Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2020

Gabut 68

  Catatan Harian si Dina. Rabu 30 Desember 2020. Seharian saat aku nonton Tiktok yang masuk FYP cewek cewek yang mendueti atau mentag Husain Basyaiban. Ituloh Tiktoker dan Selebgram yang suka dakwah onlen. Paras tampan nan menawan menambah daya tarik tersendiri saat melihat dia. Muda, berakhlak dan berwajah khas orang arab membuat kadar kehaluan kaum milenial perempuan. Apalagi   materi materi ceramahnya sangat relite dengan kehidupan pemuda pemudi jaman sekarang membuatnya makin dikenal dengan sebutan udztad muda. Bahkan artis artis banyak yang sudah kenal dengan Husain ini. Membuat bangga karena di usia muda sudah berilmu dan bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Apalagi Husain ini anak Madura, bangga gak itu. Ada anak Madura yang berprestasi. Banyak undangan dari televisi yang masuk tapi dia tidak menerimanya karena rendah hati. Tidak mau semakin terekspos agar tetap menjaga hatinya untuk selalu merendah. Idamanku sekali Husain Basyaiban ini memang, sudah sama sama kelahiran Madura. J

Gabut 67

  Catatan Harian si Dina. Selasa, 29 Desember 2020. Siang tadi saat mengikuti mata kuliah PHI, ada Reppa dan bundanya. Membawa berita mengejutkan, sampai bunda Reppa tergopoh gopoh ingin menyampaikan ke aku. Ternyata gara gara tetanggaku yang pernah aku ceritakan di blog sebelum sebelumnya, Syr dan kakaknya. Syr ini bilang ke ibu dan kakaknya kalau aku dan kembaranku menyuruhnya memanggil Alex dengan sebutan ayah. Karena Alex ini jamet dan sedikit genit ke cewek cewek tetangga dan nama aslinya tidak cocok dengan mukanya, jadi sama orang orang dia dipanggil Yadi. Nah si kakak ini tidak terima anaknya memanggil Yadi ayah. Yadi yang setiap hari ada dirumahku untuk nongkrong bersama yang lainnya membuat Syr tidak diperbolehkan main ke rumahku lagi. Padahal Syr main ke rumahku merupakan sebuah kemajuan setelah dia sedari kecil tidak pernah keluar rumah, faktor malu juga. Pantesan saat main kemarin itu Syr di panggil sambil di bentak oleh kakaknya agar pulang. Awalnya aku tidak ngeh ayah Yad

Gabut 66

  Catatan Harian si Dina. Senin, 28 Desember 2020. Hari ini rumahku ramai sekali, rupanya mereka sedang membuat bonsai. Kali ini omku mengidolakan bonsai waru merah. Seharian ke hutan samping untuk mencari pangkal pohon yang mau di bonsai bersama anak anak Pasukan Mbatin lainnya. Dan ya pulang pulang membawa akar akar pohon banyak sekali, berbagai macam jenis. Apalagi badan mereka yang kotor sekali dipenuhi tanah dan bentol bentol merah akibat di gigit myamuk hutan. Digosok lah itu akar akar agar bersih dari tanah dan akar akar halus kemudian dicuci dengan gosokan dari sikat gigi agar lebih bersih dan cantik. Beda dengan om ku yang suka dengan bonsai dari akar akaran, papaku lebih suka bonsai kelapa. Tahu tidak bonsai kelapa itu bagaimana? Visualnya sama seperti logo Pramuka. Buah kelapanya bertunas begitu dan berakar. Namun kalau bonsainya sendiri lebih cantik, rapih dan estetik. Untuk membuat bonsai kelapa ini rasanya lebih sulit daripada bonsai akar. Jika bonsai akar dibersihkan aga

Gabut 65

  Catatan Harian si Dina. Minggu, 27 Desember 2020. Hari ini aku ke Wisata Sumber Dhuwur, setelah mengikuti senam. Yang membuat aku heran, kenapa tempat ini ramai sekali?. Aku kira ada perayaan apa begitu. Secara Sumber Dhuwur ini adalah punden yang dikelilingi sumber air penuh dengan ikan ikan. Ikan ikan disini dilarang keras diambil, biasanya akan ada perayaan khusus yang diadakan disetiap tahunnya untuk memanen ikan ikan disini. Biasanya dibuka untuk umum dan gratis bagi warga diluar desa tersebut. Tapi anehnya, jarang sekali warga dari desa lain yang mendapatkan banyak ikan. Sedangkan warga desa lokal bisa mendapatkan ikan berlimpah sampai bisa dijual kembali. Perayaan ini dinamakan ‘Bedah Sumber’. Beberapa minggu lalu aku dan papaku sempat kesini untuk melihat lihat. Keadaannya masih sepi penjual dan pengunjungnya. Pikirku memang tidak ada yang   bisa ditampilkan disini. Spot pemandangannya hanya sumber kolam ikan yang dikelilingi pohon pohon beringin besar besar. Dan sebuah makam

