Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2020

Gabut 38

  Catatan Harian si Dina, Senin 30 November 2020. Tadi pagi aku bangun kesiangan, baru kali ini aku bangun se siang ini, pukul 08.00 WIB loh. Sudah mentereng sekali itu matahari, ini gara gara aku kecapekan jadi semua badanku ini susah di gerakin dan aku balas dendam gara gara tidak tidur dengan tidur seperti simulasi orang mati. Dan aku di bangunin dengan teriakan tanteku karena mamaku nyariin. Tahu rasanya di bangunin paksa? Ya seperti itulah aku. Kepala pusing, nyawa belom ke kumpul, dan yang pasti mood seharian ini pasti jelek. Seriusan aku jadi males ngapa ngapain. Habis vc dengan keluarga di mojokerto aku balik rebahan, tidak ada semangat mgapa apa. Nyuci baju pun rencananya ntar habis kelas PKN saja pikirku. Jadi saat aku ngerjain soal kuis yang di berikan dosen sambil tengkurep karena kakiku di pejetin mas ku, sedangkan masku yang satunya nyetelin lagu lagu Tiktok favoritku. Mood lumayan naik lah berkat mereka berdua. Selesai mata kuliah PKN aku ada kelas lagi PHI atau PIH begi

Gabut 37

  Catatan Harian si Dina, Minggu 29 November 2020.cerita ini melanjutkan dari blog sebelumnya. Kami ngobrol ngombrol lah sampai tengah hari sambil ngelosotan begitu, persis gembel poll. Apalagi baju menggembel gini, celana trining kelas 7 SMP dan sandal jepit, aku berasa di prank mbaknya. Kami ngobrol terus untuk mengakrabkan diri berharap untuk dapat mengenali sifat dari teman teman seperjuangan ini. Sambil lihat lihat orang orang mancing disuangai atau apa itu aku tidak tahu, dan sok sok an menilai orang orang yang memancing dengan kata lain   berghibah. Yang ku herankan ini ada anak yang namanya Salman, anggota yang di keluarkan, tapi namanya jadi beken. Ap apa Salman, aku penasaran bagaimana sosok wuujud penampalan Salman yang meresahkan ini. Pukul 01.00 WIB kami dapat materi dari mas Surya tentang Nasionalis. Lama kita diskusi sampai 2 jam karena materi ini sangat bagus, kami bahkan saling sanggah saat mengeluarkan pendapat. Tidak tahu ini kenapa mas Surya suka ngincer pendapatku

Gabut 36

  Catatan Harian si Dina, Sabtu 28 November 2020. Bingung aku sebenernya, kalau menurut mbak El catatan harian ku itu tidak bermakna. Mbak El tidak bilang punyaku sih, tapi aku merasa. Karena aku suka ku tulis apa saja yang ku lakukan meski itu hal gabut. Duh males aku, saat menulis ini mbakku lagi telponan sama pacarnya dan tanya nanyain kegiatanku begitu, biasanya gk suka begitu. Aku tahu dia begitu karena caper ke pacarnya, agar terlihat punya kehidupan dengan belagak sibuk di rumah. Tidak papalah ini catatan harian sedikit tidak bermakna karena kalau terlalu bermakna jadinya sama dengan catatan perjalanan. Jadinya ya begini saja, jujur ini aku susah mikir karena saat mengetik gini kakiku nyut nyutan. Jadi saat pagi hari kami semua anak angkatan 2020 berkumpul di kost tidak tahu ini kost siapa jadi kita sebut kostan kating saja. Pukul 05.00 WIB kita kulpul sesuai arahan mas mbaknya, aku dan Viola menjadi orang pertama yang sampai saking tepat waktunya. Setelah itu kami di beri mater

