Gabut 72
Catatan Harian si Dina. Minggu, 03 Januari 2021. Hari ini aku ke pasar SAI, ramai sekali. Banyak
pasangan muda berkeliaran menebar keuwuuan,
membuat remaja matang jadi ingin segera menikah. Banyak pula remaja remaja
berpakaian olahraga lengkap dengan sepatunya. Kalau bukan habis jogging di kawasan pabrik NIP ya cuman
sekedar agar terlihat habis jogging
padahal cuman beli jajanan di pasar. Sudah biasa begitu, akupun sering
melakukannya. Belagak habis jogging terus mencari sarapan di pasar SAI,
nyatanya hanya menimbun lemak saja. Terkadang khilaf beli cemilan atau
aksesoris. Pasar SAI ini semacam pasarnya anak muda. Meski yang datang dari
semua kalangan, tidak membuat pasar ini sama seperti pasar pasar lainnya yang
cenderung sangat tidak disukai anak muda. Semacam pasar milenial begitu. Padahal pasar ini dahulunya hanya ada saat tanggal
10. Pada saat karyawan pabrik SAI menerima gaji. Itupun penjualnya tidak sebanyak
sekarang. Dahulu adanya hanya penjual kerudung, bawang putih bawang merah dan
sarapan saja. Lama kelamaan karena peminat disana banyak jadi penjualnya juga
bertambah. Karena karyawan SAI merupakan karyawan terbanyak sekawasan Ngoro Industrial Park ini. Apalagi karyawan
SAI ini rata rata masih berusia awal 20-an. Semacam baru lulus SMA gitulah. Nah
sekarang pedagang di depan pabrik SAI sudah menjadi paguyuban, sehingga namanya
jadi pasar SAI. Daripada ke mall
mending ke pasar SAI ini karena di pasar ini selengkap mall tapi dengan low badget.
Cocok juga sebagai tempat nongkong. Biasanya anak muda maupun keluarga yang
ingin merefresing diri suka nongkrong
di kawasan pabrik yang paling atas. Tidak tahu aku nomor jalan atau kawasannya.
Tapi biasanya disebut depan Yakult. Ya memang benar tempat nongkrongnya di
depan pabrik Yakult. Tepat menghadap pabrik Unicarm. Meski disini sangat tidak
aman untuk anak anak maupun orang dewasa. Karena di trotoar depan pabrik ini
tidak ada pagar pembatasnya. Dan langsung di hadapkan dengan jalanan dibawah
sana. Jalanan yang biasa dilalui truk truk besar pengangkut barang mentah atau
truk distributor. Tapi meski berbahaya,
tempat ini biasa dipakai untuk kencan atau berpiknik. Habis joging, beli
sarapan dan cemilan di pasar SAI kemudian dibawa naik ke depan Yakult untuk di
nikmati bersama. Rasanya seperti piknik, tapi murah dan tidak jauh dari rumah. Apabila
kurang makanannya atau minumannya bisa langsung turun untuk membelinya di
pasar. Baju baju, celana serta rok yang di jual di pasar SAI ini tidak jauh
keren dari yang di mall. Sangat up to date dan terjangkau. Sistem sewa
lahannya juga teratur, dengan hanya membayar uang kebersihan sebesar Rp.
10.000,- saja. Dan ya pasar SAI ini hanya ada di hari minggu saja. Ada parkirannya
juga, dengan bayar Rp. 2000,- sudah bisa menitipkan sepedanya. Kalau mau
membawa sepedanya masuk ke pasar juga tidak apa apa, bayarnya sama Rp. 2000,-
juga. Meski pesepeda motor ini sangat mengganggu para pembeli yang berjalan
kaki sehinga menyebabkan kemacetan. Tapi ini merupakan alternatif bagi orang
yang tidak mau berjalan atau sedang capek. Apalagi pasar ini panjang sekali. Jika
kesini tidak di targertkan mau beli apa dulu, siap siap kaki gempor saking lelahnya berkeliling. Sayangnya
yang membuat kecewa itu ada pada
parkiran mobil. Orang orang cenderung
sembarangan memarkirkannya, padahal sudah ada larangan dilarang parkir. Itupun di
depan pintu pabrik, menyulitkan akses keluar masuk kendaraan pabrik saja. Mungkin
lain kali pemerintah desa bisa membuat lahan parkir mobil di tanah lapang dekat
situ.
Komentar
Posting Komentar