Gabut 64

 

Catatan Harian si Dina. Sabtu 26 Desember 2020. Hari ini aku tumbang lagi. Batuk dari semalam dan tenggorokan sakit membuat aku sulit bangun dari tempat tidur. Kalau sakit tenggorokan sih sudah biasa karena aku punya penyakit radang tenggorokan, biasanya kumat saat aku makan semangka merah, micin atau sesusatu yang pedas. Aku sudah merasa tidak enak badan sejak minggu lalu. Saat kembaranku, mama dan papaku batuk pilek juga. Sedangkan sekarang giliranku, sakit tenggorokan kemudian disusul batuk dan terakhir muncul ingus di lubang hidung. Sebenarnya aku was was takut ini gejala penderita covid 19. Apalagi akhir akhir ini aku jarang makan. Makan pun hanya saat sore hari, tidak ada selera makan meski lapar melanda perut. Apalagi kepala juga sakit sekali, tapi hanya sebelah. Apalagi penderita darah rendah seperti aku ini akan sangat malah bangun karena efek samping dari bergerak tiba tiba sangat mengjengkelkan. Kalau tidak dipaksa mana mau aku makan. Sungguh rasanya malas sekali. Tapi mama dan papaku suka sekali menghitung piring kotor. Dicocokan dengan jumlah anggota keluarga. Di selidiki siapa saja yang belum makan. Bahkan tidak jarang aku bakal disuapi saking malesnya aku makan. Padahal aku ada penyakit Maag. Yang membuatku tidak bisa makan besar di pagi hari. Tapi orangtuaku tidak paham konsep makan penderita maag. Penderita maag dilarang langsung makan berat dipagi hari. Di anjurkan makan yang ringan dulu kemudian sekitar pukul 09.00-11.00 WIB baru bisa makan makanan berat. Perut penderita maag rawan terluka jika langsung menerima makanan berat. Aku pernah muntah karena saking laparnya aku di pagi hari sehingga langsung makan makanan berat melebihi porsi .tidak lama setelahnya aku memuntahkan kembali makanan yang sudah aku telan. Jadi sekarang ini apalagi aku sudah tidak sekolah, pagi hari aku mengkonsumsi susu kedelai hangat untuk mengganjal perut kemudian pukul 09.00 WIB baru makan makanan berat seperti nasi. Jika dulu aku saat sekolah, aku membawa dua bekal. Karena pukul 10.00 WIB biasanya sudah kelaparan. Bekal satunya dimakan saat setelah sholat dhuhur pas sekali saat istirahat kedua yaitu pukul 13.00 WIB. Kemudian disore harinya aku makan pentol yang aku beli di gerbang sekolah, Rp. 3.000- saja sudah kenyan aku. Sampai rumah makan lagi dan pukul 22.00 WIB makan lagi. Aku bisa makan sampai 6 kali sehari dahulu saat jaman sekolah. Tidak lupa dengan susu kedelai hangat di pagi hari dan susu kedelai dingin di sore hari, kemudian saat malam harinya aku mengkonsumsi susu Hilo Teen supaya tinggi. Bobot 47 kg dan tinggi 156 cm itu membuatku terlihat seperti anak SMP. Sehingga orang tuaku berusaha membuat aku memiliki porsi tubuh seperti anak seumuranku lainnya. Apalagi aku dan kembaranku yang paling kecik tubuhnya diantara sepupu yang lainnya, dikalahkan oleh sepupu yang lebih muda. Karena minum susu Hilo seperti tidak ada hasil jadi sudah diberhentikan. Sekarang diganti Dancow untuk membuat badanku lebih berisi daging. Bukan seperti saat ini yang berisi lemak. Kalau menurut mamaku, aku dan kembaranku memang tidak bisa tinggi lagi. Menurutnya karena aku dan kembaran berbagi rahim, jadi tingginya juga dibagi. Sepertinya memang seperti itu. Ini saja aku dari tadi mengerjakan tugas ingus keluar terus jadi tidak bisa lancar berkonsentrasi mengetik karena harus mengelap ingus. Aku tahu seharusnya aku periksa kedokter dan terlalu menyepelekan kondisi tubuh.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gabut 68

Kucing dan Ikan Asin

Aku