Gabut 35

  Catatan Harian si Dina, Jum’at 27 November 2020. Hari ini aku akan berangkat diklat, pagi pagi sekali aku sudah mencuci baju agar saat pulang nanti tidak terbebanni pekerjaan rumah. Dari pagi aku menyiapkan segala hal yang perlu di bawa. Keluargaku pun ikut riweh, ada yang maui membawakan ini lah, itu lah, sampai tasku tidak muat lagi. Alhasil aku mengurangi barang bawaanku agar muat di tas dan tidak berat. Camilan yang mau ku bawa ku kuran;gin separo, baju baju juga ku ambil sebagian karena merasa tidak perlu bawa banyak banyak. Pukul 06.30 WIB aku selesai mencuci sekaligus menjemurnya. Setelah menjemur aku rebahan sebentar sekalian membaaca buku di Hp yang berjudul “SAMAN”. Aku sudah berada di bagian akhir dari cerita ini, aku radak malu membacanya karena bahasanya yang terlalu vulgar. Tapi tidak apa, buku ini bagus karena sudah membuka ;ikiranku. Penulis pandai dalam mengekspresikan pikirannya dalam suatu karya tangan berupa novel ini. Cerita yang di tulis bukan sekedar untaian ka

Gabut 34

  fhfu

Gabut 33

  Catatan Harian si Dina, Rabu 25 November 2020. Hari ini aku bangun dengan estetik, yaitu dengan mengulet ala tarian ular. Apalagi tiba tiba badanku yang asyik mengulet ini di tindih oleh dua bocil, Aidil dan Fira. Apalagi mereka berdua main sambil loncat loncat. Aku menduga dalam hati pasti bentar lagi mereka bertengkar. Dan terjadilah firasat ku tadi tidak lama kemudian, Aidil yang jahil dan Fira yang cengeng merupakan perpaduan yang pas. Aku cuman diam memperhatikan mereka, selain tidak tahu cara menenangkan bocil bertengkar, nyawaku juga belum sepenuhnya terkumpul. Dimana mana pasti aku kebagian jaga bocil, tidak di rumah Mojokerto tidak di rumah Madura sama saja. Kemudian aku bangkit untuk cuci muka dan skincarean pagi. Aku ke teras karena para bocil kumpul di situ, ada Rifda juga, adeknya Fira dan Nana. Rifda ini masih bayi baru berumur 2 bulan, tapi sudah gembul banget, pipinya tumpeh tumpeh. Setelah puas main sama bocil aku ke kamar untuk rebahan sambil baca Wattpad , ada mas

Gabut 32

  Catatan Harian si Dina, Selasa 24 Novembar 2020. Hari ini aku memulai hari dengan cuci piring, malas sebenarnya. Dengan kondisi masih mengantuk, aku cuman duduk diam merenung melihat banyaknya tumpukan piring, gelas dan alat masak yang kotor berserakan sekaligus mengumpulkan nyawa yang tertinggal di kasur tadi. Gini ini kalau anggota keluarganya banyak, cucian pun banyak. Aku terlanjur capek duluan sebelum mengerjakan ini semua saat melihat piring, mangkok masih kotor ada bekas nasinya. Kebiasaan memcuci piring yang berbeda dengan rumah yang di Mojokerto membuatku kesulitan. Di rumah Mojokerto setiap piring kotor harus bebas dari sisa makanan agar memudahkan yang mencuci, beda dengan disini. Terkadang jika tidak ada yang mau mencuci piring, kami akan memanggil orang untuk mencucinya dan kemudian di bayar. Tidak lama mbakku datang menolong agar cepat selesai mencucinya. Dia bertugas sebagai yang menyabuni, aku bertugas sebagai yang membias. Setelah di bilas semuanya di susun dalam bak

Gabut 31

     Catatan Harian si Dina, Senin 23 November 2020. Hari ini merupakan hari pertamaku di rumah Madura. Pagi hari aku bangun kesingan, tapi tidak apa apa. Kemudian aku cuci muka dan mempersiapkan selaga alat yang di butuhkan untuk kelas hari ini. Kalau di rumah Madura gini, aku akan melakukan kelas daring di kamar mas sepupuku. Karena di sana ada stop kontak dan kipas. Ehh saat aku menulis ini ada petir dan geluduk saling bersahutan, takut aku jadinya. Saat aku melihat Hp dan membuka group Whattsapp kelas barang kali ada informasi mengenai kuliah hari ini, karena biasanya mata kuliah PPKN ini dosenya suka gonta ganti waktu mulai kelas. Nah saat ku lihat ternyata kelas hari ini diganti dengan kuliah umum. Malas sekali rasanya mengikuti kelas saat mendung dan tidak ada jaringan seperti ini. Karena jaringan sulit, jadi aku minta screensoot materi di zoom kuliah umum hari ini ke salah satu temanku. Jangankan buat zoom meeting , buat buka Whatsapp saja susah, jamkot mulu daritadi. Set

