Produktif 14. SEDIH TAPI EMOH NANGIS
PERPISAHAN
YANG KECUT
Catatan Harian Si Dina. Senin, semua tidak menduga
bahwa hari itu adalah hari terakhir kami diklat. Sempat juga aku heran kenapa
semalam kami bakar sate? Tidak biasanya kami makan malam. Mengingatkanku pada
saat wawancara dulu. Nyate dari
dhuhur makannya baru saat isya. Mungkin malam penutupan.
Aku kira malam itu tidak akan ada sesi editing. Kami
disuruh masuk kamar dan pintunya ditutup, karena pegurusnya mau rapat. Sambil
rebahan kami berandai-andai bagaimana kalau besok pulang. Pukul 9 atau 10 kami
mulai mengedit bersama editornya masing-masing, diluar rumah kontrakan. Dalam
kontrakan masih dirahasiakan. Batrai laptopku semakin menipis dan aku butuh soffel. Sedangkan kami semua tidak boleh
masuk dulu. Pukul setengah satu dini hari atas izin editor aku ke kamar untuk
mencharger laptop dan memakai soffel.
Saat itu yang mengedit di kamar hanya aku, Iis dan
Adit bersama editor masing-masing. Aku selesai mengedit pukul setengah 3 pagi.
Selama itu aku sulit berkonsentrasi karena mengantuk. Ada Anggi juga yang
selesai duluan mengusiliku. Kemudian setelah revisi selama itu, kami tertidur.
Meski teman yang lain masih ada yang belum selesai.
Paginya kami bangun kesiangan, aku bahkan bangun
setengah 6 pagi. Tapi temanku Retno baru selesai mengedit jam segitu. Kami
dibangunkan untuk senam. Tumben sekali, biasanya juga senam sendiri.
Ketika keluar ternyata sudah ramai mas mbaknya. Mas
Cimeng yang memimpin senam pertama. Gerakannya lucu sekali, gemoiii, kata mbak L mirip Mr. Been. Kami senam mamere, yang
mengingatkanku pada senam kesukaan warga Rtku. Sedikit mengawur tapi
menyenangkan. Saat pendinginan, malah disetelkan lagu kerohanian gereja. Berasa
dibaptis kalau begini rasanya.
Kemudian ada mas Wahyu baru bangun tidur yang juga
disuruh untuk memimpin senam. Parah sekali gerakannya tidak jelas dan diulang
terus menerus. Mungkin dia jaim. Tapi
kami keringetan karena tertawa. Apalagi lagunya palau Sambalado dan Gebor
Mujair dari Ayu Tingting. Sangat kontras dengan imaje sok cool yang biasa ditampilkan
mas Wahyu. Yang paling membuat ngakak adalah raut keterpaksaanya.
Kemudian ada mas Aji Nabi yang memimpin senam
gara-gara selalu meledek pemimpin senamnya. Kata yang lainnya, mas ini jago
senam pramuka. Tapi gerakannya aneh meskipun sangat enerjik sekali. Rasanya
seperti habis lari maraton. Sudah gerakannya hiperaktif, terlalu banyak tertawa
pula. Lupa aku judul lagu yang digunakannya, sepertinya ada lagu Mamere juga.
Mas Hilmy juga tidak mau kalah. Malah ini yang paling
parah. Gerakannya sangat enerjik dan lincah, tapi tidak bisa diikuti saking
tidak jelasnya. Dia meniru salah satu gerakan yang diparodikan oleh seorang
anak Autisme. Aku kesal melihatya. Aku tidak suka anak Autisme dihina secara
langsung atau tidak langsung begitu. Begitu ketika orang-orang melihat ada yang
berbuat keanehan, mereka pasti langsung mengecap gila atau Autis. Seperti yang
terjadi ketika mas-mas ini senam, mereka dikatakan Autis.
Senam masih berlanjut meski aku sedikit dongkol, kali
ini Viola yang memimpin senam lagu Mamere. Asyik juga ini anak pramuka
gerakannya. Kemudian kami memaksa Anggi untuk memimpin senam memakai lagu Solo dari Jeni Blackpink. Endel banget Anggi ini, sok cantik kalau kata Wei.
Kemudian kami dikumpulkan dan diumumkan akan pulang
hari ini. Aku bilang kecut karena perpisahan ini hanya membawa rindu, kenangan
dan perpisahan. Terkejut, senang dan sedih rasanya. Aku kangen rumah, tapi aku
tidak rela berpisah dengan teman-temanku yang lainnya. Ingin nangis rasanya.
Tapi menangis tidak mengubah kedepannya. Terimakasih ya rek atas 14 harinya. JJJ
Komentar
Posting Komentar