Gabut 64

  Catatan Harian si Dina. Sabtu 26 Desember 2020. Hari ini aku tumbang lagi. Batuk dari semalam dan tenggorokan sakit membuat aku sulit bangun dari tempat tidur. Kalau sakit tenggorokan sih sudah biasa karena aku punya penyakit radang tenggorokan, biasanya kumat saat aku makan semangka merah, micin atau sesusatu yang pedas. Aku sudah merasa tidak enak badan sejak minggu lalu. Saat kembaranku, mama dan papaku batuk pilek juga. Sedangkan sekarang giliranku, sakit tenggorokan kemudian disusul batuk dan terakhir muncul ingus di lubang hidung. Sebenarnya aku was was takut ini gejala penderita covid 19. Apalagi akhir akhir ini aku jarang makan. Makan pun hanya saat sore hari, tidak ada selera makan meski lapar melanda perut. Apalagi kepala juga sakit sekali, tapi hanya sebelah. Apalagi penderita darah rendah seperti aku ini akan sangat malah bangun karena efek samping dari bergerak tiba tiba sangat mengjengkelkan. Kalau tidak dipaksa mana mau aku makan. Sungguh rasanya malas sekali. Tapi ma

RESENSI BUKU JEJAK LANGKAH

  RESENSI BUKU ‘JEJAK LANGKAH’   Judul : Jejak Langkah Penulis : Pramoedya Ananta Toer Diterbitkan dan diluaskan : Lentera Dipantara Desain saampul :   Ong Hari Wahyu Editor : Astuti Ananta Toer Cetakan kelima : Oktober 2006 Cetakan keenam : Desember 2007 Cetakan ketujuh : Januari 2009 Cetakan kedelapan : Juni 2010 Cetakan kesembilan : Februari 2012   Jejak Langkah adalah Tetralogi Buru seri ketiga. Naskah ini pernah diterbitkan oleh : 1.      . -  Hasta Mitra, 1985 (Jejak Langkah), edisi Indonesia. 2.        - Manus Amici, 1989/1991 (Veotsporen), edisi Amsterdam, Pent. Henk Maier. 3.       - Da Xue, 1989 (Zu Ji), edisi Beijing, Pent. Huangchen Fang Xiao, Zhang Yuan, Ju Sangbuan Yi. 4.       - Penguin Books, 1990, 1996, 2001 (Footsteps), edisi Australia, Pent. Max Lane. 5.       - Shingkuwara Mekong Published, 1995, 1998 (Soku Seki), edisi Jepang. 6.       - William Morrow & Co. Inc, 1994 (Footsteps), edisi New York, Amerika, Pent. Max Lane.

Gabut 63

  Catatan Harian si Dina. Jum’at 25 Desember 2020. Hari ini aku masih kepikiran tentang kejadian yang aku lihat kemarin. Aku tidak berniat sok tahu atau apa karena aku tidak begitu memahani apa yang sedang terjadi. Jadi kemarin saat di pernikahan tetanggaku itu   ada adegan yang cukup membuatku yang melihatnya miris ingin menangis. Pengantin wanita kan anak bungsu, memiliki kakak yang janda tapi sudah menikah lagi dan sekarang sudah dikaruniai anak perempuan berusia 4/5   bulanan. Nah yang baru aku ketahui ini, ternyata si kakak ini menikah dengan duda anak satu. Si kakak ini memiliki anak yang seumuran dengan anak tirinya, mungkin lebih tua sedikit. Dari pagi saat aku bantu bantu disana, si anak tiri ini selalu mengintili ayahnya, sedangkan ayahnya sibuk dengan adek dan kakak barunya. Sebut saja anak si duda itu A dan anak si janda itu B. Namanya juga ditempat asing, yang dia kenal hanya ayahnya saja, jadi dia sama ayahya terus. Yang aku amati, si B ini tidak suka dengan kehadiran si

