Gabut 57

 

Catatan Harian si Dina. Sabtu, 19 Desember 2020. Lucu, ada yang mengaku presiden mahasiswa beserta wakilnya, padahal hasil yang diperoleh saat pemilu kemarin tidak sampai 25% dari jumlah seluruh mahasiswa. Tetap ada pemilu meski kandidatnya hanya ada satu. Rakyat kampus tidak diberi pilihan lain, kotak kosong pun tidak tersedia. Kenal sama kandidatnya pun tidak. Tidak pernah terlihat dan terdengar adanya kampanye. Tahu tahu sudah suruh nyoblos saja. Kandidat ada satu, untuk memilih Dewan Perwakilan Mahasiswa saja di haruskan memilih kandidat presma wapresma nomor urut satu, tidak ada pilihan lain. Rakyat kampus diharuskan dan dipaksa memilih. Dilihat lihat sepertinya h-1 ada beberapa oknum mempromosikan kandidat tunggal tersebut. Sepertinya dari satu partai yang sama. Beberapa kali ada pesan siaran yang mengingatkan rakyat kampus untuk ikut dalam pemiliihan  dan tidak golput. Yang paling lucu, ada slogan yang berbunyi “keyakinan itu pilihan, opini itu hak, berbeda pilihan bukan alasan, ayo damai ayo memilih”. Apanya yang berbeda kalau kandidat hanya satu. Beberapa waktu lalu, saat sedang mengobrol bersama teman teman via group chat Whatsapp ada temanku dari fakultas lain mengirimkan percakapannya dengan salah satu tim sukses dari suatu partai. Mereka akan mengadakan pemilihan pimpinan beserta wakilnya, tidak tahu ini pimpinan apa tapi sepertinya pimpinan fakultas atau semacamnya. Pesan ajakan untuk pemilunya terkesan memaksa dan mengintimidasi. Kandidatnya juga satu. Entah ada apa dengan pemerintahan kampus ini. Bobroknya semakin kelihatan. Kampanye tidak menyeluruh, visi dan misi tidak tahu bagaimana. Katanya sih sudah kampanye di Instagram, tapi sebagian besar rakyat kampus kan bukan followersnya. Mungkin mengikuti tapi tidak muncul di beranda?. Politik apa ini namanya? Politik lubang tikus kah?. Karena kampanye diam diam, bisalah disebut begitu. Calon presma dan wapresma saja aku tidak kenal. Maklum masih mahasiswa baru. Tapi tidakkah kakak kakak calon pemimpin itu ingin mengenalkan diri dan berusaha mengambil hati adek adeknya ini?. Beberapa mahasiswa mengakui kandidat ini maju hanya dengan dukungaan anggota partainya saja. Salah satu anggota partai tersebut menyatakan bahwa anggapan mereka semua tidaklah benar. Kandidat hanya satu yang berasal dari partai yang sama serta pendukungnya anggota dari partai itu sendiri. Dia mengatakan bahwa partai lain tidak mengajukan kandidat dan mungkin saja kandidat tersebut tidak lolos test administratif. Pemilu atau E- Vote ini diadakan oleh pihak BEM. Mereka yang mengajukan, mereka yang memilih, mereka juga yang mengangkat. Sak kareppe dewe. Mohon maaf ya kakak kakak sekalian, tapi pemilumu ini terkesan abal abal dan tidak resmi. Ada beberapa dosen yang tidak mengetahui adanya pemilihan presma dan wapresma ini. Padahal banyak yang menantikan kotak kosong, tapi tidak tersedia. Padahal banyak yang golput, tapi kok tetap pengangkatan jadi presma. Tidak pernah terpikir olehku kalau pengangkatan pimpinan mahasiswa kampus akan selucu dan mendrama ini. Untuk merdam kekacauan yang ada  Rektor mengeluarkan surat edaran terbaru yang berisi tentang pembatalan hasil E- Vote yang dilakukan pihak BEM. Dan mengangkat M. Noer Hidayad dan Ryan Hidayad sebagai presma dan wapresma periode tahun ini. Tapi anehnya, beberapa oknum anggota partai tersebut masih menggembar gemborkan bahwa kadidat di E- Vote lah yang menjadi presma dan wapresma. Aku jadi bingung ini yang presma dan wapresma sebenarnya yang mana. Sepertinya lebih valid-an yang dari edaran pimpinan kampus. Telihat lebih menyakinkan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gabut 68

Kucing dan Ikan Asin

Aku