Gabut 55

 

Catatan Harian si Dina. Kamis, 17 Desember 2020. Hari ini aku sedikit kurang enak badan, mungkin karena hujan semalaman yang membuatku kedinginan. Hawa dingin bisa membuatku gatel gatel dan batuk. Sekarang baru terasa pusingnya. Mungkin karena dari kemarin kembaranku pilek dan pusing, dan hari ini giliranku ketularan. Untung tidak pilek, hanya pusing dan batuk saja. Apalagi bocah bocah yang ku momong juga sedang pilek semua. Saat pusing begini melihat layar laptop rasanya tulang pipi di bawa mata ngilu sekali, kenapa ya?. Pangkal hidung juga nyeri, apa aku mau pilek juga?. Gusi gusi pun ikut ngilu, tidak enak sekali rasanya. Mata juga terasa panas, sedari tadi mengeluarkan air mata terus menerus. Terkadang aku batuk sampai muntah, tidak tahu kenapa aku kalau batuk itu tidak seperti batuk orang orang pada umumnya. Setiap batuk ada suaranya, seperti ada tarikan hingga berbunyi ngik ngik, kemudian berujung muntah. Tidak tahu penyebabya apa karena tidak pernah di periksa ke dokter, karena aku termasuk anak yang jarang sakit. Kata orang, setiap anak kembar itu ada ikatan  batinnya. Jika satu sakit yang satunya ikutan sakit. Tapi kata bu Santi, dokter ku dari kecil itu hanyala sugesti. Atau  kemungkinan saat saudara kembarnya sakit satunya berada di ruangan yang sama yang berakibat tertular penyakitnya. Memang sering kali saat kembaranku sakit tidak lama setelah dia sembuh aku akan ikutan sakit. Tapi aku jarang dan hampir tidak pernah di bawah ke dokter karena aku merasa tidak terlalu parah dan minum obat sisa punya kembaranku saja. Seharian aku hanya tidur, bangun untuk makan kemudian tidur lagi, pusing rasanya. Beberapa kali aku sempat terhenti saat menulis dikarenakan telingaku berdengung, dan itu rasanya sangat tidak nyaman. Kalau ada di rumah Madura mungkin aku sudah di infus. Beberapa kali saat aku sakit aku sering di tawari untuk infus saja, tapi aku tidak mau karena takut jarum suntik. Mungkin catatan harian ini hanya berisi curhatan sakitku saja. Karena memang seharian ini aku tidak keluar rumah dan tidur sepanjang hari, tidak ada yang ku pikirkan, jangankan berpikir menoleh saja pusing. Baru saja di bicarakan di catatan harian ini, ingus sudah datang saja. Apa aku salah makan ya?, tapi kemarin aku tidak makan makanan yang aneh atau makanan pantangan. Atau aku habis kehujanan? Sepertinya tidak. Ini mungkin murni tertular dari kembaranku dan bocah bocah yang ku momong. Tadi mamaku sempat mengerutu tentang sesuatu. Mama di tagih untuk membayar pesanan berupa dua buah handuk. Padahal mama mengaku tidak pesan. Rupanya memang pihak sellernya yang , ya begitulah. Seller ini masih tetanggaku. Mamaku tidak mau membayar karena mem,ang tidak memasan, apalagi harga handuknya satunya Rp. 40.000,00-. Cukup mahal tapi barangnmya memang bagus, tebal dan lembut. Awalnya mama hanya bertanya harga dan motif saja. Dan akan di pertimbangkan dengan penjual lain yang juga tetanggaku. Tapi oleh seller ini malah di catat sebagai pesanan. Papa sempat marah dan menyuruh mama nantinya jangan tanya tanya ke seller ini lagi. Karena seller ini tidak bisa di gunakan untuk pertimbangan. Tidak tahu bagaimana nasib dua handuk tersebut karena mama menolak untuk membayar. Untuk kedepannya semoga bisa lebih hati hati dan di konfirmasi ke penjualnya jika hanya ingin tanya tanya saja agat=r tidak terjadi kesalah pahaman seperti ini yang dapat merugikan. Untuk seller juga harus lebih teliti lagi dan tidak cepat menarik keputusan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RESENSI BUKU JEJAK LANGKAH

RESENSI BUKU GADIS PANTAI

RESENSI BUKU ANIMAL FARM