Gabut 59
Catatan Harian si Dina. Senin, 21 Desember 2020. Pagi
pagi sekali aku sudah kejatuhan cicak. Selain Phobia, aku juga teringat dengan
mitos yang mengatakan kalau kejatuhan cicak itu akan mendapat kesialan. Tentu aku
ketakutan setengah mati. Apalagi orang tuaku kompak menghampiriku yang menjerit
seraya menanyakan dimana dijatuhinya. Di tepuk dan di kibaskan seperti
membersihkan debu, katanya supaya kesialannya hilang. Membuatku kepikiran
sepanjang hari sehinga tugas tugas belum
beres dikerjakan dan telat dikumpulkan. Aku merasa ini sebagian dari kesialanku.
Semakin difikirkan, semakin was was perasaanku. Cemas memikrkan kesialan
apalagi yang akan aku adapat nanti. Kebanyakan berpikir membuatku ceroboh dan
tidak memperlihatkan kondisi sekitar. Aku lupa menutup pintu belakang, sehingga
ayam ayam banyak yang masuk ke dapur. Salah satu ayam remaja bahkan memasuki
kamarku. Ayam tersebut mengacaukan kamarku, bahkan ayam tersebut membuang
kotoran di radio kesayanganku. Aku semakin berpikir ini kesialanku yang kudapat
lagi. Sambil membersihkan kamar, mama mengomeli aku yang terus terusan ceroboh.
Aku kemudian tersadar, ini semua bukan kesialan yang aku dapat dari kejatuhan
cicak, tapi atas dasar kesalahanku sendiri. Kesialan itu hanya pikiranku saja,
yang menjadikan kesialan itu nyata adalah diriku sendiri. Mitos ini sudah
banyak tersebar di masyarakat. Banyak sekali yang mempercayainya. Padahal kita
tidak pernah tahu kapan kesialan itu datang, bukan dari cicak, tapi dari
kehendak Allah SWT.
Setelah dipikir pikir lagi, cicak terindentifikasi
sebagai hewan pembawa sial ditinjau dari mitos tersebut. Cicak sering kali
dianggap sebagai hewan pembawa ilmu sihir. Cicak merupakan salah satu hewan
yang telah meniup api saat Nabi Ibrahim AS di bakar. Oleh sebab itu Rasulullah memerintahkan
untuk membunuh cicak. Namun dalam hadist tidak disebutkan bahwa cicak merupakan
hewan pembawa sihir.
Menurut Buya Yahya di kutip dari Al Bahjah TV, tidak
ada hewan yang bergelar khianat, dan tidak ada keluar pendusta kepada binatang.
Meski memang ada anjuran untuk membunuhnya.
Apalagi kotoran cicak yang mengandung penyakit dan
menyeebabkan najis. Secara medis memang hewan ini patut di bunuh jika ada di
dalam rumah. Adapun hukum membunuh cicak dalam islam sebagai sunnah. Beberapa hadist
bahkan sangat menganjurkan umat muslim untuk membunuh cicak yang mendapat gelar
sebagai hewan fasiq dari Nabi Muhammad Saw. ‘Rasulullah Saw bersabda, “ Barang
siapa yang membunuh seekor cicak dengan satu pukulan dicatat baginya seratus
kebaikan, dan dua pukulan pahalanya kurang dari itu, dalam tiga kali pukulan
pahalanya kurang dari itu.” (HR. Muslim). Ini
mengaritikan saat membunuh cicak harus dengan sekali pukulan agar tidak
menyiksa cicak tersebut di ambang kematiannya.
Hadist lain mengisahkan tenyang Aisyah yang
mengatakan, “Aku mendengar bahwa Rasulullah SAW bersabda, ‘Barangsiapa yang
membunuh cicak maka Allah akan menghapustujuh kesalahan atasnya.’ “ (HR.Thabrani).
Cara ampuh untuk membasmi cicak bisa dengan
menjebaknya memakai lem, lakban atau perekat lainnya, bisa memakai tanaman
pengusir cicak juga. Bumbu dapur merupakan tanaman pengusir cicak, salah
satunya adalah bawang putih. Selain bawang putih, kulit telur juga dapat
digunakan sebagai pengusir cicak. Cicak tidak menyukainya karena bisa membuat
kulit mereka tidak nyaman. Gunakan seperti jebakan perangkap nyamuk alami
seperti biasa. Bisa juga mengusir dengan do’a, yaitu dengan membaca Al Qur’an,
Sholawat dan sholat 5 waktu. Untuk mengatasi rasa was was akibat di jatuhi
cicak agar tidak mendapat kesialan ada tiga caranya. Pertama yaitu tawakal kepada Allah, sesuai dalam QS. Ath Thalaq
ayat 3. Kedua yaitui berhusnuzon kepada Allah SWT, sesuai anjuran dalam QS. Ar- Raad ayat 11. Yang ketiga
dengan cara berdoa kepada Allah, (H.R.
Ibnu Sunni).
Komentar
Posting Komentar