JANJI MANIS TALIBAN

 

TALIBAN

Sebelum membicarakan Taliban lebih jauh, alangkah lebih baik mengetahui apa itu Taliban  dan mengapa Taliban saat ini banyak dibicarakan. Taliban merupakan sebuah faksi religius dan politik ultakonservatif yang berkembang di Afghanistan pada pertengahan 1990- an. Kelompok Taliban ini ini muncul seiring mundurnya tentara Uni Soviet, jatuhnya rezim komunis di Afghanistan dan kacaunya ketertiban sipil.

 

Kata Taliban sendiri berasal dari bahasa Pashto yang berarti murid. Asal muasal nama Taliban didapat dari anggota kelompoknya yang mayoritas merupakan siswa madrasah yang diperuntukkan pengungsi Afghan di utara Pakistan pada tahun 1980- an. Semakin banyaknya dukungan rakyat terhadap Taliban membuat Taliban meenguat, terutama dukungan dari kelompok etnis Pashto selatan Afghanistan dan bantuan dari unsur- unsur islam konservatif  di luar negeri. Bantuan tersebut membuat Taliban dapat merebut Kabul, ibu kota Afghanistan dan meguasai Afghanistan.

 

Perebutan kedudukan pemerintahan oleh Taliban ini berhasil mengacaukan Afhanistan. Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani melarikan diri dari negara tersebut setelah Taliban berhasil menduduki istana kepresidenan pada minggu, 15 Agustus 2021. Kealpaan presiden Afghanistan membuat warganya tidak memiliki rasa aman, berbondong- bondong warga Afghanistan memadati bandara untuk mengungsi.

 

Meski pihak Taliban menjanjikan perdamaian dan menjunjung hak perempuan, warga masih sulit mempercayainya. Menilik dari kekejaman rezim Taliban pada 20 tahun lalu. Taliban yang begitu menjunjung syariat islam berusaha mengubah negara Afghanistan menjadi negara yang menatuhi syariat- syariat islam.  Negara dengan mayoritas islam ini dirasa Taliban memang cocok untuk menganut sistem pemerintahan sesuai syariat islam. Taliban juga menekan masyarakat non muslim untuk mentaati peraturan sesuai syariat islam, contohnya adalah berhijab bagi perempuan. Hal ini tentu saja mengekang kekebasan warga beragama.

 

Taliban menjanjikan hukuman pidana tidak akan sekeras dahulu. Taliban sendiri pada rezim terdahulu memberlakukan hukuman pancung, hukuman gantung dan hukuman mati yang dirasa masyarakat internasional tidak manusiawi. Hukuman tersebut diberlakukan bagi pelanggar syariat islam. Taliban dengan mudahnya membunuh dengan alasan mentaati syariat islam.

 

Mungkin Taliban lupa, islam tidak pernah menganjurkan pembunuhan sebagai sebuah hukuman. Apalagi jika hal tersebut terjadi pada masyarakat non muslim. Islam tidak pernah memaksakan kehendak kepada penganut kepercayaan lain.  Sayangnya, Taliban banyak mendapat dukungan, apalagi dari masyarakat Indonesia. dukungan tersebut didapatkan dari mereka yang mengaku menjunjung syariat islam, membenarkan tindak kekerasan Taliban, yang bahkan Tuhan dan agama islam saja membenci tindak kekerasan. Respon tersebut jauh berbeda dengan kasus konflik di Palestina- Israel. Netizen di Indonesia mendukung apapun itu jika mengenai kemanusiaan, tidak peduli apapun agamanya, jika hak asasi manusia terusik, mereka akan maju ntuk mendukung. Kemudian kasus Taliban ini mencuat, namun warga Afghanistan tidak mendapat dukungan, padahal ada yang berujar mendukung rasa kemanusiaan. Lalu saat ini kemanakah dukungan tersebut?.  Sepertinya penguasaan Taliban bisa dengan mudah mempengaruhi Indonesia jika dilihat dari respon masyarakat seperti itu.

 

 Banyaknya dukungan yang diperoleh Taliban, serta kepercayaan Pakistan dan Rusia Taliban sudah berubah membuat Taliban berada diatas angin. Namun, tidak sedikit pula negara timur tengah yang menginginkan penggulingan kekuasaan Taliban.  Kekuasaan Taliban dikhawatirkan akan kembali memakai rezim 20 tahun lalu, pemberontakan Taliban juga ditakutkan mengispirasi negara mayoritas islam seperti negara- negara timur tengah dan Indonesia. kemungkinan akan ada pemberontakan dari masyarakat non muslim maupun muslim terutama dari masyarakat timur tengah untuk menggulingkan kekuasaan Taliban.

 

Beruntung, lembaga kreditur dunia, Dana Moneter Internasional (IMF) tidak akan mengirimkan bantuan pinjaman ke Afghanistan selagi kebijakan pemerintahan di Afghanistan belum jelas. Pinjaman tersebut tandinya akan tiba pada 23 Agustus sebesar US$370 miliar.  Dana tersebut rencananya untuk mengatasi krisis ekonomi di Afghanistan. Untuk sat ini perlu dilihat dahulu kepemimpinan Talban bagaimana, apakah akan mengevaluasi diri atau semakin lama akan mngadaptasi rezim 20 tahun lalu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gabut 68

Kucing dan Ikan Asin

Aku