini. Dari pembicaraan beliau dan penjaga warung setelah memesan kopi aku tahu beliau habis pulang dari sawah untuk mengecek lahannya disana. Aku mencoba ikut dalam perbincangan karena merasa aneh di hawa sedikit dingin dan kabut seperti ini mengapa malah ke sawah?. Rupanya sawah bapak ini terendam banjir saat hujan semalam yang sangat deras. Di saat pandemi begini penghasilan beliau hanya dari penjualan hasil sawah, tidak ada pemasukan lain. Aku sedih mendengarnya, di luar sana masih banyak orang orang yang mengalami kehidupan sulit, aku seharusnya bersyukur masih bisa hidup enak di saat pandemi Covid-19 begini karena orangtuaku masih bekerja. Bapak ini takut 2 hari kedepan jika sawahnya masih terendam banjir akan mengakibatkan padi padinya membusuk dan terancam gagal panen, beliau berencana akan membuka bendungan yang ada di lahan sawahnya. Hujan yang mengguyur desaku semalaman membuat para petani kewalahan dan panik, membuka bendungan yang ada pada lahan sawah pun tidak membuat hasil baik dan malah menanbah masalah karena aliran air saat bendungan di buka akan mengalir di sungai kecil. Air sungai yang bercampur sampah akan ikut masuk kedalam lahan sawah dan mencemarinya. Kondisi seperti ini membuat para petani yang menggantungkan hidupnya pada hasil panen sedih dan memutar otak untuk mengatasi kerugian.

Rupanya bukan hanya lahan sawah saja yang terendam banjir, jalanan menuju satu satunya mata air di desa juga terputus karena ambles sedalamam 2 meter. Keluargaku juga bergantung pada mata air tersebut menyebabkan kita semua kekurangan air bersih untuk minum dan memasak. Beberapa orang yang ada di warung nimbung pembicaraan ini meski tidak saling kenal, satu dusun bukan berarti kita kenal semua warganya, begitupun dengan kami saat ini. Salah seorang di antaranya memberikan informasi masih tentang akibat banjir, katanya ada sebuah mobil box yang terjatuh ke sebuah waduk. Diduga sopir waduk tersebut tidak bisa membedakan antara jalanan dan pinggiran waduk yang saat itu terendam genangan banjir setinggi betis orang dewasa. Sedikit tidak masuk akal bagi kami yang mendengarnya, tapi itulah adanya. Untuk akses ke desa seberang sungai berantas memang hanya satu satunya, di tengah sawah itu dengan lebar 2 ,5 meter yang lama kelamaan menyampit karena tergerus sungai kecil dan area sawah. Jalanannya pun tidak tinggi, sehingga saat hujan berkepanjangan seperti ini akan susah melewatinya. Kondisi ini mengingatkanku pada jaman aku Sekolah Menengah Pertama, sekolahku yang berada di pinggir sungai Brantas dan di kelilingi sawah membuatku dan kawan kawan kesusahan untuk melewati jalan ketika semalam hujan deras, karena pastinya jalanan akan tergenang banjir beserta lahan sawah nya, sehingga mirip danau yang luas. Dari pembicaraan bersama beliau dan pengunjung warung yang lain aku tahu bahwa hujan lebat semalam banyak membuat masalah, mulai dari membanjiri lahan sawah, membuat jalanan ambles hingga tanahnya memenuhi lahan sawah orang dan menyulitkan para petani untuk membersihkannya saat surut nanti.

Kondisi mata air yang berada di tengah tengah sawah juga menyebabkan air tidak jernih dan terkesan seperti air genangan banjir. Salah satu warga yang rela memutar arah sampai ke desa lain hanya untuk mengambil air di sumber mengeluhkan hal tersebut. Jalanan yang licin dan tergenang banjir menyulitkan warga yang ingin memperbaiki jalan untuk akses ke mata air.

Nasib buruk juga memimpa pemilik tambang, ikan ikan yang ada di kolam hanyut bersama air banjir menyebabkan mereka juga mengalami kerugian yang tidak sedikit. Ikan ikan yang hanyut ini rupanya menjadi buruan para warga untuk di jadikan lauk, mereka berbondong bondong untuk memancing di sawah maupun genangan genangan yang memungkinkan adanya ikan ikan tersebut. Beberapa bapak bapak di warung pun merencanakan pergi memancing setelah ngopi di sini. Meski tahu bahwa ikan ikan tersebut ada pemiliknya mereka tetap memancing dan menganggap rejeki di musim penghujan. Kasihan, pasti pemilik tambang bersedih meski harus suka rela mengiklaskan ikan ikannya hilang terbawa arus banjir. Banjir juga membawa masalah pada selokan rumah rumah warga, itu karena arus banjir yang kuat juga membawa sampah sampah rumah tangga yang sulit di urai. Sampah sampah tersebut menyumbat aliran air di depan rumah warga dan membuat pekarangan rumah warga juga ikut di penuhi sampah sampah. Membuat para warga harus ekstra membersihkan pekarangan rumah dan aliran air atau biasa di sebut got atau sekolan.

Dari semua kejadian tersebut membuatku sadar bahwa Tuhan akan memberikan cobaan bertubi tubi sebagai ujian bagi umatnya apakah masih bisa bertahan dan menyelesaikan masalahnya atau lebih memilih menyerah. Tuhan juga sedang memperingati umatnya untuk lebih mencintai alam dan tidak membuang sampah sembarangan agar tidak menyebabkan banjir serta bencana lainnya. Sebagai umatnya kita harus lebih bersyukur lagi dalam menghargai kuasa yang biberi Tuhan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gabut 68

RESENSI BUKU JEJAK LANGKAH