Gabut 43

 

Catatan Harian si Dina, Sabtu 05 Desember 2020.  Hari ini aku pulang ke Mojokerto, kata tanteku pukul 10.30 WIB nanti berangkat. Karena aku bangun kesiangan jadi terlalu mepet  untukku ke Banjar cari oleh oleh. Kayak aku jarang ke Madura saja sampai heboh cari oleh oleng, orang aku setiap satu bulan sekali pasti ke Madura. Entah itu keperluan kuliah atau sekedar gabut. Apalagi semenjak wabah Covid 19 ini aku jadi gabut di rumah saja, jadi di suruh mamaku ke Madura saja. Biar bisa ngintilin mas sepupu mulu, saking akrabnya sampe seperti saudara kandung. Seperti tadi aku mau berangkat saat beres beres baju mas sepupu 1 tiba tiba ndungsel ke aku, tidak biasanya dia begini. Baju yang mau ku beresi saja di tiduri, mas sepupu 2 malah diem doang di depan pintu kamar, dia memang pendiam dan cuek sih. Sepertinya sih mereka ini bakalan kangen aku, di tanyain mulu aku kapan ke Madura lagi. Bahkan aku di suruh tahun baruan di Madura sekalian ngerayain Ulang Tahun di sini. Tahun tahun lalu aku biasanya giliran tahun baruan di mana, kalau di Mojokerto keluarga Madura boyongan ke Mojokerto. Kalau di Madura ya cuman aku, kembaran, mama sama papaku saja yang kesana sebelum natal. Karena biasanya keluargaku ngadain Natalan, sekedar syukuran ngeluarin tumpeng begitu sih, tapi aku curiga keluargaku mantan kristen. Sebenernya aku pingin tahun baruan di Madura sih cuman di RT ku sedang ada acara remaja. Biasa remaja GEMA GAMA ya gini, produktif banget. Tadi sedang di rapatkan di agenda rutin kumpulan remaja RT.05 RW.05 di rumah mas Rafly. Padahal acara ini masih belum fiks klarena kami kekurangan dana tapi beritanya sudah di dengar warga RT lain yang ingin ikut, padahal ini kan acara remaja RTku saja. Yang ku rindukan saat aku jauh dari rumah ya ini, tetangga ku yang kelakuannya bobrok. Moodboster banget lawakan tetanggaku ini. Anak nolep kalau ikut kumpulan remaja pasti keluar sudah kelakuan absurd nya. Jarang jarang ada yang akrab sama tetangga gini. Patut lah remaja RT ku sering di-iri in dan  dianggap pesaing sama remaja desa. Kompaknya, kreatifnya, rajinnya tidak di miliki remaja RT lain. Apalagi tadi ketua remaja mikirin api unggun tahan air, ya ampun otaknya itu dimana sih kok bisa mikir gitu. Karena katanya biar bisa kayak pramuka meski hujan api tetap nyala. Apalagi nanti ada tendanya di tengah perapatan , eh bawahnya mau di kasih api unggun, ya kebakaran lah itu tenda. Yang ngejelasin teori api unggun tahan air sampai pingin nangis saking ngakaknya. Adalagi yang mikirin filosofi karbit. Katanya balon tuh di tiup biasa sudah bisa terbang, tidak perlu karbit. Ngakak banget Argo yang ngejelasinnya saampai guling guling, padalah dia ini cowok paling kalem dan cool loh. Di jelasin panjang lebar dan masih ada yang ngira pegangan batu di balon itu karbitnya, dan talinya sebagai perantara karbit ke balon. Ya ampun pemikiran umur 20 ke atas se random ini. Sampai sampai Mayo, tetanggaku nyaranin remaja RT buat di Rapit Test saja. Siapa tahu kena Covid 19 dan mempengaruhi kinerja otak. Eh ada sih yang nolep satu, dan dia ini tidak mau ikut kumpulan begitu, sampai sampai saat pentas drama kolosal kemarin dia cuman plonga plongo di pinggir salon liatin remaja lainnya persiapan. Untuk acara tahun baruan ini rencananya dia mau di ajak langsung di jemput ke rumahnya. Dia ini rumahnya di depan rumahku, jadi yangbertanggung jawab menjemputnya itu aku dan kembaranku, tapi aku tidak mau. Mending Ryan saja yang ngusulin, sesama cowok dan masih saudara pula. Dahlah apa bahas si nolep. Cukup sampai sini ya blognya, bentar lagi mamaku pulang kerja. Aku mau kangen kangenan sambil curhat, wasalam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RESENSI BUKU JEJAK LANGKAH

RESENSI BUKU GADIS PANTAI

RESENSI BUKU ANIMAL FARM