YUK KENALAN SAMA PENGIKUTKU!
KETOLOLAN YANG HAQIQI: VERSI
TEMAN DINA
Catatan Harian Si Dina. Olla bonjour!, ketemu lagi dengan
tulisan abal-abalku ini. Aku tetap akan menyapa sekalipun tidak ada yang
membaca blogku ini. Siapa tahu anak cucuku nanti menemukan blog ini, jadi
mereka tahu sepintar apa sih pemikiran aku sebagai moyangnya. Tadi Anggi
membawa kabar menggemparkan. Screenshot
percakapannya dengan mas Aji Nabi. Rupanya pertanyaan-pertanyaan filsafat yang
pernah dia tanyakan wajib disetorkan jawabannya. Aku kira tidak sampai seformal
itu. Jadinya aku dan teman-teman hanya membahasnya di grup Budak Kapitalis
saja. Sekedar informasi, gampar ikon profil grup Budak Kapitalis adalah gambar
plamfet kemenangan Presma dan Wapresma yang tidak sah tersebut. Yang hanya ada
satu kandidat saat pemilihaan itu loh. Yang aku golput itu loh. Sestttt jangan bilang anak BEM atau DPM
ya, hilang harga diriku kalau mereka tahu, siapa tahu salah satunya ada
jodohku.
Kemudian
kami menstalker blog milik mas mbak. Ada blog yang di screenshot Iis menceritakan tentang teman-teman seangkatannya.
Membacanya membuat aku terinspirasi. Sebenarnya bagus menulis ini saat
perpisahan Diklat kemarin, cuman aku tidak terinspirasi saja. Nghokay aku akan mendeskripsikan teman-temanku sepergabutanku ini.
Yang pertama ada Anggi, si
bendahara kami ini memiliki raut wajah ekpresif yang membuat emosinya gampang
tertebak. Anggi ini akan menjadi menyebalkan ketika menagih uang makan.
Lagaknya seperti rentenir dan kami sebagai tertagih seperti orang miskin suka
judi. Sudah seperti Nyonya pemilik kosan samping saja. Kami memanggilnya
Nyai/Ning, karena cemceman dia biasa disebut Gus. Semoga mereka berjodoh. Bities sudah menjadi idolanya sejak
lama. Aku yang tidak terlalu suka K-Pop Suka menggodanya saat dia ngomong
bahasa Korea. Jinjja!!. Untung saja
Anggi segera diselamatkan mas Aji Nabi dari kubangan perK-Popers-an. Kalau
tidak mungkin Anggi bisa menjadi manusia yang suka teriak “SARANGE OPPA!” dimanapun dia berada. Anggi juga mudah menangis,
itu karena hatinya selembut softtex
dan sepolos pantat bayi. Aku kira Anggi ini sosok yang suka merenung, itu
karena saat diklat dia suka menyendiri. Ternyata dia menyendiri hanya untuk
mencuri waktu tidur. Nyesel aku mengkhawatirkannya. Yasudah yang penting aku
bisa meniru saja cara dia mencuri tidur.
Kedua
Adit, sang bapak kita semua. Sifatnya yang gak kalem-kalem banget cocok
bergabung bersama ciwi-ciwi ini. Karena posisinya yang cowok sendiri,
mengharuskan dirinya selalu mengalah dengan teman yang lainnya. Adit ini
tenaganya selalu dibutuhkan, entah itu untuk mengantarkan belanja sayur,
menggotong galon ataupun membeli elpiji. Memasang elpiji pun dia yang lakukan.
Diduga Adit ini kembaran dari mas Aji Nabi. Ngomongin tentang Adit aku jadi
ingat tragedi pagi itu. Saat itu dini hari, aku dan Retno masih terjaga untuk
menlayout BUBAR di depan kamar. Tidak terduga mas Hilmy yang sedang lewat depan
kamar menyeletuk “Wei karo Adit loh koyok
suami istri” sontak aku dan Retno mengalihkan fokus ke objek yang
dibicarakan tersebut. Demi sarung mas Birar yang aku colong! Posisi mereka
tidur lucu sekali. Benar seperti pasutri, membuatku baper saja. Uhh romantis.
Ini
dia Srikandinya SM, namanya Weinona, panggilannya Wei. Kami sering memanggilnya
dengan logat Korea, meniru cara Anggi, memangnya siapa lagi kalau bukan dia.