Gabut 30

  Catatan Harian si Dina, 22 November 2020. Hari ini rencananya aku akan ke Madura pada sore harinya. Dari pagi aku sudah bangun untuk berangkat ke Car Free Day dan senam. Pagi pagi aku dan kembaranku ke CFD   hanya untuk membeli kerudung bergo warna abu abu pesanan mama dan celana kulot plisket diskonan untuk ku dan kembaranku, aku warna cream kembaranku warna hijau teletong, tidak lupa pentol putihan titipan Reppa. Aku pulang lewat perapatan karena ku kira senam sudah di mulai, ternyata belum. Setelah menaruh sepeda dan memberikan pentol pesanan Reppa aku segera ke perapatan. Pukul 08.00 WIB, instrukturnya baru datang dan senam di mulai. Hari ini instrukturnya masih muda dan membuat banyak bapak bapak yang melihat senam. Karena senam tadi di mulai terlalu siang jadi panas sekali dan instrukturnya minta pindah tempat. Setelah pindah posisi senam pun di mulai lagi, karena sudah masuk tahap pendinginan. Tidak lupa goyangan Tarek Ses Semongko yang harus ada di setiap senam. Setelah sen

Gabut 29

Catatan Harian si Dina, 21 November 2020. Kemarin aku habis menulis blog lanjut baca Wattpad kemudian tertidur. Paginya aku bangun pukul 08.00 WIB. Aku langsung cuci muka, pakai sunscreen kemudian keluar ke teras untuk nongki nongki. Entah kenapa hari ini aku merasa tidak sada kerjaan yang harus dilakukan, santai saja begitu. Pagi ku di awali sdengan berghibah bersama anak tongkrongan yang tumben tumbenan masih pagi tapi sudah bangun. Kemudian aku kekamar untuk rebahan dan baru ingat aku harus segera mengumpulkan lembar amaliyah. Tak lama Reppa muncul di kamarku dengan di tatah omku. Aku sadar akan keberadaanya saat dia cegukan. Reppa ini saat cegukan akan berlangsung seharian meski sudah minuk banyak. Aku main dengan Reppa, suara Reppa sangat menggemaskan meski tidak jelas. Aku juga mengajari Reppa suara suara hewan dan bernyanyi, Reppa hanya mendengarkan dan mengangguk angggukkan kepala saja, lucunya. Tidak lama datang Syakira yang langsung bermanja manja karena tangannya luka. Pada

Gabut 28

  Catatan Harian si Dina, 20 November 2020. Semalam setelah aku menulis blog aku melakukan hal rutin yang biasa ku lakukan yaitu scroll Tiktok di Instagram dan baca Wattpad . Kemudian tidur deh. Paginya seperti biasa bangunnya, tapi hari ini papa membangunkanku lebih awal karena di luar ada Hanan, anaknya Om Thole sedang cukur rambut. Saat aku keluar ternyata ada Reppa bersama mbahnya. Reppa saat melihat ku langsung terlonjak senang, saat ingin ku gendong dia malah meraih tanganku untuk mengajaknya mentatah. Rupanya Reppa ingin ke Hanan yang duduk anteng meski sedang di potong rambutnya oleh papaku. Tidak seperti bayi lainnya contohnya saja Nabil, sepupu Hanan yang berusia 2 tahun sangat histeris saat di cukur rambutnya beberapa hari yang lalu, bayi 16 bulan ini bahkan cuman diam diatas kursi kaayu kecil sambil bermain kuas. Reppa yang menghampirinya pun tidak dia hiraukan, tapi saat Reppa mau merebut kuas di tangannya dia bereaksi. Reppa dan Hanan saling menjerit dan mengoceh, mu gk

