Gabut 79
Catatan Harian si Dina. Minggu, 10 Januari 2021. Pencarian
puing puing dan jenazah korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air 182 dimulai hari
ini. Media maya masih menayangkan kisah kisah pilu para korbannya. Dari postingan
terbaru sampai postingan lama yang diberitakan seolah olah berita terkini dari
jatuhnya pesawat ini. Ada pula yang
memberitakan tentang kecelakaan pesawat pesawat sebelumnya. Semakin membuat
bingung netizen. Banyak yang salah menyerap informasi. Kebanyakan dari mereka
yang tidak jeli mengira yang diberitakan itu adalah pesawat yang baru jatuh. Padahal
bukan, itu adalah berita kecelakaan pesawat pesawat terdahulu. Yang paling meresahkan,
dikolom komentar banyak yang mengaku keluarga para korban dengan meminta doanya
agar keluarga mereka meninggal dalam Husnul Khotimah dan dalam keadaan utuh. Masa
iya 80% warga dunia maya adalah keluarga
para korban. Besar sekali ya berarti keluarganya. Banyak juga yang membuat
konten fake chat berisi pamitan dari
pihak keluarga yang bepergian menggunakan pesawat, kemudian tidak bisa
dihubungi lagi ketika pesawat di beritakan jatuh. Tanpa menyertakan bukti valid
kalau orang terdekat dia juga masuk korban.
Kenapa orang Indonesia
semakin tolol? Dalam kondisi yang berkabung seperti ini masih banyak yang
memanfaatkan situasi. Mencari sensasi diatas penderitaan orang. Agar orang
lainnya bersimpati padanya. Mengaku paling sedih dan terpuruk demi mendapatkan
belas kasih orang orang yang dapat meningkatkan followersnya. Tidak ada rasa empatinya dari dalam hati yang
terdalam, merasa berempati hanya diketikan kolom komentar saja. Tanpa ada niat
tulus. Mental mental budak, dengan ciri ciri gampang terpancing emosi, menelan
informasi mentah mentah, gampang kena hoax,
prinsip dalam bersosmed ‘hujat dulu baru
baca’. Indonesia darurat membaca. Indonesia darurat orang jujur. Indonesaia
darurat toleransi.
Kemarin malam aku menemukan komenan yang berhasil
membuatku berkeinginan silahturahmi kerumahnya bawa nuklir pinjem sama om Kim
Jong Un. Bisa bisanya dia bilang bersyukur pesawat ini jatuh. Dia bilang semua
korban itu adalah manusia tolol. Dia bersyukur adanya kecelakaan ini bisa
mengurangi populasi manusia di Indonesia. Dia merasa puas. Dia bilang para
pemumpang beserta awak kabin dan pilot hanyalah orang bodoh yang pantas mati. Dia
bilang penumpangnya bandel masih keluar jalan jalan padahal masih covid 19. Pantesan
Tuhan murka sampai pesawatnya dibuat jatuh dari ketinggian ke laut lepas. Apakah
dia tidak sadar bahwa yang paling tolol itu dirinya. Ketahuan pasti tidak
pernah naik pesawat. Belum merasakan kehilangan orang yang tersayang selama
lamanya. Sebenarnya kasus komentar seperti ini bisa dituntut ke pihak berwajib.
Tapi segala akun sosmednya sudah gabisa diakses. Kemungkinan dia takut di
serang orang banyak. Lihat sekarang siapa yang tolol sebenarnya.
Berani bermulut besar dengan mengandalkan jempol
saja sudah sok jago. Itu hanya segelintir komentar di Instagram, ada yang di
Twitter lebih parah menurutku. Mereka membuat joker jokes yang tidak sepatutnya dikeluarkan di saat berkabung seperti
ini. Dengan jokes jokes ala anak muda
tapi sangat tidak mengahargai keluarga korban pesawat. Ada yang menfitnah pilot
utamanya, menuduh beliaulah yang menjadi penyebab kecelakaan itu terjadi. Padahal
banyak yang bilai kalau pilotnya baik sekali dan rajin ibadah serta selalu menjaga
pandangan. Ada twitan salah satu penumpang yang pernah naik Sriwijaya Air. Pemumpang
tersebut tetharu dan merasa aman saat perjalanan karena saat akan berangkat
pilotnya selalu mengajak berdoa bersama.
Komentar
Posting Komentar