Gabut 62

Gambar
  Catatan Haarian si Dina. Kamis, 24 Desember 2020. Hari ini aku ada acara di rumah tetanggaku yang mengadakan hajatan. Aku di undang sebagai terima tamu. Dengan muka full make-up, gamis serta outher kain brokat model kelelawar. Mempelai pria datang pada pukul 14.00 WIB, sedangkan aku di make-up sejak pukul 10.00 WIB pagi. Sampai semalam ini masih belum pulang, sungkan juga kalau pulang padahal tetangga dekat. Mempelai pria datang tepat di jam yang ditentukan. Melihat mempelai wanita membasuh kaki suaminya setelah sang suami menginjak telur membuatku terharu. Rasanya ingin menikah juga. Suasana pernikahan khas jawa membuat aku berhayal nantinya pernikahanku seperti ini tapi lebih mewah, jika aku menikah dengan cowok satu kecamatan denganku. Karena aku ingin sekali adat jawa ngoro. Di adat ini bawaan dari pihak mempelai pria sangat banyak, ada jodang perawan, jodang tutup, tuntunan, cucuk, perabotan dapur, perabotan kamar, dll. Nah jodang perawan dan kawan kawan ini khas daerah ngoro d

Gabut 61

    Catatan Harian si Dina. Rabu, 23 Desember 2020. Tadi pagi diadakan sebuah tumpengan di punden . Ini merupakan kegiatan wajib bagi keluarga yang mau punya hajat. Atau bagi keluarga yang sedang penen berlimpah. Terkadang juga diadakan pada setiap babak pada masa menanam padi. Contohnya saat babat sawah sebelumnya diadakan kenduren di punden , sebelum membajak sawah agar siap ditanami, sebelum menanam, saat masa nyemi agar tidak diserang hama padinya, kemudian saat panen ini biasanya besar besaran. Kalau yang mengadakan para petani gini biasnya mereka bergiliran yang mengeluarkan tumpeng, karena biasnya ada kelompok taninya. Punden sendiri merupakan sebuah makam nenek moyang desa, atau sesepuhnya yang masih di hormati sampai saat ini. Biasanya punden berada di tempat terpencil seperti di tengah sawah. Punden biasanya dikelilingi oleh pohon pohon besar yang memberikan kesan menyeramkan. Sehingga punden sering dianggap tempat angker. Makam leluhur ditempat terpencil dikelilingi poho

Gabut 60

  Catatan Harian si Dina. Selasa 22 Desember 2020. Akhir akhir ini aku suka dengan drama Malaysia. Bisa dibilang sinetron sih. Padahal di Indonesia sendiri cerita dengan tema yang sama seperti itu juga banyak. Ceritanya itu tentang pembully yang jatuh cinta sama korban bullying an nya sendiri. Tapi korban bully nya sudah benci setengah mati dengan si pelaku bully. Dan karena semasa sekolah sering di bully, cewek ini sampai trauma terhadap laki laki. Di Indonesia ada sinetron seperti itu, aku pernah nonton dahulu. Anehnya kenapa yang di Indonesia booming saat episode awal awal saja? Lama lama semakin membosankan dan jalan ceritanya tidak jelas. Tapi saat aku menonton sinetron Malaysia itu terlihat lebih enak di tonton. Adegan adegannya juga tidak lebay dan terkesan natural. Beda dengan sinetron Indonesia yang adegannya klise dan tidak ada kimesteri antar pemain. Apalagi dialog di sinetron Indonesia kaku sekali, terlalu terlalu meniru di skenario. Di sinetron yang aku tonton ini adegan b

MISKIN KW

    Mbah Nah menangis terisak seraya memukuli dadanya, merasa frustasi. Dalam gubuk reotnya tangisnya beradu dengan suara air yang jatuh dari sela lubang genteng sehingga membasahi lantai yang masih berlapis tanah tersebut. Wanita tua itu sedang marah, kesal, kecewa, dan tidak berdaya. Isakannya mengeras saat benaknya memutar kejadian sekitar dua jam yang lalu. “ Ra ono seng ngereken mbahne ta wong wong   iki?” lirihnya meratapi nasib.   Dua jam yang lalu... Rumah pak Rahmad sedang ramai dikerumuni orang. Ramai sekali, sampai sampai rumah gedongan tersebut seperti sedang melakukan bagi bagi sembako gratis. Warga heboh melihat rumah pak Rahmad ditempeli plakat ‘ Keluarga Miskin’. Di Desa Rukawa tersebut memang hanya ada 5 rumah yang terpilih sebagai penerima PKH. Salah satunya adalah keluarga Pak Rahmad. Mbah Nah melihatnya lantas sakit hati, sudah beberapa tahun ini beliau mengajukan diri sebagai pemerima bantuan dari pemerintah. Namun tidak ada tanggapan sama sekali

