Gabut 50
Catatan
Harian si Dina. Sabtu, 12 Desember 2020. Hari ini ada diskon onlen shop
terbesar. Aku sudah begadang sedari awal untuk mengejar diskonan dan gratis
ongkir, tapi malah server error. Aku kira
ini karena hujan jadi Wifi rumahku
lemot, yasudah aku coba lagi satu jam kemudian, tetap tidak bisa chekout. Aku lihat di Tiktok terntyata memang aplikasi Shoppe
punya orang orang memang error sama
seperti ku. Tadi sore baru bisa di chekout,
tapi harga sudah kembali normal. Radak kesel sih, tapi tetap chekout. Semua chanel televisi di kuasai Shoppe perayaan 12.12 Birthday Big Sale. Apalagi hari ini aku
kaget sekali saat ada kurir datang ke rumah untuk mengirim paket. Yang jadi
beban pikiranku saat itu adalah, aku kan belum chekout kenapa sudah ada kiriman paket? Om ku juga tidak sedang
memesan barang. Saat ku lihat nama pembelinya ternyata nenekku!! Yaa ampun kok
bisa kenal onlen shop dari mana itu. Di
paketnya tertulis pembayaran melalui tranfer, dan saat di tanya nenekku bilang
belum bayar. Duh menambah beban pikiran saja. Ternyata paket itu berisi satu
paket baju batita. Nenekku membelikannya untuk cucu tersayangnya, Kaisha. Setelah
menjemput Kaisha aku mengumpulkannya bersama Reppa, bermaksud agar bisa bermain
bersama. Malah ada kejadian lucu, Reppa yang bisa merangkak meniru cara Kaisha
ngesot. Kaisha melewatkan satu tahap dalam pertumbuhannya, yaitu merangkak. Di umur
16 bulan dia masih tidak bisa berdiri sendiri. Terlalu malas untuk berjalan
sehingga lebih suka mengesot saja. Reppa yang melihat sepertinya asyik mengesot
tentu meniru. Dan Kaisha malah ingin meniru Reppa merangkak, meski malah
seperti tengkurep bukan merangkak. Tapi kelakuan mereka berdua sangat
menghibur. Ini sebenarnya edukasi bagi para orang tua, aku yang setiap hari
melihat kelakuan anak anak dapat menyimpulkan. Setiap anak anak memiliki rasa
ingin tahu yang besar, dia akan meniru semua yang orang sekitarnya lakukan. Dia
juga memilliki sifat tidak mau kalah dan mudah cemburu, maka dari itu dia akan meniru dan mencoba menyaingi apa
yang di lakukan oleh anak sebayanya di sekitarnya. Seperti Reppa dan Kaisha
yang saling meniru ini, mereka mencoba merebut perhatian orang dewasa di
sekitarnya agar lebih memperhatikan dirinya ketimbang anak lain. Dengan meniru
apa yang dilakukan anak lainnya. Kalau ada
mereka berdua aku pasti membuat Reppa berdiri agar Kaisha menirunya. Reppa lebih
aktif dan sudah bisa berdiri sendiri, apalagi dia suka sekali jalan meski harus
di tatah. Reppa bisa menjadi contoh bagi Kaisha. Apalagi menurutku ajaran yang
di ajarkan orang rumah Kaisha salah. Orang rumah Kaisha berangggapan dia sulit
makan dan kami di peringati untuk tidak
membiasakan Kaisha di tatah agar tidak manja. Konsepnya tidak begitu, anak
seusia Kaisha memang sudah sewajarnya di manja karena masih tidak mengerti
dunia luar. Membiasakan dia di tatah juga dapat melatih otot dan syaraf kaki
Kaisha agar kuat. Kaisha juga gampang sakit, itu karena orang tuanya
membatasinya makan makanan sehat yang di inginkan Kaisha. Seperti Reppa yang
MPASI nya selalu di campur sayur, sehingga saat Kaisha melihatnya jadi
tertarik. Di rumah Kaisha cenderung di beri makan sama seperti orang dewasa
makan, katanya karena dia susah makan jadi tidak berguna kalau di buatkan MPASI. Padahal kalau di rumahku dia lahap
makannya walau hanya lauk sayur kelor, dan dia suka sekali makan kelornya. Memang,
cara mendidik anak setiap orang tua itu berbeda beda, tapi bunda harus lebih
memperhatikan apa yang anak bunda inginkan. Lihat saat dia berinteraksi dengan
batita lainnya, biasnya anak akan menunjukkan rasa iri saat bersama anak lauinnya,
ketika tidak tidak mendapat apa yang dia lihat di anak lainnya.
Komentar
Posting Komentar