Postingan

Aku

Gambar
Hai, sudah berapa lama tak aku ajak ngobrol? Lama ya? Rasanya aku sudah terlalu banyak berbohong, aku katakan semua baik-baik saja. Apapun pertanyaannya aku akan menjawab dengan kalimat sederhana itu. Aku hanya berharap, kalimat sederhana yang terus aku ucapkan mampu merubah keadaan menjadi 'Baik-baik saja'.  Hei jangan takut, itu hanya televisi kecil berisi detak jantung. Bukannya kamu sendiri sudah bersahabat dekat dengan benda tersebut sedari kecil? Apa yang perlu kamu takutkan. Ah suasana IGD membuatku tidak bisa berkonsentrasi menulis. Aku terheran-heran, kenapa perawatnya baik lelaki maupun perempuan bertubuh boncel?. Masih tinggian papaku, pantatnya besar-besar pula. Aku rasa itu dipengaruhi karena sering berlarian dalam Rumah Sakit. Huh...rumah sakit ini tidak ramah, bintang 1.  Bukannya aku harus kuat ya?. Kata mama, semua harus dikeluarkan, tangisan, rasa sesak dalam batin, keluh kesah sampai kesakitanmu. Mama juga mengajarkan aku untuk jujur.  Tapi aku tidak bisa juj

Kucing dan Ikan Asin

  Baru-baru ini beredar kasus pelecehan seksual yang berada di dalam lingkup univesitas. Korban seorang mahasiswi yang sedang melakukan bimbingan skripsi dengan dekanat mengaku hanya ada ia dan dekanat yang menjadi pelaku pelecehan seksual tersebut dalam ruangan tersebut. Mulanya pelaku hanya menanyakan seputar kehidupan dan pekerjaan. Namun pelaku sering mengatakan kata-kata yang membuat korban risih, seperti kata ‘I love you’.   Korban merasa terkejut dan tidak terima.   Kemudian pelaku mencium pipi kanan-kiri korban dan memegang bahu korban seraya mendekatkan tubuhnya saat korban hendak bersalaman. Palaku juga mencoba mencium bibir korban. Korban merasa terguncang sehingga mengadukan hal tersebut pada salah satu dosennya. Korban juga meminta dosen tersebut untuk menemaninya melapor ke ketua jurusan. Korban yang seharusnya mendapatkan perlindungan malah diintimidasi.   Korban mendapat ancaman untuk tidak menceritakan pelecehan tersebut pada siapapun. Koban juga hanya disuruh

RENCANA JAHAT

            Heyyowww... Welcome back in my blog . Sobat gabut, hari ini saya berencana membuat orang menangis. Haduhh kok jahat, oh tentu saja karena ini penugasan. Hari-hari sebelumnya saya beserta kawan saya Arli sudah survei di berbagai warung. Kami cari warung yang sekiranya orang-orang disana bisa dibuat menangis.             Akhirnya target kami tertuju pada warung di area pabrik-pabrik. Yang saat itu dipikiran saya, mungkin bisa di buat nangis bapak-bapak sopir disana dengan membicarakan topik sensitif seperti perekonomian dan keluarga. Menjadi sopir kan mudah mudah, gajinya tidak seberapa namun resikonya besar, jauh dari keluarga pula. Sampai sana jengjingjeng sepi. Mungkin karena hari Jumat kali ya, jadi bapak-bapak sopir tersebut masih betah ngadem di masjid sesusah beribadah sholat Jumat.            Berhubung saya sudah malas cari warung lain, jadi saya berencana membuat nangis si jaga warung saja. Yang saya tahu wilayah pabrik  yang menjadi lokasi warung merupakan tanah mi

Gara-gara Botol

OPINI FILM THE GOD'S MUST BE CRAZY Heyyow Sobat Gabut, ketemu lagi di blog kegabutan saya. kali ini saya mendapatkan rekomendasi film lawas. Film garapan Ster Kinekor Picturers pada tahun 1980 ini berhasil memecah rekor box-office di tiga negara: Amerika Serikat, Jepang dan Afrika Selatan. Padahal, jika di perhatikan lebih jauh, film ini tidak memiliki alur yang jelas. Sampai akhir film saja tidak diketahui apa yang sebenarnya ingin disampaikan penulis pada film ini. Absurd dan terkesan banyak cerita yang ada didalamnya.  Film ini sendiri kualitas vidionya tidak terlalu bagus, akting pemainnya juga seperti tidak bermain sebuah film. Begitu pure dan fresh seperti film dokumenter. Yang biasanya kameraman selalu selamat, di film ini rupanya kameramannya terlalu banyak berlari. Aneh rasanya film lawas ini direkomendasikan, tumben sekali. Ada apa sebenarnya dalam film ini?. Jalan ceritanya berkisah mengenai seorang dari suku pedalaman suku Bushmen yang hidup di pedalaman Gurun Kalahari

