BIKIN TAJIR BENERAN!

 

POHON ULAR BUKAN?

Catatan Harian Si Dina. Seperti biasa aku suka sekali scroll Tiktok sampai  bosan. Biasanya aku mencari hal-hal yang unik untuk aku praktekkan. Maskeran pakai Sirih Cina sudah, bikin ekstrak bawang merah untuk merangsang pertumbuhan tanaman sudah. Ah sebenarnya aku ingin blog hari ini tentang eksrak bawang merah ini, tapi aku masih belum melihat hasilnya secara langsung, mungkin minggu depan sudah terlihat hasilnya. Jadi aku lebih tertarik untuk membahas Porang, iya Porang, tahu tidak kamu apa itu Porang? Aku juga tidak tahu. Baru hari ini aku tahu tanaman tersebut namanya Porang. Di vidio Tiktok tadi bilang kalau Porang ini memiliki nilai jual tinggi.

Porang adalah tanaman sejenis umbi-umbian, yang baru aku tahu ternyata tanaman ini adalah umbi-umbian. Tanaman dengan nama latin Amorphophallus Muelleri ini sering disebut makanan ular oleh masyarakat. Tahu kan tanaman di kebon-kebon yang buahnya seperti jagung tapi berwarna-warni seperti lampu rambu lalu lintas di perempatan?. Tingginya mungkin hanya sampai dengkulku, hmm dengkulku mungkin tidak sampai 1 meter, 45 cm lah. Tumbuhan yang berasal dari daerah tropis di Afrika Barat ini memiliki batang hijau dengan aksen bercak-bercak putih di sekujur batangnya. Seperti siluman ular di film-film Tpi dulu itu. Daunnya lebar, menaung dipuncak batangnya. Cantik sih tanaman ini jika dibudidayakan, kalau nemu di hutan atau kebon ya takut dan waswas.

Kok bisa disebut makanannya ular? Padahal itu kan tumbuhan? Apa ular vegetarian?. Tidak tahu juga, yang pasti ini sudah menjadi kepercayaan penduduk desa untuk menjauhi tanaman ini karena dikatakan pasti disekitarnya ada ular yang bersemayam. Aku dulu ketika masih kecil, saat diajak ke alas pernah memetik salah satu buah tanaman Porang ini didekat sebuah jurang yang semak sehingga tidak diketahui kedalamannya. Tapi aku malah dimarahi mama, katanya nanti ularnya marah dan keluar dari sarangnya yaitu jurang tersebut karena makanannya aku ambil, kemudian mengejar dan mengincarku sampai perkampungan. Ngerii, padahal aku hanya ingin makan buahnya yang berwarna cerah saja.

Di hutan yang tidak tentu jenis tanahnya apa saja Porang bisa tumbuh, apalagi dibudidayakan. Porang ini juga bisa ditanam di tanah dengan ketinggian 0 sampai 700 meter loh. Tanaman ini cukup mudah untuk ditanam karena perawatannya minim dan bisa ditanam dengan konsep tumpang sari loh karena Porang ini toleran dengan naungan hingga 60 persen. Namun masa panennya cukup lama karena Porang baru bisa menghasilkan  umbi yang baik pada usia diatas satu tahun. Bibitnya bisa menggunakan potongan umbi maupun umbi yang sudah memiliki titik tumbuh.

Tiba-tiba aku mempunyai ide untuk menjadi petani Porang dalam PKM setelah tahu harga jualnya. Tapi dana yang tidak memenuhi kantong. Coba hitung, harga umbi Porang segar mencapai 4.000/kg dan Porang yang sudah diolah dan siap di ekspor dihargai ratusan ribu perkilogram. Bayangin luas tanahnya 50 hektar, panennya  sampai 150 ton. Ah aku tidak bisa menghitung tanah beserta tanamannya, harusnya aku tutor ke Anggi dulu tadi. Porang yang telah diolah menjadi tepung biasanya diekpor ke Jepang, China, Australia, dan Vietnam. Mereka yang mengolah menjadi produk kosmetik, lem, mie, agar-agar, campuran kertas, gel silikon, bahan campuran pembuatan pesawat terbang dan parasut, penjernih air, pengikat formulasi tablet, perekat pada es krim, penggilap kain, cat, dan bahan imitasi lainnya, bisa jadi campuran bahan tahan air juga, pengganti gelatin juga bisa loh, banyak kan? Di Indonesia melimpah loh harta karun ini. Jangan sampai produk-produk tersebut di ekspor ke Indonesia, rugi kita nanti. Kalau bisa kita harus mengolah sendiri mumpung punya sumber daya alam yang melimpah tanpa harus bekerja keras mencarinya.

Di Indonesia saat ini sedang mengembangkan bididaya ini karena bisa berkontribusi pada perekonomian negara serta kesejahteran petaninya. Sentra-sentra pengolahan umbi Porang menjadi tepung ini sudah tersebar di Bndung, Maros, Wonogiri, Madiun, dan Pasuruan. Hayooo sudah kepikiran untuk berbudidaya Porang?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gabut 68

Kucing dan Ikan Asin

Aku