APA NIH YANG OLENG?

 

BUS OLENG, HATI IKUT OLENG

Catatan Harian Si Dina. Hallo ketemu lagi dong kita di tulisan aku yang gak jelas ini. Kali ini aku mau menceritakan tentang hari ini. Memang ada apa sih dengan hari ini? Ada yang menarik kah?. Ada, sayang ada. Jadi kemarin malam mamaku mengajak kulineran di Terminal Bungurasih sekalian menjemput kembaranku yang dari Madura. Kulineran? Di Bungur kan baunya sangat memualkan, makanannya mahal-mahal pula, itu pikirku. Biasanya juga kami beli makan di dekat Ramayana. Okelah nurut apa kata orangtua saja.

 

            Pagi-pagi aku sudah bangun untuk senam, kebetulan jadwal senam hari ini dimajukan jadi pukul 06.00. Selesai senam sekitar pukul 07.30 aku masih duduk-duduk diteras sambil melamun dan sedikit membaca buku pdf. Tiba-tiba dari arah belakang ada suara ribut, cucak ijo dicaplok Mumun!!. Aku yang terlalu syok hanya bisa terdiam nangis. Adikku, Kepin memegangi kepala Mumun dan menarik kuat burung yang ada digigitannya. “kucing jahat nakal!! Burung jangan dimakan!!” teriaknya sambil menahan isakan dan terus memukul-mukul kepala Mumun agar melepaskan gigitannya. Beruntung burung tersebut bisa lepas dari gigitan Mumun, namun lehernya sudah koyak, meski masih hidup dia sepertinya susah tidak bisa diselamatkan. Mamaku hanya terpaku melihat keberanian Kepin memukul kucing seraya menyuruh mengobati si cucak ijo. Tapi om ku dengan pasrah berkata “Bah wes mbak, manuk e ket wingi wes sekarat gak gelem mangan”. Sedangkan papaku hanya cuek bebek mempercantik bonsai kelapanya. Akhirnya burung hijau cantik itu hanya jadi bangkai.

 

Setelahnya kami berangkat, sudah lama tidak menaiki angkutan umum membuat orantuaku kaget dengan tarif ongkosnya. Mamaku masih ngomel karena merasa ongkos angkot 5 ribu dianggap mahal, terus mau harga berapa mah? Jiwa iritnya keterlaluan. Kemudian kami naik bus jurusan Terminal Bungurasih, aww aku dapat duduk samping mas-mas. Karena kondisi yang ramai, aku dan kedua orangtuaku berpencar tempat duduknya. Aku berada dikursi tiga diapit seorang wanita paruh baya dan mas-mas cogan yang duduknya disamping jendela. Awalnya perjalanan kami terasa lancar saja, kemudian kejadian itu terjadi.

Saat akan masuk gerbang tol, bus yang kami tumpangi mengebut. Anjrott padahal aku baru nayap tidur, setelah sedikit baikan karena mabuk. Aku kaget ketika mas-mas disampingku mengumpat. Saat aku toleh dia sedang memainkan Hp dan membuka tudung hoodie nya sembari melihat sekeliling. Tapi tidak terlihat mukanya, aku hanya mengintip isi Hpnya saja. Tapi dari suaranya dia ganteng. Bisa-bisanya saat menantang maut seperti ini aku malah terpesona mas tersebut. Padahal bus masih terus oleng, ibu-ibu sudah jejeritan melafalkan asma Allah, bapak-bapak mengamuk minta diturunkan. Aku malah terus terfokus dengan suara decakan mas bus tersebut, meski dari suaranya aku tahu dia sedang merasa ketakutan. Aku juga takut, jantungku dagdigdug, tanganku mendingin, karena dua hal.  Maut sedang mendekatiku, dan mas bus cogan didekatku.

 

Beneran coyy olengnya itu sampe bisa buat otak berceceran jika tempurung kepalaku terbuka. Sampai-sampai aku dan masnya itu nempel banget, karena takut anuku tersikut masnya, secara tidak sadar aku megangin tas yang ada dipangkuannya. Mas hembusan nafasmu kena kupingku, aku kira itu bisikan malaikat karena waktunya aku dipanggil. Diantara riuh redam ketakutan penumpang, aku melihat wajah gantengnya dari pantulan jendela. Atensiku kembali ketika mendengarkan mamaku menyebut kebesaran Tuhan beserta tahlil bersama penumpang lainnya dengan disertai tangisan. Bus yang aku tumpangi masih oleng, aku kira salah satu bannya ada yang kempes atau kerusakan mesin lainnya. Ternyata sopirnya sedang balapan dengan sopir bus lainnya, aku baru tahu setelah bus tersebut diberhentikan oleh polisi yang sedang patroli. Beramai-ramai penumpang memaki sopir bus tersebut.

 

Setelah keadaan kembali tenang, aku memperbaiki posisi duduk ibu paruh baya disampingku agar lebih banyak mendapat tempat duduk. Karena aku lihat saat oleng tadi ibu tersebut berkali-kali hampir terjatuh dari kursinya. Bukan karena modus dengan mas bus cogan, bahkan seketika aku lupa dengan keberadaan gebetan baruku itu. Tapi mas, bokongmu menuhin kursi, beneran loh aku jadi gak leluasa duduknya. Setelah memperbaiki duduk dan mengambawakan barang ibu tersebut, posisiku masin dekat dengan mas bus tersebut, mana kerudungku didudukin lagi. Aku emang naksir awakmu mas, tapi nek awakmu ngerusak kudungku yo aku pancet mangkel. Aku hanya berharap kita bisa bertemu lagi dan kamu masih ingat dengan mbak-mbak yang duduk dekat denganmu. Tapi sepertinya cowok ganteng seperti itu sudah tidak jomblo deh. Cerita lengkap perjalanku aku ceritakan besok saja ya. Karena masih banyak antrian tugasL.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gabut 68

Kucing dan Ikan Asin

Aku