Gabut 84

 

Catatan Harian si Dina. Jum’at, 15 Januari 2021. Tadi pagi saat cari cari referensi buat diskusi buku, aku ingat sesuatu. Karena aku lebih tertarik dengan topik LGBT, aku lebih fokus cari tentang LBGT itu. Dan aku ingat kalau aku punya tetangga Lesbian. Iya Lesbian, saking terlihatnya seperti pasangan normal, aku sampai lupa kodrat tetanggaku sendiri. Namanya mbak Anggi atau mas Anggi?. Sering kali dipanggil hanya Anggik. Rumahnya satu deret jalan dengankuu, cuman beda komplek. Aku komplek Barat, dia komplek Timur. Anggik ini tinggal bersama ibu dan pacarnya. Pacarnya perempuan. Mereka sudah tinggal bersama dari lama.

Tetanggaku yang lain tahu tentang orientasi seksual mereka yang menyimpang? Jelas tahu. Karena Anggik dan mbak pacar sering kali mengumbar kemesraaan didepan umum. Tentu warga resah takut menjadi aib lingkungan dan membuat nama baik RT buruk. Pernah diusir dan diperingati, mereka pergi sebentar kemudian balik kesini lagi. Sampai sekarang mereka hidup nomaden. Berpindah dari rumah Anggik atau ke rumah mbak pacar. Anggik dan mbah pacar ini tidak jelas pekerjaanya. Jika dirumah hanya ndekem dalam rumah berdua. Yang menanggung hidup mereka berdua adalah ibunya Anggik. Kasihan, seorang janda yang anaknya tidak ada harapan masa depan. Itu kata tetanggaku yang lain. Atas pertimbangan kondisi ibu Anggik inilah, Anggik dan mbak pacar masih dijinkan ada disini.

Beberapa waktu lalu juga geger berita bahwa Anggik dan mbak pacar ingin menikah. Berita yang sangat membuat warga kaget dan bingung. Bingung itu bagaimana nikahnya? Jelas jelas di Islam tidak ada hubungan seperti ini, bahkan di haramkan, dosanya besar sekali. Sedangkan orang Indonesia yang LGBT ingin menikah kebanyakan pergi keluar negri untuk mendapat surat ijin menikah. Sedangkan Anggik dan mbak pacar ini berada di perkampungan. Tidak tahu kelanjutannya bagaimana.

Anggik dan mbak pacar ini sebenarnya sahabat dulunya. Tidak tahu kenapa lama kelamaan sikap mereka berdua melenceng. Untuk persahabatan dua orang perempuan kan sudah biasa saling sayang dan bermesraan, tapi mereka ini berbeda. Seperti tidak wajar begitu. Lama kelamaan mereka berani mempublish hubungan terlarang mereka. Anggik ini mental, pikiran dan hatinya merasa dia pria. Penampilannya juga seperti pria pada umumnya dengan lemak berlebih dibeberapa bagian tubuh.

Saat aku diskusi masalah LGBT ini dengan anak angkatanku di SM, ternyata banyak juga di sekitar kita tanpa disadari merupakan kelompok Partai Pelangi. Ngeri, padahal LGBT itu nular. Aku pernah melihat di vidio seorang dokter, lupa dokter siapa.  Beliau bilang LGBT itu bisa nular. Misal ada seorang Lesbian naksir kepada seorang wanita normal, dan dia mendekatinya dengan mencurahkan seluruh perhatiannya. Maka ada besar kemungkinan gebetannya Lesbian ini ikut terkena Lesbian. Mengandung kecanduan juga. Seorang Lesbian atau Gay bisa mendeteksi sesama Lesbian atau Gay nya cuman hanya dari tatapan mata. Disetiap pasangan pasti ada yang menjadi Dominan dan Submissive. Dominan berperan sebagai Pria, dan Submissive berperan sebagai wanitanya. Lupa aku sebutannya apa, Uke dan Same kalau tidak salah. Ini sebutan dari Jepang sepertinya. Tapi bekken sekali di pasangan Homo. Uke berperan sebagai perempuannya, dengan perilaku yang lemah lembut dan penuh perhatian. Same bertindak sebagai prianya, bertugas seperti layaknya pria pada umumnya.

Sebenarnya aku tidak boleh memanggil mbak Anggi dengan sebutan Anggik seperti orang orang oleh orangtuaku. Agar aku masih ingat dan tidak melupakan kodratnya dengan masih memanggilnya mbak. Meskui didepannya yang kemungkinan membuatnya tersinggung. Dan masih banyak warga yang mendoakan agar dia segera kembali ke kodratnya. Meresahkan sekali bagiku karena takut menular ke sekitarnya. Sedangkan warga sekitar tidak paham apa itu LGBT secara keseluruhan.

Kemarin juga ada  berita viral di semua sosial media, tiga pria Thailand menikah. Jadi ini itu seperti cinta segitiga begitu. Yang kemudian memutuskan menikah karena ingin selamanya bersama. Sayang sekali padahal mereka ganteng ganteng. Cuman kalau di Thailand yang merupakan negaranya pusat Partai Pelangi Asia wajar saja. Wajar bagi mereka, tiga pengantin pria ini bahkan direstui keluarga saat ingin menikah. Keluarga beralasan, agar mereka senang dan cintanya menjadi halal dimata agama. Gk paham deh halalnya dimana.  

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RESENSI BUKU JEJAK LANGKAH

RESENSI BUKU GADIS PANTAI

RESENSI BUKU ANIMAL FARM