Agama Jawa disekitar Kita

Gambar
 Opini Agama Jawa         Religion of Java, buku yang berasal dari pengamatan dan penelitian Clifford Geertz di Jawa pada 1952-1954. Geertz melakukan penelitian bertahun-tahun di suatu kota kecil di Jawa Timur, disebut Mojokuto, dipilihnya untuk memberikan kontras terhadap kecenderungan tersebut, karena kota kecil itu memiliki penduduk yang melek huruf dengan tradisi yang tua, urban, sama sekali tidak homogen serta sadar dan aktif secara politik. Di Mojokuto terjadi pemandangan budaya, dimana Islam, Hinduisme, dan tradisi animisme berbaur dalam satu sistem sosial. Tidak berbeda jauh dengan Mojokuto, di sebuah desa yang berinisial Pandan Sari juga mempraktekkan hal yang sama.              Dalam buku Religion of Java tersebut -selanjutnya akan dipanggil Agama Jawa saja agar lebih nasionalis- menyebutkan ada beberapa varian dalam praktik keagamaan orang Jawa dan struktur masyarakat Jawa pada umumnya. Varian pertama yaitu Abangan, disini Geertz menyebut varian ini dianut oleh kalangan pet

JANJI MANIS TALIBAN

  TALIBAN Sebelum membicarakan Taliban lebih jauh, alangkah lebih baik mengetahui apa itu Taliban   dan mengapa Taliban saat ini banyak dibicarakan. Taliban merupakan sebuah faksi religius dan politik ultakonservatif yang berkembang di Afghanistan pada pertengahan 1990- an. Kelompok Taliban ini ini muncul seiring mundurnya tentara Uni Soviet, jatuhnya rezim komunis di Afghanistan dan kacaunya ketertiban sipil.   Kata Taliban sendiri berasal dari bahasa Pashto yang berarti murid. Asal muasal nama Taliban didapat dari anggota kelompoknya yang mayoritas merupakan siswa madrasah yang diperuntukkan pengungsi Afghan di utara Pakistan pada tahun 1980- an. Semakin banyaknya dukungan rakyat terhadap Taliban membuat Taliban meenguat, terutama dukungan dari kelompok etnis Pashto selatan Afghanistan dan bantuan dari unsur- unsur islam konservatif   di luar negeri. Bantuan tersebut membuat Taliban dapat merebut Kabul, ibu kota Afghanistan dan meguasai Afghanistan.   Perebutan kedudukan pe

RESENSI BUKU PERS DI MASA ORDE BARU

  Resensi buku ‘Pers di Masa Orde Baru’   Judul buku : Pers di Masa Orde Baru (The Press in New Order Indonesia) Penulis : David T.Hill. Tahun terbit : Pada juli 2011 oleh Yayasan Pustaka Obor Indonesia anggota IKAPI DKI Jakarta bekerja sama dengan LSPP. Jenis : terjemahan. Tebal : 232 halaman. ISBN : 978-979-786-1   Sekilas mengenai sang penulis, David T.Hill, beliu merupakan seorang jurnalis asal Australia yang gemar mengkaji pers di Indonesia. David diakreditasi sebagai Penerjemah dan Penerjemah Bahasa Inggris / Indonesia Profesional (Level 3) oleh Badan Akreditasi Nasional untuk Penerjemah dan Penerjemah (NAATI), Canberra. Dedikasinya pada Indonesia terlihat saat beliau mendirikan Australian Consortium for In-Country Indonesian Studies (ACICIS) pada tahun 1994, sebuah konsorsium lebih dari dua lusin universitas Australia dan internasional yang membantu mahasiswa asing untuk belajar di universitas di Indonesia. badan yang duidirikan oleh David ini mendapatkan pujia