Gara-gara Botol

OPINI FILM THE GOD'S MUST BE CRAZY

Heyyow Sobat Gabut, ketemu lagi di blog kegabutan saya. kali ini saya mendapatkan rekomendasi film lawas. Film garapan Ster Kinekor Picturers pada tahun 1980 ini berhasil memecah rekor box-office di tiga negara: Amerika Serikat, Jepang dan Afrika Selatan. Padahal, jika di perhatikan lebih jauh, film ini tidak memiliki alur yang jelas. Sampai akhir film saja tidak diketahui apa yang sebenarnya ingin disampaikan penulis pada film ini. Absurd dan terkesan banyak cerita yang ada didalamnya. 

Film ini sendiri kualitas vidionya tidak terlalu bagus, akting pemainnya juga seperti tidak bermain sebuah film. Begitu pure dan fresh seperti film dokumenter. Yang biasanya kameraman selalu selamat, di film ini rupanya kameramannya terlalu banyak berlari. Aneh rasanya film lawas ini direkomendasikan, tumben sekali. Ada apa sebenarnya dalam film ini?.

Jalan ceritanya berkisah mengenai seorang dari suku pedalaman suku Bushmen yang hidup di pedalaman Gurun Kalahari yang bernama Xi. Suatu hari, Xi menemukan botol kaca-seperti botol Coca-Cola atau teh botol Sosro- yang jatuh dari langit, padahal botol tersebut milik seorang pilot yang buang sampah sembarangan. Xi dan orang pedalaman lainnya beranggapan bahwa botol tersebut berasal dari Dewa. Botol tersebut telah memberi banyak manfaat bagi warga pedalaman. Seperti digunakan untuk menumbuk, menggiling atau sebagai alat menyembuhkan luka. 

Namun, karena keberadaan botol tersebut hanya satu, warga pedalaman mulai saling bersinggungan untuk merebutkan botol tersebut. Tidak tahan dengan kericuhan yang terjadi akibat botol yang dianggapnya pemberian Dewa tersebut, Xi membawa botol tersebut ke ujung dunia untuk membuangnya. Xi beranggapan bahwa Dewa telah memberinya barang jahat. Sebuah pemikiran polos dan naif. 

Dalam perjalanannya ke Ujung dunia, Xi bertemu makhluk-makhluk aneh. Mereka berkulit putih dan memiliki barang-barang aneh yang belum pernah Xi lihat. Xi tidak pernah tau bahwa ada peradaban lain di dunia ini selain suku Bushmen. Dengan polosnya, Xi menganggap mereka adalah Dewa. Yaaa mungkin bagi Xi di dunia ini hanya ada sukunya dan Dewa beserta barang-barang milik Dewa. 

Lucunya lagi, keberadaan pasangan Kate dan Andrew turun meramaikan film. Romansa mereka yang konyol serta kocak namun ringan untuk dinikmati. Andrew seorang yang alergi terhadap wanita, ditugaskan untuk menjemput Kate, seorang jurnalis yang akan menjadi guru di daerah tersebut. Alergi Andrew yang akan bersikap bodoh dan ceroboh saat bersama perempuan, membuatnya selalu tertimpa kesialan saat bersama Kate. Tapi, maaf Andrew, kesialanmu yang ditunggu penonton. 

Dari hanya sebuah bocil kaca hasil kegabutan pilot membuang sampah, tapi mampu membuat suatu perubahan pada sekelompok manusia. Andai pilot tersebut tidak membuang sampah botol tersebut, suku pedalaman tersebut tidak akan saling berebut dan melukai satu sama lain hanya karena menginginkan menguasai botol tersebut. Dan pemikiran naif mereka yang beranggapan bahwa botol tersebut dari Dewa, menunjukkan masih ada di belahan bumi ini yang belum tersentuh teknologi dan modernitas. 

Meski begitu, Xi yang bisa bertemu perababan lain terkesan lebih acuh. Tidak penasaran pada modernitas dan tetap pada tujuannya. Namun tidak selamanya yang primitif itu tidak baik. Mungkin alangkah lebih baik memang suku Bushmen tidak tersentuh modernitas agar tetap terjaga alam sekitarnya. Apalagi suku ini hidup berdampingan dengan hewan-hewan yang sering diburu. 

Xi mengajarkaan bahwa tidak selamanya kebahagiaan itu diukur dari materi dan teknologi. Contohnya suku Bushmen, mereka sempat bahagia hanya karena sebotol kaca. Meski botol tersebut kemudian dibuang, tidak membuat mereka egois dengan mempertahankannya, mereka yakin ada hal lainnya yang dikirim Dewa untuk mereka, tentunya lebih bermanfaat. Hal sederhana lain namun membahagiakan adalah romansa Andrew dan Kate. Sederhana, kebodohan dan kecerobohan, hanya…

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gabut 68

Kucing dan Ikan Asin

Aku