Gabut 27

  Catatan Harian si Dina, 19 November 2020. Kemarin ada Amreta di rumahku, si bocah cantik itu ku ajarin membaca dan menulis. Ada pula Reppa, ini bocil saat tahu ada anak kecil lain di rumahku pasti dia ingin ikutan main. Reppa itu cemburuan, jangankan sama bocil lain, aku kumpul kumpul bareng keluarga di teras terus dia lihat saja Reppa sudah jerit jerit kesal. Apalagi saat kemarin perhatianku hanya tercurahkan ke Amreta saja. Mamaku meminta agar aku dan kembaranku mengajari Amreta membaca dan menulis dan berkomunikasi, karena Amreta ini tidak bisa bahasa manusia. Mungkin ini cerita yang luput tidak ku ceritakan di blog sebelumnya atau sudah pernah, entah aku lupa. Pernah suatu siang Amreta main ke rumahku, tidak tahu siapa yang mengajak. Tiba tiba saja dia ada di kamar kembaranku nonton tayangan Upin-Ipin, Amreta menyebutnya Kemet . Sampai pukul 14.00 WIB kalau tidak salah, dia ada di rumahku kemudian di jemput maminya. Saat di jemput ini ada banyak drama, dia tidak mau pulang sampai

Gabut 26

  Catatan Harian si Dina, Rabu 18 November 2020. Aku akan menceritakan saat kemarin aku bermain volly. Jadi kemarin itu aku dan kawan kawanku tidak main di lapangan yang biasanya, tapi kami main di lapangan yang satunya, yang sebelumnya terendam banjir. Sebenarnya ini lapangan yang asli, berhubung saat itu terjadi hujan deras disertai angin yang menerjang desaku yang luas banget ini dan beberapa desa tetangga. Seperti yang pernah kuceritakan di blogku saat aku berbincang dengan orang asing di warkop saat itu, nah jalanan yang ambles itu kejadiannya juga bersamaan dengan terendam banjirnya lapangan volly, karena hujan yang sama. Berhubung lapangan volly ini merupakan bekas sawah yang di tanah dan pasir, jadi saat setelah banjir surut kondisinya jadi kacau. Banyak sampah dan tunggak yang tersangkut disana. Apalagi kubangan dengan bau comberan juga tersebar sepanjang lapangan semakin memperparah kondisi lapangan yang tidak dapat digunakan. Sebagai remaja produktif, tentu tidak bisa tingga

Gabut 25

  Catatan Harian si Dina, Selasa 17 November 2020. Cerita ini di mulai setelah magrib. Seperti biasa aku selalu menyempatkan diri untuk menonton sinetron “Perempuan Pilihan”. Peran brengsek mas Faris itu yang bikin aku puas melampiaskan makian. Kalau sudah besambung, aku akan ke kamar dan keluar nonton tv kalau sinetron “Putri untuk Pangeran” bersambung. Gara gara mas Al sering muncul di FYP Tiktok , aku jadi penasaran dan suka nontonnya. Awalnya cuman mamaku saja yang suka menontonnya, tapi lama lama aku jadi terhanyut dalam alur ceritanya yang suka bikin kesal. Peran mas Al ini suka bikin ibu ibu jejeritan karena ekspresi wajahnya yang dingin dan tegas, tapi sekalinya senyum suka bikin klepek klepek. Memang sih peran mas Al ini damagenya bukan maen bikin halu. Di Wattpad saja aku lebih mengidolakan cast dewasa seperti pekerja atau anak kuliahan daripada remaja SMA, contonya seperti: 1. Gatrandi Adrian ( Agen CIA Amerika di cerita Lass Masion). 2. Jayden ( Polisi di cerita Wife

Gabut 24 ori

  Catatan Harian si Dina, Senin 16 November 2020. Kemarin sehabis magrib, dua temanku, Santi dan Kacu datang ke rumahku. Padahal aku masih belum mandi dan ngisis di bawah kipas, berniat menghilangkan keringat. Mereka kesini untuk mempersiapkan suprise untuk lamaran linda yaitu berupa donat pizza . Iya, kita tidak jadi untuk memberikan sorvenir karena stok sedang habis. Jadi mereka berdua itu bertugas membeli donat dan aku serta kembaranku bertugas menprint kata kata ucapan beserta foto kebersamaan kita yang akan di tempelkan di kotak donat. Setelah beres, kita berangkat ke rumah tetangganya Linda. Sebenarnya kami ingin hadir disana, tapi dikarenakan masih pandemi covid-19 jadi tamunya dibatasi. Saat akan berangkat, Reppa menangisi salah satu temanku yaitu Kacu. Kenal saja tidak, tapi minta ikut, dasar Reppa. Setelah membujuk Reppa kami berangkat meski Reppa masih meringik ringik. Kami harus memutar arah agar tidak lewat didepan rumahnya Linda. Sampailah kita di depan rumah tetanggany

