Gabut 80
Catatan Harian si Dina. Senin, 11 Januari 2021. Hari
ini aku mendapat berita mengejutkan. Aku bingung harus mengekspresikannya
bagaimana. Antara harus ikut senang atau merasa miris?. Teman sekelasku semasa
SMP, dan satu sekolah denganku di SMA meski beda jurusan melahirkan!. Waww impressive. Padahal akadnya baru saat
hari Natal kemarin. Sepertinya pernah aku ghibahin juga di blog sebelumnya,
yang menikah dengan duda itu loh. Meski si duda itu juga teman sekelasku saat
SMP. Perlu ditekankan ya, ini bukan ghibah atau nyebar aib orang. Tapi ini
perlu banget dibahas. Biar kasus seperti ini tidak menjamur dan diwajarkan oleh
masyarakat. Kemarin di nikahkan bulan Desember padahal dari bulan November
orang orang sudah banyak yang mengetahuinya. Kata keluarganya sih biar
dibarengin sama 7 bulanannya. Eh ternyata sudah lewat 7 bulan ya.
Anaknya perempuan, si duda yang sekarang tidak duda
lagi mempunyai 2 anak perempuan. Tidakkah takut karma berbalik ke anak
anaknya?. Kasus MBA seperti ini
membuat pihak perempuan minder dan takut ke dunia luar. Mereka cenderung
menghabiskan waktu didalam rumah. Takut terhadap pandangan orang, cibiran yang
diam diam dilayangkan padanya, serta rasa iri terhadap gadis seumurannya yang masih bisa bebas mengejar
impiannya, berkumpul bersama teman. Terlihat bebas dimatanya, sedangkan ia
harus berkutat dirumah mengurus anak dan suami. Sedih. Padahal dia masih ada
tempat di tengah masyarakat. Apalagi dilingkunganku tetangganya tidak sejulid
seperti di film dilm. Dia masih bisa
ikut kumpul kumpul remaja atau kegiatan masyarakat lainnya. Meski itu menjadi
beban mental bagi dia. Tetap saja dia merasa berbeda dengan anak anak
seumurannya meski sudah berbaur saat ada kumpul kumpul.
Sedangkan pihak laki laki masih bisa bebas pergi
pergi sesuka hatinya. Orang diluar sana tidak ada yang tahu kalau dia remaja
laki laki yang sudah mempunyai istri. Bebas nongkrong sana sini sampai pulang
tengah malam. Karena dirinya tidak berbekas atau tidak ada bedanya setelah dan
sebelum menghamili perempuan. Terkadang merasa dirinya yang paling tersiksa
karena menanggung beban tanggung jawab yang besar. Dan sebagian besar mereka
tidak mempunyai penghasilan yang tetap. Rata rata mereka masih hidup dalam
naungan atap orang tua. Cowok bertanggung jawab hanya ada di Wattpad!!. Di
Wattpad, pasti sudah di boyong ke rumah pribadi. Dan lelakinya memiliki usaha
kecil kecilan meski masih sekolah.
Kemarin mbak sepupuku lihat album kelulusan SMP
punyaku. Dia tanya tanya tanya. Kemudian dia bilang “kok temenmu banyak yang MBA seh din?” aku bingun juga mau
jawabnya. Aku mikir terus kenapa disekitarku banyak kasus seperti ini?. Apa sih
penyebabnya? Terus aku menghitung kira
kira berapa yang sudah kena kasus ini. Kalau lingkup sekolah banyak sekali dan
aku banyak yan tidak kenal. Tapi di kelasku sendiri jaman SMP, 60% terkena
kasus tersebut. Pernah dengar juga aku seseorang bilang gini “...oh yang anak
SMP S*** itu ya? Pantes sih hamil duluan” ternyata kalau siswa SMP ku hamil
duluan akan diwajarkan oleh masyarakat meski pada awalnya sedikit mencibir.
Kenapa gituloh? Apa karena sekolahku di pinggiran yang otomatis semua warga
sekolah situ kampungan dan tidak berpendidikan tinggi? Apa karena sekolahku di
tengah sawah dekat kuburan yang belakang sekolah langsung ada sungai besar? Apa
memang sekolahku sekampung dan seprimitif itu? Kenapa? Aku sampai sekarang
bingung. Sekolah SMA ku juga diwajarkan masyarakat bila ada yang hamil diluar
nikah. Dulu sebelum daftar SMA ini tetanggaku ada yang bilang “jangan sekolah
situ nanti jadi jalang”, “jangan sekolah situ, sering tawuran”, jangan sekolah
situ nanti hamil diluar nikah”. Padahal sekolahku tidak seburuk itu. Kenapa
dibilang seperti itu? Yang salah kan oknumnya bukan sekolahnya. Apa karena
sekolahku kekurangan air? Apa karena ada di kaki gunung? Apa karena dikelilingi
kebon?. Padahal dari sekolah SMP sampai sekolah SMA, pendidikan keagamaan di
sekolah bagus sekali. SMP ku mengajarkan baca tulis asmaul husnah agar mudah
jika ingin masuk ke SMA ku. Di SMA, kegiatan sholat dhuha, baca yasin, asmaul husna,
doa panjang, ar rahman, al waqiah tidak pernah terlewat satu haripun. Bahkan
saat istirahat saja terdengar alunan Qur’an yang dibaca bergiliran. Orang
memandang jelek dari luarnya saja. Tanpa mau tahu dalamnya. Menganggap cover jelek sama dengan isinya.
Komentar
Posting Komentar