Gabut 59

  Catatan Harian si Dina. Senin, 21 Desember 2020. Pagi pagi sekali aku sudah kejatuhan cicak. Selain Phobia, aku juga teringat dengan mitos yang mengatakan kalau kejatuhan cicak itu akan mendapat kesialan. Tentu aku ketakutan setengah mati. Apalagi orang tuaku kompak menghampiriku yang menjerit seraya menanyakan dimana dijatuhinya. Di tepuk dan di kibaskan seperti membersihkan debu, katanya supaya kesialannya hilang. Membuatku kepikiran sepanjang hari sehinga tugas tugas   belum beres dikerjakan dan telat dikumpulkan. Aku merasa ini sebagian dari kesialanku. Semakin difikirkan, semakin was was perasaanku. Cemas memikrkan kesialan apalagi yang akan aku adapat nanti. Kebanyakan berpikir membuatku ceroboh dan tidak memperlihatkan kondisi sekitar. Aku lupa menutup pintu belakang, sehingga ayam ayam banyak yang masuk ke dapur. Salah satu ayam remaja bahkan memasuki kamarku. Ayam tersebut mengacaukan kamarku, bahkan ayam tersebut membuang kotoran di radio kesayanganku. Aku semakin berpikir

Gabut 58

  Catatan Harian si Dina. Minggu,10 Desember 2020. Dini hari tadi aku menonton sebuah film drama Malaysia karena tidak bisa tidur. Aku menonton film “Apabila Terbit Fajar” atas rekomendasi kembaranku, katanya sih film ini mengandung bawang. Ternyata benar, baru di awal saja aku sudah mewek. Film ini menceritakan tentang seorang pelajar SMA yang diperkosa tetangganya sendiri sehingga hamil. Agar terhindar dari kucilan tetangga, bayi tersebut diakui sebagai anak dari ibunya si cewek ini. Istilahnya nenek jadi ibu, ibu jadi kakak. Tekanan batin yang dialami Fiza -si korban pemerkosaan- datang dari kedua orang tuanya. Kekecewaan orang tua Fiza membuatnya selalu merasa ada beban yang dipikulnya. Apalagi si ibu tidak mau Fiza memberikan ASI kepada anaknya, karena ibunya slalu menekankan bahwa Fiza ini kakaknya, bukan ibunya, tidak ada seorang kakak yang menyusui adiknya sendiri. Orang tuanya juga sering berlaku kasar pada Fajar –anak Fiza- s4emakin menguatkan rencana Fiza kabur dari rumah b

Gabut 57

  Catatan Harian si Dina. Sabtu, 19 Desember 2020. Lucu, ada yang mengaku presiden mahasiswa beserta wakilnya, padahal hasil yang diperoleh saat pemilu kemarin tidak sampai 25% dari jumlah seluruh mahasiswa. Tetap ada pemilu meski kandidatnya hanya ada satu. Rakyat kampus tidak diberi pilihan lain, kotak kosong pun tidak tersedia. Kenal sama kandidatnya pun tidak. Tidak pernah terlihat dan terdengar adanya kampanye. Tahu tahu sudah suruh nyoblos saja. Kandidat ada satu, untuk memilih Dewan Perwakilan Mahasiswa saja di haruskan memilih kandidat presma wapresma nomor urut satu, tidak ada pilihan lain. Rakyat kampus diharuskan dan dipaksa memilih. Dilihat lihat sepertinya h-1 ada beberapa oknum mempromosikan kandidat tunggal tersebut. Sepertinya dari satu partai yang sama. Beberapa kali ada pesan siaran yang mengingatkan rakyat kampus untuk ikut dalam pemiliihan   dan tidak golput. Yang paling lucu, ada slogan yang berbunyi “ keyakinan itu pilihan, opini itu hak, berbeda pilihan bukan ala

RESENSI BUKU ANAK SEMUA BANGSA

  RESENSI BUKU “ANAK SEMUA BANGSA”   Judul : Anak Semua Bangsa Pengarang : Pramoedya Ananta Toer Genre : Historial Drama Cetakan pertama : Desember 1980 Cetakan kedua : Januari 1981, dengan perbaikan redaksional. (Dilarang beredar oleh Kejaksaan Agung) Cetakan ketiga : Oktober 2000 Cetakan keeempat : Februari 2001 Cetakan kelima : Desember 2001 Cetakan keenam : Oktober 2002 Penerbit cetakan keenam : Hasta Mitra Editor cetakan keenam : Joesoef Isak ISBN : 979-8559-13-9   Tentang penulis Pramoedya Ananta Toer, merupakan salah satu pengarang yang produktif dalam sejarah sastra Indonesia yang lahir pada 6 Februari 1925 di   Blora, Jawa Tengah dan meninggal pada 30 April 2006 di Jakarta. Pramoedya telah memiliki 50 karya dan diterjemahkan kedalam 42 lebih bahasa asing. Selama hidupnya Pramoedya aktif ikut dalam beberapa organisasi, diantarannya: ü   Anggota Nederland Center, ketika masih di Pulau Buru (1978) ü   Anggota kehormatan seumur hidiup dari Inter