Gabut 24

  Catatan Harian si Dina, Minggu 15 November 2020. Aku akan melanjutkan cerita yang kemarin ku skip . Jadi aku kemarin itu di ajak remaja RT main volly. Kami cuman berempat saat itu, kalah jumblah dengan anak cowok yang hampir 20 orang. Apalagi banyak yang tidak di kenal pula. Itu dikarenakan lapangan volly ini berada di 2 RT, yaitu RT 05 dan RT 06. Kami mendapat 2 pelatih, untung saja pelatihnya cewek, jadi tidak terrlalu canggung. Namanya juga masih pemula, kami lebih sering ngambil bola yang menggelindig jauh daripada main pasing pasingan. Baru awal main saja aku sudah membuat bola volly tersangkut di pohon pepaya. Kemudian ada bola yang   kecebur kekolam juga karena aku yang memukulnya terlalu keras.yang paling parah ketika aku memukul bola sampai mengenai kepala tetanggaku, untungnya dia tidak marah dan malah becandain aku. Setelah aku memukul bola sampai ke genteng rumah orang, kami pamit pulang. Seperti yang ku ceritakan kemarin, kami di traktir pentol oleh para remaja lawas yan

Gabut 23

  Catatan Harian si Dina, Sabtu, 14 November 2020. Cerita ini di mulai sebelum aku menulis blog kemarin, tepatnya sore hari. Kemarin sore aku main sama Reppa, dia minta di tatah ke perapatan . Capek juga ternyata menatahnya , sedangkan yang di tatah semangat selalu ingin jalan jalan terus. Magribnya aku masih main bersama Reppa di teras rumah, kemudian aku janjian bersama temanku untuk COD di kuburan. Jadi kita itu punya rencana beli sovernir untuk di berikan pada salah satu sahabat kami yang bernama Linda. Yang rencananya tanggal 16 bulan ini akan mengadakan lamaran. Jadi aku bersama ke 6 sahabatku ingin memberikan kenang kenangan sebagai simbol bagi yang pertama nikah. Sahabatku si Arlandi ini yang menampung uang iuran dari kami semua, dan meminta ketemuan di kuburan saja. Itu karena rumahnya dekat area pabrik yang gelap, jadi karena aku takut jadi janjian saja di tempat terang. Dan tempat terang itu adalah si Gerbang Merah alias kuburan. Mana jum’at malam lagi, sepi pula, nunggu

Gabut 22

  Catatan Harian si Dina, Jumat 13 November 2020. Cerita ini di mulai saat setelah magrib. Aku akan melanjutkan cerita selanjutnya yang ku ceritakan kemarin. Setelah magrib Reppa ke rumahku, dia main sambil merambat di meja ruang tamu untuk belajar berjalan. Oh iya, Reppa punya keahlian baru lho... dia bisa menutup hidung jika ada yang bilang “ ihh Reppa bau eek”. Ekspresi polosnya saat menutup hidung itu sangat lucu, apalagi hidungnya yang mungil itu akan dia tekan saat menutup hidung. Tidak lama, datang bocil yang satunya, si Kaisha. Kaisha datang bersama ayah ibunya,tumbenan datang malam malam. Apalagi Kaisha memakai koas kaki pula, kata Mas Ut, ayah Kaisha, dia ingin pakai kaos kaki cantik buat di kasih lihat ke mbak. Reppa yang tahu keberadaan Kaisha mulai rewel dan cemburu. Dia mencara perhatian mama yang sedang memegangi Kaisha agar mau berjalan. Reppa mulai mendorong dorong dan menabok Kaisha, lucunya jika Reppa cemburu. Lama kelamaan Reppa mulai rewel dan menguap, ini memang s

