Produktif 9. AKU DAN AKAL CERDASKU

 

DIBALIK RAYBENKU

Catatan Harian Si Dina. Jam tidur yang tidak biasa serta lelahnya mata terus memandang deretan tulisan yang ada di buku, membuat mataku susah diajak kompromi. Seringkali aku nyaris terlelap jika tidak di senggol oleh orang disekelilingku. Aku yang biasa banyak tidur di rumah ini menolak mata  untuk terus terjaga.

Aku biasanya pukul 9 pagi tidur, kemudian sholat dhuhur, main kemudian sore hari tidur lagi sampai adzan magrib. Ketika diklat baca, aturan jam tidurku berubah. Kami semua diharuskan tidur dari jam 12 sampai jam 3. Baik itu siang maupun malam.

Karena jika membaca buku didalam kamar kontrakan aku akan cepat mengantuk. Jadi aku suka duduk di kursi beton yang ada dipen kosan laki-laki. Menyender lama sambil membaca. Jika sudah mulai mengantuk aku akan jalan-jalan sebentar untuk mencari ciplukan atau ereng-ereng. Buah khas alas. Anak kota mana tahu  buah itu.

Kata Chindy, itu buah ciplukan pernah muncul disebuah drama korea. Lupa aku judulnya. Tapi katanya itu buah bisa memperpanjang umur atau bisa menambah nyawa begitu.wah bisa ini dimakan saat kelaparan.

Kemudian disuatu hari aku iseng membawa riyben karena cuaca hari itu sedang panas. Aku juga membawa masker karena banyak mas-mas yang punya kosan lewat. Aku pakai kedua benda tersebut sambil membaca buku. Kemudian tanpa sadar aku ketiduran tanpa ada yang tahu.

Aku terbangun karena Wei mengagetkanku. Ada mas yang punya kosan mau lewat, sedangkan aku duduk bersandar didepan pintunya. Dari situ aku ketahuan kalau ketiduran. Aku juga baru sadar kalau aku ketiduran. Kata teman-teman aku lama dibangunkan. Dikira masih mambaca buku sambil menyender seperti biasa. Ternyata aku tertidur, mata terpejamku tidak bisa dilihat karena aku memakai riyben.

Besoknya aku ulangi lagi. Teman-teman sudah curiga ketika aku membawa riyben dan masker saat materi pagi. Sayang sekali pagi itu hujan, jadi mau tidak mau kami kembali ke kamar. Hujan, rasa hangat di kamar, berdesakan dengan teman lainnya, dan semilir angin dari kipas serta rasa lapar menambah kantuk yang aku alami. Ini cobaan terberat. Aku tidak bisa curi-curi tidur kalau begini. Apalagi ada mas-mas yang duduk di depan kamar.

 Riyben punyaku juga tidak bisa berfungsi. Karena jika diluar ruangan jadi riyben dan didalam ruangan akan jadi kacamata biasa. Lagipula akan aneh memakai rayben didalam ruangan. Seperti orang buta mau memijat pasiennya saja.

Besok-besoknya lagi aku mencoba trik yang sama. Setiap membaca diluar aku pasti membawa riyben dan masker. Tapi aku malah tidak bisa mengantuk lagi. Malah aku semakin mengantuk ketika berada didalam kamar.

Aku tidak tahu dan lupa urutan hari-hari yang aku dan teman-temanku lalui selama diklat baca ini. Aku tidak tahu hari dan tidak tahu jam. Seringkali ketika menulis kembali keseharian selama diklat baca aku kesulitan menginggat. Jadinya aku hanya menulis setiap hal-hal yang aku ingat saja. Tidak aku tuliskan keseharianku selama satu hari itu. Aku kesulitan mengingat keseharian dalam satu hari karena yang ada dingatkanku hanya kegiatan monoton seperti membaca, makan dan tidur saja. Lalu apa yang harus aku tulis ketika kegiatan seperti itu?. Catatan Harianku akan sama disetiap episodenya. Terlalu membosankan untuk dibaca. Jadinya Catatan Harianku aku buat dengan kejadian-kejadian yang sama meski berbeda hari. Aku harap tidak menyalahi aturan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RESENSI BUKU JEJAK LANGKAH

RESENSI BUKU GADIS PANTAI

RESENSI BUKU ANIMAL FARM