Gabut 51

 

Catatan Harian si Dina. Minggu, 13 Desember 2020. Hari ini aku banyak bermain dengan Reppa. Bocah 11 bulan ini memang moodbosterku. Kalau tidak ada Reppa aku akan rebahan seharian di kamar. Harus ada yang membawa Reppa ke kamarku agar aku bisa produktif. Reppa yang hobi makan membawa toples isi biskuit kelapa dan biskuit marie regal yang mama siapkan hanya untuk Reppa, yang aku tahu bahwa  toples itu  tersembunyi di bawah meja. Rupanya Reppa sudah hafal dimana tempat menaruh makanan favoritnya ini, jadi mudah untuknya menemukannya. Lucunya, biskuit biskuit ini sudah ayem, Reppa dengan pintarnya menggigit satu persatu untuk mencoba semuanya apakah ada yang enak. Seperti dia saat kemarin kemarin mencoba makan juwet, buah kecil berwarna ungu gelap dan rasanya seppet dan sedikit manis, orang orang biasanya menyebutnya anggur jawa. Reppa gigit satu satu untuk mencoba rasanya, mencari yang manis. Andai tidak ada virus covid 19 ini pasti aku tidak momong Reppa. Pertama kali aku ketemu sama Reppa yaitu saat hari dimana pengumuman libur 14 hari untuk karantina di rumah mencegah penyebaran virus corona. Reppa yang saat itu belum bisa duduk tegak dan rambutnya masih seperti pingungin, di jemur bundanya di teras. Karena gabut tidak jadi berangkat sekolah aku main saja ke rumah depan, rumahnya Reppa. Tidak terasa aku melihat dan berkonttribusi dalam tumbuh kembangnya. Sampai sekarang dia yang sudah bisa berdiri, mengerti dan menuruti ucapan orang dewasa di sekitarnya, bahkan dia sudah bisa menulis. Aku baru sadar Reppa sudah sebesar ini tadi saat melihatnya membuka bungkusan waffer untuk di bagikan ke aku, kembaranku, mama dan papa atas suruhan papa. Dia sudah mengerti dan pandai berinteraksi dengan orang dewasa. Saat aku pergi jauh saja yang ku kangeni Reppa bukan orang rumah. Bahkan Kaisha anaknya masku sendiri aku tidak begitu merindukannya, mungkin karena dia jarang aku asuh sehingga ikatan batin kurang kuat. Apalagi sekarang Reppa sudah bisa pose saat akan di potret. Dia juga paling suka bercermin, masih bayi sudah genit. Tadi pagi dia minta di antar ke mama yang sedang senam di perampatan. Aku saja sudah 4 kali tidak ikut senam. Padahal ini kegiatan favoritku, tapi ada saja halangannya. Tadi saat sudah siap siap tiba tiba aku mules. Pasti ini gara gara aku makan krupuk pedas milik mbak kemarin. Saat aku mengantarkan Kaisha pulang kemarin aku memang sempat mampir sebentar untuk melihat tayangan pesta perayaan big sale shoppe sambil makan krupuk pedes. Selagi menunggu mas dan papah mengobrol mengenai sistem harga di shoppe. Berhubung sedang ada diskonan besar besaran, mungkin penjualnya merasa rugi banyak. Papaku kira barang yang di beri diskon itu pasti sudah di beli shoppe. Tapi kata masku tidak seperti itu, malah pihak shoppe yang menurunkan harga tanpa konfirmasi lebih dahulu dengan penjual. Dan penjual merasa di rugikan, apalagi tahu harga di turunkan setelah di beli caustemer. Masku tahu karena punya toko alat panncing di shoppe. Aku yang jarang belanja onlain shop diam saja, tidak tahu mentahu mengenai sistem harga di shoppe. Malam ini aku melek-an di rumah tetanggaku yang meninggal, sudah tujuh harinya. Aku dan kembaranku di ajak mama papa untuk ikut berharap aku bisa berinteraksi dengan orang dan agar tidak di anggap sombong sama tetangga. Oke lah aku ikut, eh sampai sana mama malah menceritakan keburukanku pada ibu ibu disana. Huh menyesal aku ikut tadi, jadi aku dan kembaranku ku putuskan pulasng. Bodoh amat dikira tidak sopan, image ku saja sudah jelek saat di ceritakan keburukanku tadi. Orang tua berharap saat mereka menceritakan aib dan kebiasaan buruk anaknya di rumah di hadapan umum berharap anaknya mau intropeksi diri dan merasah bersalah? Big No., anak akan semakin kesal dan meneruskan kebiasaan buruk mereka, toh sudah di ketahui banyak orang. Juga hilangnya rasa percaya anak pada orang tua serta tidak menghormatinya. Berbuat baik pun tidak di anggap, jadi untuk apa berbuat baik, kalau sudah memberontak gini jangan salahkan anak. Coba intropeksi diri dulu apa cara asuh orang tua sudah tepat pada kepribadian anak, jangan sampai menjadi bumerang bagi orang tua karena perbuatan sendiri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RESENSI BUKU JEJAK LANGKAH

RESENSI BUKU GADIS PANTAI

RESENSI BUKU ANIMAL FARM