Gabut 21

  Catatan Harian si Dina, Kamis, 12 November 2020. Kemarin setelah aku menulis Catatan harian, aku lanjut melihat Tiktok di Instagram dan baca Wattpad serta sebuah cerita di WPS. Kemudian aku sepertinya tertidur, jujur saja aku ini selalu lupa dengan kejadian semalam. Jadi aku menceritakan kejadian kejadian sebelum menulis blog saja yang tidak tertulis di blog sebelumnya. Kemarin kan ada diskon 11.11 dari Shopee , aku tidak menyia nyiakan itu. Jadi aku belanja deh sesuka hatiku barang murah murah tapi lucu. Malamnya semua stasiun tv di isi program Shopee semua, aku kesal karena sinetron favoritku tidak tayang. Yasudah aku bermain Cajon saja. Bermain Cajon ini membuat tangan kebas dan ujung jari berubah jadi ungu bagi pemula, itu menurutku karena aku mengalaminya. Saat di tv ada artis yang sedang bernyanyi aku dengan siap mengiringinya. Beberapa artis Indonesia yang kuiringi nyanyiannya dengan alunan Cajon ku adalah, Tiara Andini, Aurel Hermansyah, Marion Jola, dan beberapa arti

Gabut 20

  Catatan Harian si Dina, Rabu 11 November 2020. Setelah menulis blog kemarin aku bermain Cajon di teras rumah bersama anak tongkrongan. Cajon (dibaca : Kahon) adalah sebuah alat musik perkusi (alat musik pukul) seperti box drum yang berasal dari Peru. Sepertinya aku kecanduan bermain alat musik ini. Meski permainanku tidak jelas dan terkesan abal abal , tapi aku tetap suka memainkannya. Bunyinya yang nge bass seperti drum , membuat pemainnya memiliki semangat lebih. Perasaan jadi tersalurkan saat memukul Cajon ini, terlampiaskan semua emosi. Aku suka dan memcoba mempelajarinya secara otodidak. Setiap kesempatan aku akan duduk di atasnya dan memukul mukul sesuka hatiku yang penting sesuai nada lagu bagiku. Setelah capek main Cajon , aku berniat beli es di warung. Tentu saja sembunyi sembunyi dari kedua orangtuaku. Apalagi aku hanya mempunyai uang Rp. 1.000-, yang pasti tidak bisa untuk membeli Nutri sari , standar kesehatan dari orangtuaku saat aku ingin beli es, agar tidak batuk k

Gabut 19

  Catatan Harian si Dina, Selasa 10 November 2020. Cerita ini di mulai setelah aku menulis blog kemarin malam. Semalam rencananya aku ingin maskeran, tapi karena malas jadinya gagal. Setelahnya aku sholat isya, skincarean , dan lanjut rebahan sambil scroll Tiktok di Instagram dan baca Wattpad . Jujur saja aku tidak bisa tidur karena anak tongkrongan masih riuh bermain musik. Oh iya mereka latihan musik untuk acara party tahun baru yang akan di adakan kurang dari 2 bulan dari sekarang. Para remaja di harapkan menampilkan bakat mereka walaupun sekedar bernyanyi. Akupun tertidur meski sudah larut sekali dan hampir tengah malam itupun juga karena radioku suka ganti ganti saluran sendiri dan membuat tidurku tidak tenang. Paginya aku bangun seperti biasa, sholat shubuh dan tidur lagi, jujur aku mengantuk sekali karena semalam tidur terlalu larut. Setelah di bangunkan papa seperti biasa, aku keluar ternyata ada Reppa di warung depan rumah. Aku kesana dan bermain, beberapa menit kemudian te

Gabut 18

  Catatan Harian si Dina, 09 November 2020. Kemarin malan aku kelelahan setelah mengerjakan tugas Pengantar Hukum Indonesia. Jadinya langsung rebahan sambil scroll Tiktok dan baca Wattpad seperti biasa. Paginya setelah sholat subuh aku mencharger laptop karena semalam terlalu larut untuk mencharger . Setelah itu aku tidur lagi dan bangun pukul 06.00 WIB, dan segera ke teras karena ada Reppa. Setelahnya aku bersiap karena hari ini mapel PKN kelompokku mendapat jatah presentasi tentang Sistem Pemilu di Indonesia. Ternyata kelas di undur sampai pukul 10.00 WIB, tentu ini membuat anak kelasku kesal. Karena kelas Pengantar Ilmu Hukum di mulai pukul 10.25 WIB dan diadaka pre test Ujian Tengah Semester. Rumahku sepi karena kembaran dan papaku pergi membeli Handphone untuk kembaranku karena Handphonenya dari semalam erorr dan mati. Sampai pukul 10.10 WIB link belum juga turun, membuat kami makin resah. Link   turun pada pukul 10.12 WIB dan anak kelas F sudah presentasi duluan, semaki

