RESENSI BUKU SAMAN

 

RESENSI BUKU “SAMAN”

Judul buku : Saman

Pengarang : Ayu Utami

Penerbit : KPG (Kepustakaan Populer Gramedia)

Tahun terbit  : Cetakan ke-1 :April 1998

                      Cetakan ke-35 :April 2018

Tebal Halaman : 206

Saman merupakan nama samaran tokoh utama bernama asli Athanasius Wisanggeni, seorang Pastor di Gereja kecil Prabumulih, Sumatera Selatan.

Novel ini juga mengkisah 4 orang sahabat yang saling terkait dengan masa lalunya. Yakni Laila, Shakuntala, Cok, dan Yasmin. Mereka berempat bersahabat sejak SD. Mereka sama-sama mempunyai obsesi yang sama terhadap laki-laki. Laila seorang gadis lugu satu satunya yang masih perawan di antara para sahabatnya jatuh cinta pada pandangan pertama pada lelaki bernama sihar seorang karyawan penambangan. Laki-laki tampan, dan kekar tersebut telah menarik hati laila yang semula telah tertambat pada seorang pendeta muda bernama Wissanggeni, pembimbing agama semasa sekolahnya bersama 3 sahabat lainya. Pada kasus yang menewaskan sahabat Sihar, Laila meminta bantuan Wisanggeni dan Yasmin untuk memperjuangkan hak para pekerja yang di tidas Nepotisme atasan mereka. Sihar dan Laila semakin dekat saat proses penyelesaian masalah tersebut, dan terlibat persaan yang terlarang. Cinta mereka tidaklah terlarang jika Sihar tidak beristri dan mempunyai anak, hal tabu seperti perselingkuhan tersebut pun di lakukan Sihar dan Laila.

Yasmin seorang Pengacara handal yang dengan senang hati selalu membela pihak yang dirugikan tanpa harus meminta bantuan dari ketidakseimbangan yang besar. Yasmin telah menikah dengan pria bernama Lucas. Cok yang mengalami tidak percayaan terhadap laki laki, membuatnya beranggapan bahwa laki laki hanyalah sebagai teman tidur dan bersenang senang saja. Shakuntala, salah satu sahabat mereka ini tidak mendapat kasih sayang dari keluarganya sehingga lebih suka berada di luar rumah. Saat ini Shakuntala mendapat beasiswa seni tari  di New York.

Wissanggeni yang seorang pastor kini terlibat lebih jauh tentang suatu permaslahan di sebuah desa bernama Prabumulih. Wissanggeni ingin menyelidiki kasus kematian adik adiknya di rumah lamanya. Di sana ia pertama kali bertemu dengan Upi. Wis menyelamatkan Upi yang tengah mengalami gangguan mental dan tengah tercebur pada suatu sumur yang dalam. Upi yang obsesi terhadap sex membuatnya sering menjadi bulan bulanan warga, dan orang tua upi pun memasungnya di suatu gubuk tua. Wis yang mengetahui hal tersebut membuatkan Upi rumah yang lebih layak. Disana ia membantu perekonmian warga disekitar Upi tinggal. Dengan modal yang ia dapat membatalkan dan ijin dari kepala pendeta untuk memperbaiki desa. Warga desa membangun pembangkit listrik dan menanam pohon karet. Lama-kelamaan mereka pun semakin tergantung padaWis dan perekonomian desa tersebut sedikit demi sedikit membaik.

Namun rencana mereka tidak berjalan lancar. Sebuah keputusan dari pemerintah memerintahkan untuk perkebunan tersebut beralih ke tangan sebuah perusahaan swasta untuk di kembangkan suatu perkebunan kelapa sawit. Hal tersebut tentunya sangat merugikan warga desa. Masalah terus menerus menghadang Wisanggeni dalam mensejahterakan warga dan menyelidiki kasus keluarganya di masa lalu. Dalam prosesnya, Wissanggeni mulai ragu terhadap tuhannya.

Peselingkuhan, hubungan terlarang, tidak percayaan terhadap Tuhan, dan sexualitas mewarnai buku ini.

Buku ini sangat vulgar dan berani, serta mengangkat kasus kasus yang saat itu terjadi Indonesia pada kepemimpinan Soeharto. Serta tema cerita, yakni tentang seks yang tabu dan cinta serta tentang nilai sosial budaya sangat relevan di Indonesia. Seperti halnya pada novel ini yang menceritakan bagaimana sebuah rezim dan golongan tertentu memperlakukan seeorang yang tidak bertanggung jawab tanpa mencari tahu yang duduk serta banyak yang mempermainkan hukum yang ada di Indonesia ini dengan bermodalkan uang dan kekuasaan. Semakin terlihat kebobrokan pemerintah Indonesia saat membaca novel ini.

Pelajaran yang lain yang bisa di serap adalah semakin maraknya sex bebas karena terbawa arus barat dapat merusak generasi bangsa. Serta kesetiaan seorang suami yang kerja jauh dari istri. Seharusnya tetap di jaga dan tidak selalu terbawa nafsu. Yasmin juga berselingkuh dari Lucas suaminya, dan selalu membayangkan Wis saat percintaanya dengan Lucas. Kekurangan buku ini hanya penempatan alur maju mundur yang membingungkan pembaca. Selebihnya novel ini sangat bagus untuk di baca, namun di larang keras melakukan hal menyimpang yang di lakukan para tokoh.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RESENSI BUKU JEJAK LANGKAH

RESENSI BUKU GADIS PANTAI

RESENSI BUKU ANIMAL FARM