RESENSI BUKU PEREMPUAN DI TITK NOL
RESENSI BUKU “PEREMPUAN DI TITIK NOL”
Judul buku : Perempuan di titik nol
Penulis : Nawal El Sadawi
Pertama terbit : 1989
Tahun terbit : April 2014 (Indonesia )
Penerbit : Yayasan Pustaka Obor Indonesia
Penerjemah : Amir Sutaarga
Pengantar : Mochtar Lubis
Novel ini merupakan karya dari seorang dokter asal
mesir yang menceritakan tentang kehidupan seorang pelacur bernama Firdaus.
Nawal, sang penulis membuat para pembaca terguncang batinnya saat membaca novel
ini. Patriarki yang terjadi di negara negara Arab juga tertuang di novel ini.
Hak dan harga diri perempuan yang tertindas dan terbelakang di negara negara
Arab semakin memnyulut semangat Nawal dalam memperjuangkan Feminisme. Meski
banyak di tentang karena novelnya terlalu berani dan vulgar. Novel ini berdasarkan
kisah nyata dari Firdaus. Nawal sendiri yang mewawancarai Firdaus di penjara
Qanatir karena telah membunuh seorang germo. Pemerintahan disana yang sangat
memprioritaskan lelaki membuat perempuan kehilangan haknya. Membutuh karena
untuk menyelamatkan diri dari pelecehan pun di hukum mati. Seperti hal nya
Firdaus yang sering mendapatkan pelecehan sedari kecil. Namun tidak ada yang
bisa membuatnya memberontak. Perempuan hanya di jadikan penyalur nafsu serta
pembantu membuat perempuan di negara negara Asia Tengah kehilangan harga
dirinya.
Sinopsis
Berkisah tentang seorang perempuan bernama Firdaus
yang terlahir dari keluarga miskin dan orang tua yang berpendidikan rendah.
Sejak kecil ia telah melakukan pekerjaan-pekerjaan berat yang seharusnya dilakukan
orang dewasa. Pengalaman-pengalamannya akan peristiwa pelecehan seksual yang
dilakukan oleh temannya, pamannya, dan laki-laki yang ia temua membuat ia
merasa bahwa menjadi perempuan di Mesir merupakan suatu nasib buruk.
Selain itu ia dan ibunya juga mendapat perlakuan
tidak adil dari ayahnya. Dikisahkan Ayahnya terbiasa makan lebih banyak dari
dia dan ibunya, melindungi dirinya saat musim dingin dengan tidur dekat tungku
tanpa memperdulikan dirinya dan ibunya. Perangainya yang kasar dan perlakuan
merendahkan ibunya membuat ia membenci ayahnya sendiri. Ayahnya merasa menjadi
Raja di rumah, dan suka semena mena terhadap anak dan istrinya.
Setelah orang tuanya
meninggal, Firdaus di asuh oleh pamannya sendiri. Perlakuan pamannya
sendiri tidak jauh seperti ayahnya dulu, bahkan kebih para. Pamanya sering
melakukan pelecehan seksual pada Fidaus. Firdaus di sekolahkan di sekolah bagus
dan berkualitas. Tidak lama pamannya men ikah dengan seorang perempuan
sosialita yang tidak menyukai Firdaus.Setelah lulus sekolah mengengah, dengan
hasutan istri pamannya, pamannya menikahkan Firdaus dengan seorang lelaki yang
pantas ia panggil ayah. Lelaki itu bernama Syekh Mahmoud. Dia seorang yang
kaya, memiliki penyakit bisul yang berbau busuk dan dia sangat perhitungan.
Firdaus menjadi istri yang kesekian syeikh tersebut.
Awalnya rumah tangga Firdaus berjalan dengan baik,
namun lama-lama kekerasan pun dilakukan oleh suaminya. Firdaus pernah melarikan
diri ke rumah pamannya tapi tak lama ia kembali ke rumah suaminya lagi. Karena
terus mendapat kekerasan fisik dan batin, Fidaus melarikan diri lagi. Berjalan
jalan di jalanan dunia luar inilah awal perjuangan keras Fidaus di mulai untuk
mendapatkan hidup yang lebih baik. Berbagai rintanan menjadikan Firdaus kuat,
meski selalu mendapat perlakuan buruk. Keberaniannya di saat sudah banyak
mendapat pergolakan batin sangat membuat pembaca tersentuh. Kebimbanganya,
sakit hatinya, tidak berdayaanya, serta harga dirinya yang terinjak membuatku
sebagai pembaca ingin memberikan sebuah pelukan.
Dari novel ini kita tahu perbedaan kelas kelas
ekonomi dan sosial membuat perempuan seperti Firdaus merasa tidak ingin hidup
lagi. Firdaus tidak merasa bersalah dan tidak takut menjemput kematiannya
sendiri. Pelajaran untuk perempuan setelah aku membaca novel ini agar perempuan
lebih kuat dan mampu melawan tidak lemah dan pasrah saja saat di lecehkan.
Perrempuan juga berhak memperjuangkan hak haknya serta tidak takut dengan
ancaman. Lelaki juga pantas di kalahkan jika salah dan menyimpang. Serta
pelajaran untuk laki laki, hargai perempuan apapun pekerjaanya meski PSK. Cantik
atau tidak, perawan atau tidak, kaya atau miskin, sejatinya perempuan itu layak
di hargai sebagaimana tahuan telah mengistimewakan derajat perempuan.
Komentar
Posting Komentar