Gabut 17

  Catatan Harian si Dina, Minggu 06 November 2020. Aku akan cerita di mulai dari acara perkumpulan remaja di rumah Mas Heru kemarin, berhubung kemarin kami membahas agenda tahun baru jadi sangat lama. Sebenarnya sudah biasa saat kumpul kumpul begitu kami pulangnya sangat larut, bahkan ketika mendekati acara kami sering pulang tengah malam. Beruntungnya kami semua menjadi semakin akrab dan hafal dengan sifat dan kebiasaaan masing masing. Kemarin kami kedatangan tamu dari salah satu komunitas pecinta reptil di salah satu universitas yang ada di malang yang ingin mengadakan sosialisasi “Penanganan pertama saat menghadapi ular dan menjinakkanya” . Kami di ajarkan untuk mengenali jenis ular terlebih dahulu sebelum di bawa ke rumah sakit saat tergigit ular. Karena penawar yang akan di berikan berasal dari bisa ular Welang Weling dan entah ini satunya apa, aku lupa. Jika penawar dan jenis ular yang menggigit bebeda maka akan mempercepat kematian karena penawar tersebut tidak memerangi apa apa

Gabut 16

  Catatan Harian si Dina, Sabtu 05 November 2020. Cerita di mulai ketika aku selesai menulis blog kemarin. Tapi aku lupa kemarin aku apa saja. Yang ku ingat hanya kegiatan wajibku yaitu scroll Tiktok di Instagram dan baca Wattpad di tambah dengan berghibah bersama mam, papa dan kembaranku yang rutin di lakukan setiap malam. Pokoknya setelah skincarean aku tidur. Dan paginya bangun seperti biasa untuk sholat subuh, bantu bersih bersih kemudian lanjut tidur. Biasanya aku akan di bangunkan papaku saat akan berangkat kerja untuk salim dan aku akan buka Handphone untuk melihat apakah ada notif penting kemudian lanjut scroll Tiktok . Berhubung hari ini tidak ada kelas mata kuliah pagi jadi aku santai saja. Sekitar pukul 08.00 WIB papa pulang kembali ke rumah membawa Kaisha. Entah kenapa papaku tidak jadi berangkat padahal tadi sudah siap. Masih ingat Kaisha? Itu anak mas sepupuku yang masih berumur 16 bulan. Aku pun memutuskan untuk ke teras bersama Kaisha untuk bermain bersamanya. Suara

Gabut 15

  Catatan Harian si Dina, Jum’at 05 November 2020. Seingatku semalam tidak ada kejadian yang perlu di ceritan karena hanya ada kegiatan monotonku saja. Seperti biasa kegiatanku di kala malam hanya scroll Tikto k di Instagram dan baca Wattpad saja. Tidak ada kegiatan lain yang unik, palingan kegiatanku yang lain cuman sekedar menengok ke teras melihat anak tongkrongan saja. Di lanjutkan dengan tiduran sampai ketiduran beneran tapi tenang, aku sudah sholat isya dan skincare -an buat malam. Paginya aku bangun untuk sholat subuh dan lanjut tidur tidak seperti biasanya yang akan bantu bantu bebersih rumah, entahlah pagi ini aku ngantuk sekali. Aku dibangunkan saat papa akan berangkat kerja untuk salim dan aku menghidupkan Handphone . Yang kudapat notif pertama bukan dari gebetan, doi atau orang spesial lainnya, tapi notif group Whatsapp yang memberitahukan bahwa hari ini ada kelas pengganti Pengantar Hukum Indonesia untuk mengganti materi hari rabu kemarin yang libur. Sebenarnya tidak a