NANTI GOBLOCK BENERAN LOH BUND
UTUP BUND! UTUP 2
Hallo
bunda-bunda sekalian maupun yang bukan bunda-bunda. Nah kita lanjutin cerita
yang kemarin, sebenernya ini cerita
tidak terlalu penting juga bagi Anda semua. Tapi ini adalah keresahanku
selama ini. Ini bagian cerita balita di rumah Mojokerto ya. Kalau di rumahku
yang saat ini aku tempati, aku jadi bisa melihat lebih jelas dan mendalam apa
yang dialami balita-balita itu saat menonton Youtube. Kebanyakan sih tidak menjadi manja dan seenaknya sendiri seperti
balita dirumah Madura, tapi malah kecanduan! Jadi ya sama ajalah efeknya
negatif.
Aku
ambil contoh saja dari ponakanku sendiri, Kaisha. Dia ini sedari kecil sudah
diperlihatkan tontonan dari Youtube.
Sebenarnya baik sih agar lebih mengetahui animasi bergerak gitu, tapi pemilihan
waktu yang diberikan orantuanya itu salah. Mereka memberi waktu Kaisha menonton
Youtube ketika malam hari sebelum
tidur selama 2 jam. Jadinya dia itu kayak selalu ingin lihat Youtube gitu. Kayak setiap dia lihat Handphone pasti ngerengek mau nonton Youtube, dan itu tidak bisa
diberhentikan ketika dia menonton.
Nah
kemarin itu dirumahku seperti biasa ramai dengan bocil, salah satu anak tongkrongan namanya Alek menontonkan Youtube untuk bocil-bocil tersebut agar
anteng. Disitu yang aktif menonton hanya Kaisha dan Kevin, Kaisha ini kalau
menonton jaraknya terlalu dekat dengan layar. Kalau dia dimundurkan akan
mengamuk dan menangis. Difikiranku pasti ini bocil matanya kena radiasi.
Sedangkan Kevin dia tidak bisa berbahasa lain selain bahasa Malaysia, dia sibuk
mempertanyakan apa yang dilihatnya di Youtube
tersebut. Sedangkan Reppa, dia tahu Handphone
tapi tidak pernah memainkannya, tahunya Handphone
itu hanya buat menelepon saja. Masih terselamatkan Reppa ini.
Aku
buat perbandingan antara Kaisha dan Reppa, karena mereka ini seumuran. Saat aku
tanyakan dimana cicak berada? Kaisha menjawab dengan menunjuk di Handphone, sedangkan Reppa menjawab sambil
menunjuk di atap. Nah saat Kaisha ini diberitahu tempat keberadaan cicak yang
sebenarnya, dia tidak mau menurut. Seperti sudah terdoktrin bahwa cicak dan
binatang lainnya itu ya di Handphone
keberadaanya. Ketika Kaisha ini mau dibawa pulang, dia tidak mau lepas dari
tontonannya, padahal sudah jamnya tidur. Sedangkan Reppa ini yang tidak tahu Youtube tentu langsung mau saja ketika
diajak pulang. Kaisha sampai tantrum
dan susah digendong. Nenekku yang kasihan dengan Kaisha berinisiatif
nenontonkan Youtube lagi biar reda
nangisnya, biasalah cucu kesayangan. Jelas saja aku tentang karena sudah
berjam-jam bocil-bocil ini menonton Youtube, saatnya mata mereka
beristirahat.
Amreta,
bocah ini sering aku ceritakan diblog-blog sebelumnya karena dia tidak bisa
berbahasa manusia. Ini sebenarnya kondisi psikis yang parah tapi orang menganggapnya
biasa karena kehidupan orangtua Amreta nomaden, jadi dikira Amreta ini masih
adaptasi. Umur 4 tahun tapi ngomongnya haiihiiiaheehaihiii
kayak Bernard Bear itu gk wajar woiii!!. Amreta ini kan ngomongnya ngikuti
dari animasi yang dia tonton, sedangkan animasi yang biasa ditontonkan
orangtuanya adalah animasi luar negeri. Beruntung dia bertemu keluargaku dan
anak tongkrongan yang membantunya berbicara selayaknya manusia pada umumnya.
Amreta sudah bisa lancar berbicara sedikit tapi sekarang malah pindah rumah
lagi. Dikira gampang apa adaptasi lagi diusia sekecil itu?!.
Sebenernya
apasih fungsi konten anak di Youtube
kalau anak saja gk dibolehin nonton kayak begitu?. Boleh dong bunda, tapi
dengan dampingan orangtua. Bukan malah menjadi peran pengganti orangtua untuk
mengajarkan anaknya ya. Durasinya juga sebentar saja agar radiasinya tidak
merusak mata anak yang masih suci bersih dari pengelihatan dunia yang kejam
ini. Konten anak di Youtube itu juga
untuk para orantua loh sebenarnya. Misal seperti ini, perents ingin mengajari anak lagu Burung Kakak Tua, bukan dengan
langsung menontonkan vidio lagunya di Youtube
ke anak ya perents. Tapi perents yang
belajar bernyayi dari situ kemudian di ajarkanlah ke anak, diperlihatkan
vidionya sekali-kali agar anak tahu seperti apa bentuk Burungnya. Jadi perents
juga ada peran dalam mengajarkan anak. Itu anak Anda loh, ya harus Anda yang
mengasuh bukan Youtube.
Anggaplah
aku sok tahu, tapi boleh dicoba juga tips dari aku. Paragraf diatas itu
termasuk tips ya. Alangkah baiknya sih bila mengajarkan anak itu bukan dari
konten Youtube di Handphone ya, mending di tv saja pakai DVD. Agar orang rumah juga bisa ikut
berpartisipasi, anak kan jadinya senang banyak temannya dan tidak suntuk
menonton dilayar kecil saja sambil rebahan minum dot.
Komentar
Posting Komentar