GHIBAH, OBAT PALING MUJARAB

 

RESAH DAN GHIBAHAN

Catatan Harian Si Dina. Hallo rasanya sudah lama aku tidak menulis blog ya. Meskipun ini blog abal-abal dan memalukan, setidaknya disinilah tempat aku mencurahkan isi hati dan pikiranku. Tiga hari tidak menulis rasanya seperti menjadi beban tersendiri bagiku. Rasanya ingin mengeluarkan uneg-unegku, tapi ada saja halangannya. Semisal 2 hari yang lalu, saat aku ingin menulis blog tapi aku keburu badmood gara-gara membaca Wattpad. Kemudian kemarin ketika aku ingin menulis blog,  Budak Kapitalis (nama grup Whatsapp angkatan 20) ramai berghibah. Notifnya jebol 300+ sampai aku yang sudah membuka Microsoft Word terbuai untuk terus menscroll pesan-pesan tersebut.

 

            Setelah aku telusuri pesan-pesan tersebut, rupanya Chindy-biasanya aku memanggilnya adek ipar- membawa berita menghebohkan. Setelah siang tadi dia ketemuan dengan mas Surya di kontrakan tempat kami diklat, tidak tahu ngapain, mungkin COD sewel. Dia banyak berghibah bersama mbak El, dan yang mereka omongi itu aku. Katanya sih begitu. Gara-gara aku sering ngomongin mas Surya di Budak Kapitalis, padahal tidak, mustahil rasanya anak sepolos dan sesuci aku ini ngomongin orang. Baru scroll kurang dari setengah pesan menumpuk tersebut, Adit satu-satunya jantan diantara kita ini membisukan grup, dan hanya admin yang dapat mengirim pesan, sedangkan di grup tersebut hanya dirinya adminnya. Kolom chat grup Budak Kapitalis yang sedang kubaca langsung terscroll sendiri sampai pesan terakhir. Spontan aku mengumpat, rasanya malas untuk menscroll keatas yang aku yakini bisa membuat jariku kiu. Setelah Adit membuka grup kembali, dan langsung dipenuhi umpatan dari ciwi-ciwi yang sedang asyik berghibah.

 

 Akhirnya aku ikut beghibah karena tertarik pada topik yang dibawakan oleh Wei, dia dimintai saran tips and trik mengaborsi janin!. Yang minta saran cowok pula. Dengan begonya Wei memberi tips and trik aborsi janin. Untung Wei cepat sadar dan segera memberi pengertian kepada si cowok itu. Iis dengan polosnya mau jadi ibu angkat bayi tersebut katanya, jika tidak di aborsi. Uhh betapa mulia hatimu anak. Pemikiranmu polos sekali, mengenai risiko merawat bayi diusia muda. Dasar pengecut itu cowok, berani berbuat tapi tidak mau menanggung risiko. Pasti ini pengalaman pertamanya, pantes tidak profesional sampai bisa kebobolan, bodoh. Setelah itu ada pesan dari Anggi mengenai anak hilang. Seorang remaja yang diduga kabur dari rumah. Kemudian ada yang menyeletuk begini “Mungkin saja dia hilang di bus, bisa jadi dia ditinggal teman-temannya saat akan turun dari bus”. Seketika kami Deja Vu, ingat saat di Bungurasih pulang dari Diklat Surabaya adek iparku, Chindy menghilang.

 

Seriusan menghilang, ternyata dia tertingal di bus sebelumnya. Jadi ceritanya itu kami ingin menaiki bus jurusan pelabuhan. Awalnya kami salah naik bus, kemudian berganti naik bus antar kota jurusan Madura, niatnya kami mungkin bisa turun di pelabuhan karena biasanya bus jurusan tersebut memutar dahulu di pelabuhan. Rupanya kami diusir dari bus tersebut. Saking kesalnya, kami tidak menghitung ulang jumlah anggota. Saat mau naik bus dalam kota kami baru sadar Chindy menghilang. Setelah di telpon, ternyata dia keangkut bus yang kedua itu. Anggi yang hatinya selembut softtex menangisi kondisi anggota termuda kami tersebut. Setelah mas Hilmy dan Adit mencari akhirnya nemu Chindy di gerbang keberangkatan. Syukurlah.

Akhirnya Chindy angkat bicara untuk klarifikasi mengenai kejadian tersebut setelah beberapa bulan berlalu, baru kemarin dia bilang cerita lengkapnya. Jadi Chindy itu langsung mendapat tempat duduk di depan setelah kami berganti bus, dia berpatokan sama Iis karena tempat duduk mereka berdekatan. Sedangkan yang lainnya berdiri di belakang. Ketika diusir tersebut otomatis yang bagian belakang mudah untuk turun. Iis yang tanggap kondisi sekitar langsung ikut turun, sedangkan Chindy yang saat itu fokus membaca chat numpuk di Hpnya setelah 3 hari tidak membuka Hp tidak menyadari  teman-teman sudah turun. Jadilah dia keangkut. Cukup menghibur ternyata kisah menegangkan tersebut. Lumayan untuk bahan cerita ke adik tingkat nanti.

Ya seperti itulah keresahanku yang tertutup perghibahan. Terlalu larut dalam ghibahan di Budak Kapitalis membuat aku lupa menulis blog. Sepertinya otakku ini gampang terkontaminasi obrolan perghibahan.

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RESENSI BUKU JEJAK LANGKAH

RESENSI BUKU GADIS PANTAI

RESENSI BUKU ANIMAL FARM