Wei ini sedikit seperti lelaki, tapi tangguh sebagai perempuan. Sesungguhnya
pernah terbesit di fikiranku dia ini Lesbian. Aku tidak akan membahas kebaikan
Wei karena disini aku ingin mengungkap aib-aib saja. Wei ini toxic dan terlalu frontal jika
berbicara. Apa ya aibnya Wei itu? Selain kegabutannya yang suka ngajak ngopi
itu dia suka apa ya?. Oh iya, gara-gara Wei tidak tuntas membaca buku, kami
diberi hukuman mengaji di warkop Wayang. Ngopi ngopi ngopi. Wei ini
satu-satunya harapan kami, sang penentu keberlangsungan masa depan hajat hidup
orang banyak. Karena hanya dia yang bisa memasak!. Kurasa Wei ini tidak pernah
nyuci piring. Tiap bertugas nyuci piring dia malah memnguras kubangan air got.
Saatnya
menceritakan tentang mama!, nama aslinya Viola. Nama panjangnya Violita/
Violetta/ Viol-Viol yang lain? Lupa aku. Tapi Wei sering salah sebut
memanggilnya Sopia. Satu-satunya manusia individualis diantara kami. Aku rasa
dia yang paling lurus diantara kami semua. Aku kira dia begitu karena tidak
sejalur dengan kegilaan kami. Ternyata dia memiliki kegilaannya sendiri. Iya,
dia suka teriak-teriak histeris jika sedang kesal. Kata paling menyebalkan dari
dia adalah “Rahasia”. Ketika dia
sudah bilang begitu rasanya aku ingin menghipnotisnya agar mau mengungkapkan ‘Rahasia’ tersebut. Kami memanggilnya ‘mama’ dengan logat Korea seperti pada
Drakor yang sedang hits itu loh, tidak tahu mengapa. Hobinya nyuruh tapi tidak
ingin disuruh. But, dia yang
menghandle kami semua agar lebih disiplin.
Retno, sang
putri solo. Pembawaanya yang kalem serta anggun. Retno ini mudah merasa
bersalah. Hanya karena saat jadwalnya dia memasak, dia tidak memencet tombol cook pada mejikjer sehingga nasi tidak ternanak dan membuat jam makan kami
molor saja minta maafnya sampai seminggu. Begitu putih bersih hatinya seperti
terendam baclyn. Manusia paling sabar
hingga mungkin tidak ada aibnya. Rasanya ketika Retno berbicara meskipun mbulet
dan tidak berbobot sudah seperti mendengarkan debat hukum, sangat tegas dan
mantap suaranya!. Apa sih aibnya Retno ini?.
Kemudian
ada adek iparku, Chindy. Ini dia juragan sewel Kamal, manjadi termuda diantara
yang lain tidak membuatnya manja. Malah kami yang ingin memanjakan dia.
Perkataanya selalu jujur dan polos. Maklum saja masih belum punya KTP.
Pikirannya masih suci, semoga tidak tertular otak kotor kami semua. Terkadang
dia jadi bahan ledekan kami ketika gabut. Tekun dan selalu fokus saat ingin
mengerjakan sesuatu. Contoh saja saat kami mendapat tugas essai, aku yang sudah
selesai malah bersantai kemudian memancing teman yang lain untuk mengobrol. Akhirnya
kami membicarakan tentang perselingkuhan Jagdish, kepolosan Thapki, ketololan
Gopi, kegantengan Ashoka, Mahaputra sang favorit Wei. Balveer dan duba-duba
yang sempat menjadi kiblat fashion anak Indonesia. Malah ngomongin film India
dari pada mengerjakan tugas, hanya Chindy yang tidak ikut ngerumpi. Adit tidak
masuk dalam hitunga ya. Disaat semua ngebut mengerjakan, Chindy sudah bisa
bersantai.
Ini
adalah manusia terakhir, Iis namanya (iis bukan LIS). Aku kira dia ini kalem
dan pendiam. Tapi ternyata enggak woiii
chatnya suka menyebalkan, dan dia ini kalau ngakak suka nyubit atau nampol yang
disebelahnya. Kalau aku belum pernah menjadi korbannya mungkin aku tidak akan
mempercayainya. Ternyata Iis spesies manusia mudah bengek, receh sekali
humornya. Berdasarkan rekomendasi dari dia aku membuat blog yang isinya aib
ini. Oh mungkin ini tidak seberapa karena aib yang sebenarnya masih tesimpan
banya di memori otakku. Iis ini idenya cemerlang-cemerlang bahkan tidak
terduga.
Ah
aku mengantuk, beginilah efek kekenyangan makan mie ayam. Jadi inget habis
diklat kami beli mie ayam didekat pertigaan Telang. Inilah deskripsi temanku
selama diklat baca. Tak kenal maka tak sayang, sudah kenal jangan ditinggal.
Seperti itulah kiranya ungkapan hatiku untuk teman sekalian. Teruslah menjadi 8
Gembel mencari berkah.
Komentar
Posting Komentar